part 24

8.4K 305 1
                                    

Hari ini Fecya sudah diperbolehkan pulang, seperti kata mama mertuanya. Asisten rumah tangga yang sebelumnya bekerja di rumah mama mertuanya itu sekarang sudah dipindah ke rumahnya.

Begitu sampai dirumah Fecya langsung disambut hangat oleh asistem rumah tangganya.

"Halo non, saya disuruh nyonya untuk pindah dan bekerja disini. Perkenalkan nama saya Tum susilawati, panggil aja mbok tum ya non." Jelas mbok tum.

"Halo mbo tum, iya saya sudah diberitahu mama. Panggil saya nama aja ya mbok, gausah sungkan anggep aja ini rumah mbok tum juga. Semoga betah ya mbok." Ucap Fecya ramah.

Setelah itu mbok tum membantu Fecya mengambil barang-barangnya. Lucas membawakan koper pakaian Fecya kembali ke kamar.

"Mbok tolong buatkan susu hamil buat Fecya ya." Pinta Lucas.

"Iya den." Jawab mbok tum.

Lucas berlalu menuju kamar mereka, Fecya terlihat sedang membereskan bajunya.

"Sayang kamu tidur aja, biar aku yang mindah." Ucap Lucas mendekati istrinya.

"Gapapa kak, gak banyak. Gausah berlebihan gitu kamu." Ucap Fecya cuek.

"No, kamu harus istirahat. Inget kata dokter." Ucap Lucas tegas.

Fecya menghela napas lalu mengangguk dan berjalan menuju kasurnya. Terdengar ketukan pintu. Lucas berjalan membuka pintu kamar.

"Ini den susunya." Ucap Mbok Tum.

"Oh ya, makasih ya mbok." Ucap Lucas dibalas anggukkan.

Setelah Mbok Tum pergi, Lucas menutup pintu kamar dan berjalan mendekati Fecya.

"Ini diminum dulu, buat baby." Ucap Lucas tersenyum.

"Makasih ya kak." Ucap Fecya lalu meminum susunya.

Sudah 3 haru Fecya ijin kampus, dan selama itu juga dia merasa bosan dirumah. Lucas menjadi tambah posesif terhadap dirinya, laki-laki itu bahkan tidak memperbolehkan Fecya untuk beraktivitas berlebihan.

Hari ini Fecya ada kelas pukul 10, ia bertekad untuk merayu suaminya agar mengijinkannya untuk masuk kampus.

Fecya sedang menatap suaminya yang sedang sibuk mengancingkan kemeja. Dipeluknya sang suami dari belakang, membuat Lucas terkejut.

"Ada apa hm?" Tanya Lucas.

"Aku hari ini ke kampus ya kak." Bujuk Fecya.

"Nggak sayang, kamu habis ini cuti aja sampai lahiran." Ucap Lucas membuat Fecya melotot.

"Ayolah kak pliss. Aku pengen masuk kampus." Rengek Fecya.

"Enak dirumah sayang." Balas Lucas.

"Tapi aku bosen kak, boleh ya pliss." Fecya sekarang sudah berhadapan dengan wajah Lucas.

Dielusnya rahang suaminya, lalu dikecup pelan pipi suaminya itu.

"Boleh ya?" Tanya Fecya manja.

Lucas menghela napas kasar, "Tapi bulan ke 5 kamu ambil cuti ya."

"Yeey, iya kak. Makasih." Fecya mengecup singkat bibir suaminya.

"Nanti malem yang lebih hot ya." Bisik Lucas membuat Fecya memukul dada suaminya.

"Mesum banget." Pekik Fecya.

Lucas terkekeh melihat reaksi istrinya yang malu-malu.

"Pakekin dong dasinya." Ucap Lucas.

Fecya mengambik dasi ditangan Lucas lalu memakaikannya di leher suaminya.

"Kamu jangan capek-capek, aku gamau kamu sama anak kita kenapa-napa. Kalau kamu merasa tertekan kuliah langsung bilang aku, oke?" Jelas Lucas.

"Iya kakak tenang aja." Balas Fecya.

Dan disinilah Fecya sekarang, berada diparkiran kampus. Suaminya tadi menjemputnya dirumah, Lucas masih berada didalam mobil.

