Fecya tidak kembali ke rumahnya, perempuan itu memilih untuk menginap di rumah Violet. Tidak apa jika kalian menganggap Fecya kekanakan karna lari dari masalah. Tapi perempuan itu tidak sanggup menatap suaminya, bayangan Lucas berciuman dengan mantannya membuat Fecya sakit.
"Cia, makan dulu. Kasian babynya." Ucap Violet lembut.
Fecya mengangguk lalu mengambil makanan yang dibawakan oleh Violet.
"Sorry Vio, gue jadi ngerepotin lo." Ucap Fecya merasa bersalah pada sahabatnya.
"Sama sekali gak ngerepotin Cia. We're bestfriends right?" Vio memeluk tubuh Fecya mengusap lembut punggung sahabatnya.
"Gue tau pasti sakit banget rasanya, tapi loh harus kuat buat baby lo." Ucap Vio menyemangati Fecya.
Fecya mengangguk lalu tersenyum menguraikan pelukan mereka berdua.
"Lo boleh nginep disini selama apapun yang lo mau, tapi Lucas juga ada hak buat ketemu dan jelasin semuanya." Ucap Violet memberi pengertian Fecya.
"Setidaknya kasih dia kesempatan buat jelasin." Ucao Violet lagi.
"Tapi gue masih ga bisa ketemu dia yo, gue--" ucap Fecya menahan tangis.
"Sshh udah, gak harus sekarang. Lo tenangin diri sama pikiran dulu." Ucap Violet menepuk pelan bahu Fecya.
"Gue mau percaya tapi rasanya susah yo." Ucap Fecya.
"Gue ngerti, tapi jangan sampe kesalahpahaman ngerusak rumah tangga lo. Gue yakin Lucas cintanya sama lo." Violet meyakinkan Fecya.
Fecya menggeleng, "Waktu itu Quin, sahabat Lucas bilang kalo Lucas masih belum ngelupain mantannya. Dan waktu gue sama Lucas kemaren, kita ketemu sama abel mantan Lucas. Lucas kayak shock, tapi tatapannya gue yakin dia masih punya perasaan ke mantannya yo, gue takut." Jelas Fecya panjang lebar.
"No, itu hanya asumsi lo. Plis lo selesaiin dengan kepala dingin, kasian anak lo." Ucap Violet mengusap air mata Fecya.
"Sekarang lo tidur gih, pasti capek dari tadi nangis terus. Jangan dipikirin terus, inget anak lo." Ucap Violet dibalas anggukan.
Violet meninggalkan kamar Fecya dengan perasaan cemas.
•
•
•
•
Violet yang sedang memasak merasa terganggu saat pintunya digedor-gedor dengan keras. Gadis itu melangkahkan kakinya membuka pintu.
"Mana istri saya Vio? Dia pasti disini kan?" Lucas bertanya dengan panik.
"Bapak masuk dulu." Ucap Violet datar.
Lucas melangkahkan kakinya masuk dengan perasaan tidak tenang.
"Saya harap bapak beri waktu Fecya untuk menenangkan diri." Ucap Violet tegas dibalas gelengan cepat oleh Lucas.
"Ga bisa Vio, kamu mau rumah tangga saya hancur?" Ucap Lucas tidak terima.
"Tapi Fecya butuh waktu untuk menjernihkan pikiran. Kalau bapak memaksa bertemu sekarang, hanya emosi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah." Jelas Violet.
"Saya tidak pernah ada niatan berselingkuh dari Fecya." Lirih Lucas.
"Tapi kejadiannya begitu pak." Ucap Violet kesal.
"Saya tidak berciuman dengan wanita itu Vio, saya dicium. Saya bahkan tidak membalas ciuman wanita itu." Lucas terlihat frustasi.
Sebenarnya Violet merasa iba pada suami sahabatnya itu, tapi ia juga merasa kasian pada Fecya. Sahabatnya itu pasti sangat terpukul, apalagi ia aedang mengandung.
