🌸jangan lupa vote🌸
Sudah kukatakan, harapan pasti ada, bersabarlah.
Kini amanda sedang berdiri dibelakang sion dengan canggung, dan sion sedang duduk di sofa kamar amanda sambil menikmati wine.
"Untuk apa kau berdiri?" Tanya sion mengahadap belakang, tempat amanda berdiri.
"L-lalu untuk apa kau kemari? Aku mau tidur." Balas amanda jutek, sebenarnya ia masih kesal dengan sion karena ia ditinggal sendirian.
"Duduk." Perintah sion, akhirnya amanda hanya menurut dan kemudian duduk disebelah sion.
"Bagaimana harimu di dubai?" Tanya sion sambil menatap amanda dengan lembut, tapi ada yang berbeda, sion terlihat agak sedikit stres. Karena amanda tidak ingin sion khawatir, ia pun berbohong.
"Seru sekali, tadi aku pergi ke pantai, shopping, dan jalan-jalan disekitar hotel. Oh ya, aku bahkan menelpon sahabatku dan kita berbincang cukup lama." Jawab amanda dengan ceria namun sion tau amanda sedang berbohong, karena sejak pagi tidak ada pemberitahuan jika amanda menggunakan kartunya untuk membeli sesuatu.
Sion hanya menatap amanda.
Hening...."Kenapa?" Tanya amanda bingung, rasanya hari ini sion terlalu sering menatapnya.
"Maaf." Ucap sion sambil meneguk winenya.
"Kenapa minta maaf?" Tanya amanda.
"Meninggalkanmu sendirian." Balas sion sambil menatap amanda.
Jantung amanda berdetak tidak karuan dan seperti ada kupu-kupu di perutnya. Bahkan rasa kesalnya tadi sudah lenyap bagai ditelan bumi hanya karena kata maaf.
"Tidak apa." Balas amanda sambil tersenyum manis.
"Dan jangan banyak minum, nanti kau mabuk lagi!" amanda mengambil gelas di tangan sion dan meletakkannya di meja.
"Mabuk? Kapan kau lihat aku mabuk?" Tanya sion dengan wajah bingungnya.
"E-eh, maksudku aku takut kau mabuk. Lagipula aku tidak pernah melihatmu mabuk kok." Balas amanda dengan kikuk, mungkin sion lupa dengan kejadian ketika ia mabuk dan memeluk amanda.
Sion diam, ditatapnya amanda cukup lama. Dan dalam hitungan detik, ia menarik tangan amanda untuk masuk ke pelukannya. Amanda terkejut setengah mati. Posisinya sekarang adalah sion memeluk amanda dengan kedua tangannya yang melingkar di pinggang amanda, kepalanya ia tenggelamkan di lekukan leher amanda.
"Kau k-kenapa?" Tanya amanda dengan kedua tangannya yang masih di udara.
"Aku lelah." Napas sion mengenai kulit amanda dan sekejap membuat amanda merasa merinding.
"Kalau begitu tidur lah, aku akan membawamu ke kamarmu." Balas amanda, amanda merasa pasokan udara makin menipis, jantungnya seakan sedang lari maraton, ia takut sion akan mendengarnya.
Amanda merasakan sion sedang tersenyum di lekukan lehernya, ingin sekali amanda melihat senyumannya.
"Untuk sebentar saja, biarkan aku disini." Ucap sion sambil mengeratkan pelukannya. Amanda pun pasrah dan kedua tangannya yang masih di udara ia gunakan untuk mengelus punggung sion dengan lembut. amanda tau sion sedang mengalami masalah, dari suaranya saja sudah terdengar lelah.
Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, mereka masih dalam posisi berpelukan. Sion terbangun dan merasakan pelukan amanda kepadanya, jujur saja sion sama sekali tidak mabuk, ia memang sedang merindukan amanda. Sion melepaskan pelukan amanda dengan perlahan dan menggendong amanda menuju kasur king size amanda, ia meletakkannya dengan perlahan. Sion menatap amanda dari mata, hidung, pipinya yang kemerahan, dan berakhir pada bibirnya. Tangan sion mulai menyentuh wajah amanda dengan perlahan, ia menundukan wajahnya dan berbisik di telinga amanda.
"Izinkan aku, nona." Kemudian dalam hitungan detik, ia mengecup lembut bibir amanda yang terasa manis cukup lama. Kemudian sion melepaskan kecupannya dan tersenyum, tangannya mengelus rambut amanda yang tergerai lembut. Kemudian ia kembali ke kamarnya sendiri.
***
Pagi menyambut dubai dengan cerah, sinar matahari menembus kaca jendela amanda dan mengenai wajahnya. Amanda pun terbangun dan meregangkan ototnya, ia beranjak dari kasurnya dengan selimut yang masih menutupi badannya. Amanda mengambil segelas susu dan meminumnya sambil menatap pemandangan lewat jendela besar itu, ingatannya mengulang kembali kejadian semalam ketik sion memeluknya. Mungkin dia mabuk lagi, pikir amanda. Jujur, amanda berharap sion memeluknya bukan karena mabuk, Ia memegang pipinya yang bersemu merah karena malu.
"Apa yang harus aku lakukan, aku malu!!" Ucap amanda sembari menutup wajahnya.
Kring.....
Bunyi nyaring telepon membuat amanda terkejut , ia buru-buru mengangkat telepon.
"Halo?" Sapa amanda.
"Ini aku, malam ini kita akan dinner di restoran." Suara dari seberang telepon.
Amanda tau itu suara sion, tapi ucapan sion yang lebih membuatnya terkejut sekaligus senang.
"Benarkah? Akhirnya, oke aku akan menunggumu!" Girang amanda.
"Baiklah." Balas sion kemudian menutup telepon.
Sangking senangnya, amanda naik ke kasur empuknya dan melompat kegirangan disana. Membayangkan dinner berdua dengan sion, sangat romantis.
🌸thanks for reading🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost✅ (COMPLETED)
Romance🥇#1 Populer 🥇#1 popular #54 Love "Terimakasih telah mencintai aku yang terbuang ini" Amanda roseline, seorang perempuan berumur 19 tahun yang bahkan tidak diinginkan kelahirannya. semua orang membencinya, rasa ingin menghilang sering muncul d...