Fecya melangkahkan kakinya memasuki gedung kampus. Tapi begitu ia bertemu dengan beberapa mahasiswa, mereka menatap aneh dirinya membuat Fecya tidak nyaman.

Ada beberapa yang berbisik juga, Fecya tidak menghiraukannya. Fecya berjalan menuju kelas, terlihat Violet yang sudah datang. Wajah perempuan itu panik.

"Kok lo udah masuk sih?" Tanya Violet membuat Fecya bingung.

Beberapa orang didalam kelas itu mulai berbisik-bisik, entah membahas apa. Tapi mereka semua menatap sinis Fecya.

"Ini kenapa si?" Bisik Fecya.

Violet hanya diam menatap tajam sekitarnya. Mereka semua langsung berjalan keluar kelas dan menatap kesal Violet dan Fecya.

"Tapi setelah gue cerita pliss jangan lo pikirin berlebihan, gue yakin pak Lucas bakal bertindak." Ucap Violet dibalas anggukkan.

"Jadi sehari setelah lo dibawa ke rumah sakit, ada gatau siapa yang nyebar gosip kalo lo tidur sama dosen dan sekarang lagi hamil diluar nikah. Gue yakin pak Lucas lagi nyari tau siapa yang mulai. Beberapa kali juga suami lo menegur siswa yang bergosip tentang hal itu." Jelas Violet.

Fecya kaget mendengar berita yang disampaikan Violet. Hati nya merasa sedih karena seluruh mahasiswa menganggapnya sebagai penggoda dosen.

"Udah gak usah dipikirin, oke? Nanti pasti bakal ketahuan siapa yang nyebar berita ngarang itu." Violet menenangkan Fecya.

Selama pelajaran berlangsung, Fecya tidak bisa fokus pada apa yang dijelaskan dosennya.

Setelah pelajaran selesai Fecya berjalan untuk menuju ruangan Lucas. Saat dalam perjalanan, beberapa mahasiswa berbisik dan bahkan ada yang mengejeknya.

"Liat gatau malu banget, sekarang terang-terangan mau datengin ruangan pak Lucas." Bisik seorang mahasiswa pada temannya.

"Gak tau malu banget, masih berani dateng ke kampus. Iya gak sih?" Tanya mahasiswa lain.

"Penggoda banget, cuma demi bisa masuk kuliah." Balas mahasiswa lain.

"Itu anaknya haram ya berarti?" Bisik seorang mahasiswa membuat hati Fecya semakin sakit.

Fecya menundukkan kepalanya menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Dipercepat langkahnya memasuki ruangan Lucas.

Lucas menatap kaget orang yang membuka pintunya. Laki-laki itu bergegas menghampiri istrinya yang terlihat menunduk saat masuk keruangannya.

"Sayang kenapa?" Tanya Lucas memeluk istrinya.

Terasa punggung Fecya yang bergetar menandakan perempuan itu lagi menangis.

Fecya melepas pelukan suaminya lalu mendongak menatap mata Lucas.

"Jadi alesan kamu gak bolehin aku kuliah karena gamau aku denger gosip ini?" Tanya Fecya dengan suara serak.

Lucas terdiam, ia sudah merasa bahwa para mahasiswa itu tidak mungkin bisa berdiam diri untuk tidak mencela istrinya.

"Sayang jangan dipikirin masalah kayak gitu, aku pasti bakal cari jalan keluarnya oke?" Ucap Lucas menatap lembut istrinya yang masih sesenggukkan.

"Mereka jahat kak, mereka bilang aku gatau diri terus katanya anak kita anak haram!" Adu Fecya melampiaskan kekesalan dan kesakitan hatinya.

"Sshh udah udah. Jangan didengerin." Lucas memeluk Fecya menenangkan istrinya itu.

"Kamu cuti aja ya? Nanti kamu makin kepikiran kalau masuk terus?" Bujuk Lucas.

Fecya mengangguk lalu memeluk erat suaminya, "Aku takut kak." Lirih Fecya.

"Gapapa sayang. Kakak janji kakak bakal cari pelakunya." Ucap Lucas mencium lembut puncak kepala Fecya.

Catch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang