part 18

9.1K 315 1
                                    

Fecya melangkahkan kakinya dengan ragu untuk memasuki rumah yang ia tinggalkan. Perempuan itu menoleh ke belakang dan terlihat lah Violet yang membuka kaca mobilnya, sahabatnya itu mengepalkan tangannya bermaksud memberi semangat. Fecya menarik napas pelan lalu ia masuk ke rumahnya.

Hal pertama yang ia lihat adalah kegelapan, sama sekali tidak ada lampu yang dinyalakan. Perempuan itu menjadi sedikit khawatir, Fecya berjalan menuju kamar tempat ia biasa tidur bersama Lucas. Terlihatlah punggung seorang lelaki yang sedang berbaring di ranjang, Fecya yakin itu suaminya.

Fecya berjalan pelan menghampiri Lucas takut suaminya terbangun. Fecya mengitari kasur sehingga ia ada dibagian yang terlihat wajah Lucas. Fecya melihat kerutan dan keringat di wajah suaminya, tangannya bergerak mengelus kerutan didahinya suaminya. Tapi matanya membesar ketika merasa ada yang tidak beres dengan suhu tubuh suaminya.

Fecya segera menyalakan lampu kamar. Dipegangnya dahi suaminya itu, dan benar saja dahinya sangat panas. Fecya mengubah posisi tidur Lucas menjadi telentang, Lucas mengerang disela-sela tidurnya. Setelah iru Fecya bergegas mengambil air hangat untuk mengompres Lucas.

Dengan telaten Fecya memeras kain ditangannya kemudian diletakkannya didahi suaminya itu. Kecemasan sangat terlihat diwajah perempuan yang sedang mengandung itu. Fecya berjalan menuju dapur, ia berniat memasak bubur untuk suaminya. Walaupun dia tidak pandai masak setidaknya ia bisa membuat bubur.

Ponsel Fecya berbunyi, munculah nama Violet.

"Halo?" Sapa Fecya.

"Gimana? Gak ada masalah kan?" Tanya Violet.

"Gue belom ngomong, pas gue dateng ternyata Lucas lagi sakit." Ucap Fecya dengan nada khawatir.

"Hah? Kok bisa?" Tanya Violet.

"Gatau, udah ya gue lagi nyiapin makan buat suami gue. Gue tutup daa." Ucap Fecya.

"Oke, semangat ye." Ucap Violet.

Fecya mematikan ponselnya. Sambil menunggu buburnya matang, Fecya membuat teh hangat. Setelah beberapa menit Fecya mengambil bubur untuk diletakkan dimangkok. Dibawanya mangkok itu dan air hangat menuju kamarnya.

Setelah meletakkan di meja, Fecya mengambil kompresan dikepala Lucas. Dibangunkannya suaminya itu pelan.

"Kak? Bangun sebentar ya, makan dulu." Ucap Fecya lembut sambil mengelus kepala suaminya.

Perlahan mata Lucas terbuka, Fecya dapat melihat mata lelah suaminya. Lucas menoleh dan mendapati istrinya disampingnya, ia merasa demamnya membuat dirinya berhalusinasi sehingga ia memejamkan matanya lagi.

"Kak, bangun sebentar. Ayo makan dulu." Ucap Fecya lagi.

"Cia?" Lucas memanggil lirih.

"Iya ini aku kak. Kakak kok gak bioang-bilang kalau sakit, maafin Cia." Fecya menunduk bersalah.

"Beneran Cia? Sayang?" Ucap Lucas lagi dihadiahi anggukan oleh Fecya.

Lucas berusaha bangkit dari tidurnya untuk bersandar. Fecya spontan membantu suaminya itu, setelah berhasik bersandar tiba-tiba Lucas menarik Fecya kedalam pelukannya.

"Kak? Jangan gini, makan dulu buburnya keburu dingin." Ucap Fecya mengelus pelan punggung Lucas.

"Sebentar saja." Ucap Lucas lirih.

Fecya dan Lucas berpelukkan lumayan lama sebelum akhirnya Fecya memaksa Lucas untuk melepaskan.

"Makan dulu buburnya, aku suapin." Ucap Fecya.

Lucas tersenyum lalu mengangguk.

Fecya menyuapi Lucas dengan telaten, setelah selesai Fecya menyuruh Lucas berbaring dan ia meletakkan kembali kompres pada dahi Lucas, saat Fecya hendak pergi ke dapur tangannya ditahan oleh Lucas.

Catch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang