Lucas tengah duduk gelisah dikursi depan ruang ugd yang Fecya masuki. Tak bisa dipungkiri bahwa air mata laki-laki itu sudah terjatuh, dan sekarang semakin deras. Memejamkan matanya sambil berdoa berharap semua yang terjadi pada istrinya baik-baik saja.
"Lucas?" Lucas menoleh saat ada yang memanggil namanya.
Matanya tampak merah dengan hidung yang merah juga. Lucas melihat mama dan papanya berjalan tergesa diikuti oleh mama mertuanya dan papa mertuanya.
Tangisan Lucas makin deras saat sang mama langsung memeluk tubuhnya, mengelus lembut menenangkan.
"Semua baik-baik saja sayang, berdoa ya." Ucap Ayu menenangkan anaknya.
"Vio? Apa yang terjadi?" Tanya Kinan.
Vio menggeleng pelan, "Cia jatuh gara-gara didorong tante, mantan pak Lucas tiba-tiba dateng. Dia tiba-tiba marah-marah sama Cia bahkan mengatai Cia, kemudian dia menyebarkan berita gak benar tentang hubungan Cia dan Pak Lucas."
"Abel?" Tanya Ayu pada Lucas.
Lucas mengangguk, "Aku gatau kalau Abel bakal nekat ke kampus ma, bahkan sampai nyelakain istri aku dan anak aku."
"Bukannya Abel..." Ucapan mamanya menggantung.
"Ya harusnya dia sudah mati, tapi- aku ga ngerti kenapa dia bisa ada disini ma. Aku ga peduli lagi sama itu semua, aku cuma butuh Cia." Pundak Lucas bergetar.
"Andai Lucas tadi gak ngijinin Cia kuliah, padahal dia lagi hamil. Pasti resikonya semakin besar jika terjadi apa-apa." Ucap Lucas serak.
"Bukan salah kamu Lucas. Mama yakin kamu adalah suami yang bertanggung jawab, tapi ini semua diluar kendali kita." Ucap Kinan menenangkan menantunya.
Ruangan UGD terbuka menampilkan dokter yang menangani Fecya.
"Dok, istri saya?" Lucas bangkit berdiri.
"Semua baik pak, kandungan istri anda sangat kuat. Walau sekarang janinnya masih sedikit melemah, tapi kondisi kandungannya tidak ada masalah. Dan untuk kondisi istri anda tidak mengalami masalah apa-apa, hanya saja saya harap untuk dirawat inap selama 3hari untuk memulihkan kondisi sang janin." Jelas sang dokter.
Lucas bernapas lega, laki-laki itu mengucap syukur karna istri dan anaknya tidak mengalami masalah serius.
"Baik dok, nanti saya urus administrasinya. Apa saya bisa menjenguk istri saya?" Tanya Lucas tidak sabar.
"Boleh setelah dipindahkan ke ruang rawat inap ya pak." Ucap Dokter tersebut tersenyum.
Lucas mengangguk lalu mengucap terima kasih lagi pada sang dokter. Semua yang disana bisa bernapas lega, terlihat jelas kelegaan dimata mereka.
Ayu memeluk Lucas mengusap lembut punggung anaknya.
Setelah Fecya dipindahkan diruang rawat inap, semua yang menunggu langsung masuk dan menunggu perkembangan kondisi Fecya.
Lucas duduk dikursi samping tempat tidur pasien, dimana sang istri masih memejamkan matanya. Sedangkan yang lain duduk disofa, dan ada yang berdiri.
Suara pintu terbuka membuat semua pandangan menuju ke arah pintu.
"Kenan?" Ucap Vio lalu berjalan menghampiri kekasihnya dan memeluk kekasihnya itu.
"Gimana Cia?" Tanya Kenan.
"Untung gak terjadi apa-apa, tapi dia masih belom ada tanda-tanda sadar." Jelas Lucas.
Kenan lalu duduk disofa bersama Violet, mereka semua membahas bagaimana bisa hal tersebut terjadi. Sedangkan Lucas lebih memilih menatap Fecya dan mengelus sayang kepala istrinya.
Berkali-kali Lucas mencium tangan dan kening Fecya, membisikkan kalimat-kalimat berharap istrinya mendengar dan cepat sadar.
"Lucas, papa harap masalah ini tidak terulang, kalau perlu kita laporkan pada pihak yang berwajib masalah ini." Ucap papa Lucas.
"Iya pa, Lucas bakal cari bukti dulu." Ucap Lucas.
Tiba-tiba Lucas menolehkan wajahnya menatap Fecya saat dirasakan ada pergerakan tangan yang digenggamnya.
Mata Fecya perlahan terbuka, "Cia? Sayang kamu denger suara aku? Aku panggil dokter." Ucap Lucas lalu menekan tombol diatas tempat tidur Fecya.
Tak lama dokter beserta suster datang ke ruangan Fecya lalu mengecek Fecya.
"Syukurlah keadaannya sudah stabil, tapi janinnya masih lumayan lemah. Saya harap jangan terlalu banyak pikiran agar kondiai janin cepat kembali dan kuat." Jelas sang dokter.
Lucas mengangguk lalu sang dokter keluar dari ruangan Fecya.
"Kak?" Panggil Fecya.
"Iya sayang? Kamu butuh apa?" Tanya Lucas.
"A-anak kita gapapa? Aku gak kehilangan dia kan kak?" Ucap Fecya serak.
"Nggak sayang, dia masih ada dan akan selalu ada sampai nanti waktunya muncul ke dunia." Lucas mengecup kening istrinya.
"Maafin aku kak, aku gak bisa kontrol diri dan jaga diri." Ucap Fecya, air matanya sudah mengalir.
"Sshh, jangan dipikirin. Itu semua bukan salah kamu. Inget kata dokter jangan terlalu banyak pikiran, kasian baby kita." Ucap Lucas menenangkan istrinya itu.
"Cia sudah makan?" Tanya Kinan.
"Mama belikan makan ya, kamu mau apa?" Tanya kinan lagi.
"Fecya pengen nasi bebek ma." Ucap Fecya dibalas anggukan.
"Yaudah mama sama papa belikkan dulu." Ucap Kinan lalu berlalu meninggalkan ruangan bersama suaminya.
"Vio?" Panggil Fecya.
"Iya? Gue disini Cia." Violet mendekat kekasur Fecya.
"Makasih ya." Ucap Fecya dibalas anggukan mantap oleh Vio.
"Ada Kenan juga ya." Ucap Fecya.
"Jelas dong, gue setia kawan nih." Ucap Kenan dibalas kekehan Fecya.
"Kak, aku haus." Ucap Fecya pada Lucas.
Lucas memberikan gelas berisi air pada istrinya dibantunya Fecya untuk bersandar.
"Perutnya gak sakit sayang?" Tanya Lucas.
Fecya menggeleng.
"Cia cuti kuliah aja sayang ya? Kamu di rumah saja, sekalian mama nanti suruh pekerja rumah tangga dirumah mama untuk kerja ditempat kamu." Ucap Ayu.
"Apa gak ngerepotin ma?" Tanya Fecya.
"Nggak sayang, ini kan demi kamu dan cucu mama." Ucap Ayu lalu dibalas anggukkan oleh Fecya.
"Kak, aku gamau kalau kamu apa-apain Abel ya." Ucap Fecya dibalas tatapan bertanya Lucas.
"Iya pak, saya juga lihat tadi sebenernya Abel juga syok banget dan terlihat menyesal." Ucap Violet.
"Itu urusan nanti, yang penting kondisi kamu dulu." Ucap Lucas mengelus rambut Fecya.
Ditempat lain...
"Kak aku mau berenti, istrinya sedang mengandung kak. Aku gabisa, maaf." Ucap seseorang.
"Kamu gila? Setelah kita sejauh ini?!" Pekik lawan bicaranya.
"Kakak yang gila! Aku gamau ikut lagi pokoknya." Ucap orang itu lalu pergi meninggalkan lawan bicaranya yang frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me!
RomanceJangan lupa follow🌈 Fecya Fedora Darmawan, terbiasa dengan hidup yang mewah dan di manja oleh orang sekitarnya. Lucas Abraham, laki-laki dengan wajah tampan dan tubuh kekar memiliki sifat ramah namun tegas. Fecya harus menghadapi sikap dosenya yang...