part 29

8.6K 278 2
                                    

Usia kandungan Fecya kini menginjak bulan kesembilan. Lucas menjadi sangat-sangat protective padanya, bahkan ia tidak boleh melakukan aktivitas apapun. Lucas juga sekarang sudah mengambil cuti dari kampus, dan perusahan masih dia urus tapi dia kerja dirumah.

Sekarang rumah mereka sedang ramai ada Vio, Kenan, kedua orang tua Fecya dan kedua mertua Fecya. Mereka memang sering mengunjungi Fecya, tapi kebetulan hari ini mereka datang secara bersamaan.

Lucas dan Kenan sedang sibuk bermain bola  di PS sedangkan Ayu dan Kinan sedang sibuk didapur, para bapak tidak tahu sedang sibuk apa di taman. Dan Fecya sedang berbincang-bincang dengan Violet dikamar.

"Anak lo cewek apa cowok?" Tanya Violet penasaran.

"Gue gatau, pengen jadi kejutan pas lahiran nanti aja." Ucap Fecya.

"Lo pengen anak cewek apa cowok?" Tanya Violet lagi.

"Hemm cewek deh ya, gemes gitu lihatnya kalau anak cewek main sama bapaknya." Ucap Fecya mengangguk-anggukkan kepalanya seperti meyakinkan diri.

"Iya ya cewek mah enak bisa kita dandanin, kita kuncir-kuncirin. Tapi cowok juga enak deh, ada yang jagain." Ucap Violet.

"Iya juga, ya sedapetnya aja lah lihat nanti aja pas lahiran." Ucap Fecya.

"Lo mau lahiran normal?" Tanya Violet.

"Ya maunya gitu, tapi si bapak Lucas ga ngebolehin." Ucap Fecya.

"Kenapa tuh gaboleh?" Tanya Violet.

"Katanya takut ada apa-apa aja. Mending ambil jalur sesar aja. Ya gue sih masih berharap normal ya." Ucap Fecya sedih.

"Gue dukung lo normal sih, secara kan pasti kayak rasanya beda gitu kan ya. Lahir secara normal dengan perjuangan kita itu bener-bener dapet kenangannya kan ya." Ucap Violet.

"Kok lo kek pengalaman sih Vi?" Fecya bercanda pada Violet.

"Iya juga ya? Sok tau banget dah gue." Violet tertawa diikuti Fecya.

Tawa mereka bertahan hingga Fecya merasakan rasa sakit yang menjalar pada perutnya.

"Aduh aduh jadi keram nih kebanyakan ketawanya." Ucap Fecya merintig tapi masih sedikit tertawa.

"Ikut ketawa juga itu anak lo. Ngetawain gue, dasar emang udah keliatan sifat ibuknye." Ucap Violet.

"Lo sering keram gini?" Tanya Violet.

"Yah lumayan lah, kan sekitar minggu depan gue mau lahiran." Ucap Fecya lalu berdiri mengambil minum di meja rias.

Fecya merasa sakitnya belum hilang sehingga ia memutuskan untuk meminum air.

Prank!

Gelas kaca yang dipegang Fecya terjatuh saat perutnya tiba-tiba sakit membuat perempuan itu tidak kuat menahan badannya.

"Arghh" rintih Fecya satu tangannya memegang perut dan satunya lagi berpegangan pada meja.

Violet terbelalak saat melihat Fecya, segera ia berlari membantu Fecya. Lucas dan Kenan juga datang karna mendengar suara gelas pecah.

"SAYANG?!" Teriak Lucas melihat wajah kesakitan Fecya.

Buru-buru Lucas menghampiri Fecya menahan tubuh istrinya itu.

"Hah sakit..." rintih Fecya.

"Apanya yang sakit? Perutnya? Keram?" Lucas terlihat panik.

Didudukannya Fecya dikasur secara perlahan.

"Kak...hah....aku...argh..." ucapan Fecya terputus saat rasa sakit menyerang perutnya lagi.

"Astaga masa iya Cia mau lahiran?!" Violet berteriak panik.

"Hah hah." Fecya ngos-ngos an.

"Waktunya masih minggu depan kan? Kita ke dokter aja gimana?" Tanya Kenan.

"Ini..hah kayaknya kontraksi arghh...gapapa hah kan normal." Ucap Fecya terputus-putus keringat sudah membanjiri wajah pucat Fecya.

"Tapi muka kamu pucat banget sayang, kita ke dokter ya." Ucap Lucas panik.

Mendengar suara-suara berisik dari kamar sang mama pun datang menghampiri mereka.

"Astaga Cia kenapa nak?" Tanya Kinan lalu mengecek keadaan anaknya itu.

"Perut Cia sakit ma." Ucap Fecya pelan.

"Bawak ke rumah sakit Lucas! Istri kamu mau lahiran ituuuu!." Ucap Ayu histeris karna anaknya tidak peka.

"Hah? Sekarang ma?" Tanya Lucas.

"Iya Lucasssss!!! Astagaaaa cepetan udah kesakitan itu istri kamu." Ayu makin kesal pada anaknya.

Dengan segera Lucas menggedong Fecya dibawanya ke mobil. Dengan Kenan yang menyetir, Lucas dibelakang bersama Fecya yang merintih kesakitan.

"Udah kalian duluan, mama kasih tau papa dulu." Ucap Kinan dibalas anggukkan Lucas.

Mereka pun berangkat menuju rumah sakit, sekarang bukan hanya Fecya yang berkeringat dingin tapi Lucas juga saking panik dan khawatirnya dengan istrinya itu.

"Yang kuat sayang, bentar lagi sampai. Nan cepetan." Ucap Lucas.

"Udah cepet ini pak." Balas kenan.

"Cepet dari mana! Ini bisa-bisa Fecya lahiran dimobil kalau kamu jalannya sepertu siput begini." Ucap Lucas kesal.

"Astaga pak, jangan sampek kasian Fecya." Balas Violet saat melihat Fecya yang menatap kesal suaminya itu.

"Ngomongny kak aduh...makin sakit kan ini...arghhhh." teriak Fecya mencekram tangan Lucas.

Setelah sampai Fecya segera dilarikan ke ruang bersalin. Mereka semua harus menunggu diluar.

"Sus saya mau menemani istri saya." Ucap Lucas tegas.

"Sebentar ya pak, kita periksa dulu apa pembukaannya sudah siap. Bapak tunggu saja diluar." Ucap perawat itu ramah lalu menutup ruang persalinan.

Lucas berdiri gelisah saat perawat dan dokter tidak kunjung keluar.

"Pak santai dulu pak. Sini duduk." Ucap Kenan.

"Gabisa, istri saya didalam." Balas Lucas cepat.

Seorang dokter keluar dari ruang persalinan membuat Lucas langsung bertanya kondisi istrinya.

"Gimana istri saya dok?" Tanya Lucas cepat.

"Sudah pembukaan kelima, kita tunggu sampai sempurna dulu pembukaannya. Sementara kita akan pindahkan ke ruang rawat inap dulu." Jelas sang dokter dibalas anggukkan Lucas.

Fecya segera dipindahkan keruang rawat inap. Lucas sudah berada disebelah perempuan itu, mengusap sayang kepala istrinya. Memberikan kata-kata penyemangat.

"Kita sesar aja sayang yah, aku ga tega liat kamunya kayak gini." Ucap Lucas dibalas gelengan Fecya.

"Aku mau lahiran normal kak." Ucap Fecya kesusahan karna menahan rasa sakitnya juga.

"Iyaudah." Jawab Lucas mengalah, laki-laki itu senantiasa menemani Fecya menunggu pembukaannya lengkap.

Catch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang