🌸jangan lupa vote🌸
Berpisah bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Amanda pun memutuskan untuk mencoba membuka pintunya, dan untungnya tidak terkunci. Amanda berjalan pelan memasuki ruangan tersebut, dan apa yang ia lihat selanjutnya benar-benar membuat debaran jantungnya berdetak tak karuan.
Ia sudah paham maksud "bahaya" yang james katakan.
————————
Selepas mengantar amanda ke rumah sakit, sion tidak langsung pulang, ia menunggu hingga berjam-jam hanya untuk memastikan gadisnya tidak apa-apa. Namun setelah 4 jam menunggu, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang aneh, ia tidak bisa bernapas dengan normal dan keringat dingin mulai muncul di wajahnya, perasaan menginginkan sesuatu membuat kepalanya ingin pecah. Akhirnya sion pun buru-buru kembali ke apartemennya, ia tidak ingin mengamuk disini.
Sesampainya di apartemennya, sion membersihkan diri dan berusaha menenangkan dirinya. Setelah selesai, ia pun keluar dan duduk di sofa ruang tamu tanpa penerangan sama sekali, hanya mengandalkan cahaya dari jendela. Menahan hasratnya hingga berjam-jam namun tetap tidak bisa membuatnya tenang, malah semakin menjadi.
"Berhentilah...." ucap sion dengan suara pasrahnya, ia tau selama apapun dia menahannya, pada akhirnya ia tetap harus melakukannya.
Merasa semakin tersiksa, ia pun mengambil pisau di laci dengan tatapan kosong. Bajunya sudah di buang asal, goresan demi goresan mulai menghiasi dadanya, luka lama yang belum kering kembali mengeluarkan darah, kali ini bukan hanya goresan biasa, ini lebih dalam dan menyakitkan. Bagi sion hal yang paling menyakitkan adalah ia tidak bisa menjadi laki-laki normal untuk mendampingi amanda, ia takut semakin lama ia dekat dengan amanda, perempuan itu akan dalam bahaya jika sion tidak bisa mengendalikan diri.
Pertama kali bertemu amanda membuat sion bingung, ia bahkan belum mengenal gadis itu tetapi gejolak di dadanya benar-benar aneh. Sion sangat benci berada di dekat perempuan, cinta adalah hal yang paling sion hindari, karena menurutnya ia tidak pantas merasakan itu dengan kondisi yang dia alami. Namun semua berbeda ketika ia bertemu amanda, mungkin pertemuannya dengan amanda tidak cukup lama, namun sion tidak bisa menahan rasa di dadanya.
Amanda adalah pertama dan terakhir bagi sion.
Dulu sion merasa tidak masalah jika ia harus melewati kondisi seperti sekarang, karena ia hanya perlu terluka sendiri tanpa melukai orang lain lagi. Namun amanda membuatnya merasa ia harus menjadi laki-laki normal, dan ia yakin, ia tidak akan bisa. Darah mengalir semakin deras, tubuhnya sudah mati rasa, hasratnya masih belum mereda. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih, rasanya seperti ingin.... mati.
Sion membenturkan kepalanya di dinding berkali-kali hingga dahinya mengeluarkan darah, telapak tangannya berdarah akibat pisau yang tanpa sengaja menusuk.
"Maaf amanda, maaf." Sion menangis, ini adalah titik terlemah sion.
Tanpa ia sadari, seseorang melihat apa yang ia lakukan sedari tadi.
Amanda berdiri menegang ketika melihat pemandangan di depannya, air mata mengalir deras, ia menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Sionnya terluka.
Amanda berjalan mendekati sion yang sedang duduk di lantai dengan keadaan mengenaskan, amanda berdiri di depan sion dan menatapnya dari atas, hatinya sakit. Melihat ada sepasang kaki di depannya, sion mengangkat kepalanya dan menatap wajah gadis di depannya. Jantung sion berdetak tidak karuan, tubuhnya menegang, hasratnya kembali menggila ketika melihat amanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost✅ (COMPLETED)
Romance🥇#1 Populer 🥇#1 popular #54 Love "Terimakasih telah mencintai aku yang terbuang ini" Amanda roseline, seorang perempuan berumur 19 tahun yang bahkan tidak diinginkan kelahirannya. semua orang membencinya, rasa ingin menghilang sering muncul d...