"Wanita itu tiba-tiba datang ke kantor saya, dia datang kemudian langsung mencium saya. Belum sempat saya mendorong, Fecya sudah datang terlebih dahulu. Saya mencingai Fecya, gak mungkin saya berselingkuh dari istri saya." Lucas menunduk dan bahunya mulai bergetar.
"Bapak harus jelaskan seperti itu ke Fecya, tapi beri dia waktu sebentar. Mungkin 2 atau 3 hari." Ucap Violet.
"Saya tidak bisa. Saya butuh istri saya." Lirih Lucas.
"Pak ini demi kebaikan Fecya. Saya mohon." Violet menatap Lucas.
"Apa kamu bisa menjaga Fecya buat saya?" Tanya Lucas. Violet mengangguk mantap.
"Kalau begitu saya pamit, tolong...." lucas menjeda kalimatnya.
"Saya akan membujuk Fecya pak agar mau bertemu bapak. Kalau itu yang bapak khawatirkan." Ucap Violet dibalas anggukan lesu Lucas.
"Terima kasih Violet." Ucap Lucas lalu meninggalkan rumah gadis itu.
Violet menghela napas merasa bingung harus bagaimana.
•
•
•
•
Sudah 1 hari Fecya menginap di rumah Violet. Sebenarnya ia sangat ingin pulang, bertemu suaminya yang sangat dirindukannya. Tapi Fecya masih sedikit ragu, Lucas sering menelpon ponsel Fecya tapi perempuan itu abaikan.
Cia sekarang berada di ruang tengah sedang menonton televisi.
"Cia?" Panggil Violet.
"Ada apa?" Tanya Fecya.
"Apa kamu masih belum mau bertemu Lucas?" Tanya Violet.
"Aku...tidak tau." Fecya menunduk lalu mengelus perutnya.
"Aku yakin babymu juga merindukan papanya. Bagaimana kalau kamu coba ke rumah sebentar?" Tanya Violet memberi Fecya pengertian.
"Apa..apa menurutmu semua akan baik-baik saja? Apa Lucas akan menerima anak ini? Atau dia akan menceraikanku dan kembali mantannya?" Fecya menatap Violet berkaca-kaca.
"Aku yakin Lucas tidak akan menceraikanmu. Lucas pasti sangat mencintaimu Cia, terlihat dari tatapannya. Cobalah dulu untuk mendatanginya." Ucap Violet lembut.
Fecya menatap ragu Violet.
"Apa kau akan selamanya merahasiakan babymu dari papanya?" Violet mengelus pelan punggung Fecya.
Fecya menggeleng sebagai jawaban.
"Kalau begitu ayo coba temui dia, kau juga kurang bernafsu makan kan. Mungkin karna anakmu merindukkan sosok papa." Ucap Violet.
Fecya masih terdiam bingung akan bertindak apa.
"Bagaimana?" Tanya Violet lembut.
Fecya perlahan mengangguk, "baiklah aku akan ke rumah." Ucap Fecya.
Violet tersenyum senang karna sahabatnya mau berbaikkan dengan suaminya.
"Disana dengarkan dulu penjelasan suamimu ya? Jangan terbawa emosi okey? Ingat anakmu." Ucap Violet dibalas anggukan.
"Jika ada apa-apa kau bisa telpon aku, ayo ku antar ke rumahmu." Ucap Violet lalau bangkit berdiri.
Fecya ikut bangkit berdiri lalu dia menahan tangan Violet membuat gadis itu menoleh.
"Aku mau mengambil testpackku dulu dikamar, untuk kuberikkan pada Lucas." Ucap Fecya pelan.
Violet tersenyum lalu mengangguk.
Setelah Fecya kembali, mereka bergegas menuju ke rumah Fecya dan Lucas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me!
RomanceJangan lupa follow🌈 Fecya Fedora Darmawan, terbiasa dengan hidup yang mewah dan di manja oleh orang sekitarnya. Lucas Abraham, laki-laki dengan wajah tampan dan tubuh kekar memiliki sifat ramah namun tegas. Fecya harus menghadapi sikap dosenya yang...