9. Mabuk

9.2K 544 8
                                    

🌸Jangan lupa vote🌸


Ketika aku membiarkanmu masuk ke duniaku, maka dirimu sepenuhnya adalah milikku.





Halo?

Malam, tuan. Saya sudah mendapatkan informasi mengenai nona amanda. Siang ini saya akan ke ruangan anda.

Bagus.

***

Saat ini amanda dan bu lina sedang menyirami bunga ditaman, meskipun lina sudah menolak bantuan amanda, tetapi amanda tetap bersikeras ingin membantu.

"Wah, bunga disini banyak sekali. Ternyata sion suka bunga ya." Ucap amanda sambil mengamati bunga-bunganya.

"Tidak non, tuan sama sekali tidak suka dengan bunga. Nyonya yang menyuruh saya untuk menanamnya." Jawab lina sembari memotong ranting-ranting.

"Nyonya? Ibu sion?" Tanya amanda terkejut.

"Iya, non." 

"K-kapan orang tua sion akan pulang, bu?" Amanda mulai merasa takut, ia takut jika nanti orang tua sion akan menganggap ia perempuan sembarangan. Atau bahkan sion akan mengusirnya sebelum kedua orang tuanya pulang.

"Rumah sion dan orang tuanya berbeda, nona. Ini adalah rumah hasil kerja keras tuan sion, tuan sudah tidak tinggal bersama orang tuanya semenjak umur 16 tahun." Kini lina mengajak amanda untuk duduk bangku taman.

"16 tahun? Berarti sekarang ia lebih tua dari aku? Sungguh tidak sopan aku memanggilnya dengan nama saja." Ucap amanda sambil menepuk jidatnya.

"Tapi tuan kan tidak marah, non." Balas lina sambil menuangkan secangkir teh untuk amanda.

"Oh ya bu, kenapa sion tidak tinggal bersama orang tuanya? Apakah hubungan mereka ada... masalah?" Amanda mengucapkan kalimatnya dengan suara pelan.

"Sama sekali tidak non, mereka hanya ingin tuan lebih mandiri." Ucapnya sambil tersenyum, setidaknya hanya itu yang lina tau.

"Aku khawatir bagaimana jika mereka tau ada perempuan yang bahkan asalnya tidak jelas tinggal dirumah anaknya." Balas amanda sambil menatap cangkir yang memantulkan wajahnya. Ia sangat khawatir, apakah ia harus segera keluar dari rumah ini?

"Jangan khawatir non, jika tuan sudah membiarkan anda tinggal itu berarti tuan sudah tau segala konsekuensinya." Lina berusaha untuk menghilangkan rasa khawatir amanda yang dibalas senyum tipis amanda.

***

Sion sudah pulang dari perusahaanya sejak 30 menit yang lalu, kini ia sedang duduk di ruang tamu setelah selesai membersihkan diri. Sebotol wine menemani malam sunyi dan pikiran kalutnya.

Flashback on

"Siang tuan." Ucap seorang laki-laki yang tak lain adalah james, tangan kanan sion.

Sion menunggu kalimat selanjutnya dari mulut james dengan serius.

"Menurut informasi yang saya dapatkan, nona amanda merupakan anak kandung dari pengusaha butik. Nona amanda memiliki 1 adik perempuan. Dan..."

"Apa?" Tanya sion dengan tenang.

"Kehidupan nona amanda cukup menyedihkan, tuan. Ia sudah mendapatkan perlakuan yang tidak pantas sejak kecil. Nona amanda sering mendapatkan kekerasan oleh orang tuanya sendiri, sikap adiknya yaitu vina juga tidak kalah buruk. Dimasa sekolahnya dulu, adik nona amanda selalu menyebarkan berita-berita tidak baik tentang nona amanda, akibatnya nona juga menjadi salah satu korban bully."

Emosi sion sudah mencapai puncaknya, tanpa disadari ia mengepalkan tangannya dengan keras.

"Apa yang harus saya lakukan selanjutnya tuan?" Tanya james dengan hati-hati, jujur saja james bahkan sangat takut melihat ekspresi sion saat ini. Mata tajamnya seakan siap untuk membunuh orang.

"Bangkrutkan mereka."

Flashback off

Amanda turun untuk mengambil minumannya, ketika ia membuka lampu, betapa terkejutnya amanda melihat sion sedang duduk di sofa. Amanda pun datang menghampiri sion dan duduk disebelahnya.

"Wah.. ada sapu berjalan." Ucap sion sambil menunjuk sembarang arah, sion mabuk.

"Sapu jalan? Hahaha kau mabuk." Balas amanda dengan tawanya, sion menyadari kedatangan amanda dan malah berkata

"Dan kau, kenapa ada domba dirumahku? Sejak kapan aku memelihara domba??" Sion menjerit dan memeluk dirinya sendiri dengan gaya yang lucu.

Ditatapnya amanda cukup lama...

"Baru pertama kali aku melihat domba secantik ini!!" Lanjut sion sembari menyentuk ujung rambut amanda. Amanda dibuat terkejut, ia tau sion sedang mabuk tapi tetap saja mengatakannya cantik dari mulut sion sendiri membuatnya gugup.

"Berhenti minum, kau sudah mabuk." Amanda mengambil gelas sion dan meletakkannya di meja.

"Hei domba, boleh aku bertanya?" Tanya sion sambil mengerucutkan bibirnya lucu, kedua tangannya menangkup wajah amanda dengan lembut.

"A-apa?" Tanya amanda semakin gugup.

"Mengapa dia bisa setegar itu, mengapa mereka tega melaku-" belum sempat sion melanjutkan kalimatnya, ia sudah pingsan ke dalam pelukan amanda.
Amanda bahkan tidak mengerti apa yang sion katakan, dan posisinya sekarang membuat jantungnya berdetak kencang. Bagaimana tidak? Sion pingsan dengan posisi memeluk amanda dan bahkan ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang amanda dengan erat. Amanda bahkan susah untuk bernapas.





🌸thanks for reading🌸

Lost✅ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang