part 4

13.6K 538 4
                                    

Fecya turun dari mobilnya menuju sebuah club malam dimana sahabatnya itu mengadakan pesta ulang tahun.

Fecya memasuki club tersebut dengan santai, dirasakannya beberapa orang melihat kearahnya. Gadis itu tetap santai berjalan menuju lantai 2 dimana acara itu diadakan.

Fecya menghampiri seseorang yang sedang berbincang-bincang dengan beberapa orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fecya menghampiri seseorang yang sedang berbincang-bincang dengan beberapa orang.

"Vioooo! Happy Borndayy" Ucap Fecya bercipika-cipiki dengan Violet.

"Aaaaa Ciaaaa akhirnya dateng." Vio memeluk Cia erat.

"Mana Kenan? Dia dateng kan?" Tanya Fecya melirik sekitar.

Vio mengerucutkan bibirnya sebal, "Gatau, sampe sekarang belom nongol jugaa"

Fecya terkekeh lalu mengambil gelas wine yang ditawarkan oleh pelayan club. Gadis itu menatap sekitar, kemudian seorang laki-laki berjaa menghampirinya dan vio.

"Vio happy birthday ya!" Ucap laki-laki itu lalu menyerahkan sebuah tas belanja bertuliskan 'Gucci'

"Evannnn!!! Thankyouu." Ucap Vio heboh kemudian memeluk laki-laki bernama Evan.

"Oh ya van kenalin ini sahabat gue Cia, Cia kenalin ini Evan tetangga yang gue bilang bule itu." Ucap Vio dibalas kekehan oleh Evan.

Evan menjulurkan tangannya pada Fecya sambil tersenyum, "Hello gue Evan. Senang ketemu lo."

Fecya tersenyum ramah kemudian membalas jabatan tangannya, "Gue Fecya."

"Gue tinggal ya Van, Cia have fun." Ucap Vio mengerlingkan matanya menggoda Cia, Cia hanya memutar bola mata malas.

"Gak ikut join mereka?" Tanya Evan.

"Ah gue sukanya shopping bukan beginian." Ucap Fecya lalu meminum wine nya.

Jika diperhatikan memang Evan tampan, tapi masih kurang untuk menarik perhatian Fecya. Fecya hanya diam dan terus meminum wine ditangannya, sedangkan Evan masih setia menatap Fecya.

"Pacar Lo ga marah Lo pergi ke club?" Tanya Evan kemudian tersenyum menggoda.

Oh man...pendekatan basi, kurang asik dan menantang. Batin Fecya.

Fecya menghabiskan winenya lalu berkata, "Pacar lo gak marah Lo modusin gue?" Fecya tersenyum miring.

"Gue berubah pikiran, bye gue mau join mereka." Ucap Fecya meletakkan gelas winenya lalu berjalan meninggalkan Evan yang terkekeh melihat Fecya.

Fecya berjalan terus menuju Violet yang berada di tengah-tengah kerumunan sedang menari mengikuti irama.

"Loh mana si Evan?" Teriak Violet agar suaranya terdengar karena musik diputar sangat keras.

"Ah males, lo ngenalin gue ke cowo modusan. Gak tertarik gue." Balas Fecya keras.

Violet tertawa lalu menepuk pundak Fecya, "Semua cowok lo tolak, emang dasar lo nya anak mami papi."

Fecya memutar bola matanya malas, "Si Kenan apa kabar? Lama bener."

"Gatau kesel gue, gak peka-peka tuh cowok." Ucap Violet membuat Fecya tersenyum geli.

Matanya menatap sekeliling memperhatikan satu persatu tamu undangan Violet, sebagian besar teman mereka SMA tapi ada juga yang tidak Fecya kenal, gadis itu keluar dari kerumunan itu kemudian menuruni tangga.

"Toilet sebelah mana mas?" Tanya Fecya pada seorang bartender disana.

"Lurus aja terus belok kanan, ada papan petunjuknya." Balas sang bartender, Fecya mengangguk kemudian berjalan sesuai apa yang dikatakan sang bartender.

Sebelum kakinya memasuki toilet, seseorang menarik paksa tangan Fecya. Fecya menoleh dan mendapati Kenan berdiri dengan sebuah bunga dan kotak.

"Telat banget lo! Vio dah kesel noh liat aja diatas." Ucap Fecya menatap Kenan.

"Sorry sorry, ini jadikan rencananya udah siap belom panggungnnya?" Tanya Kenan.

"Aman, lo langsung aja keatas lewat belakang." Ucap Fecya kemudian mau memasuki toilet.

"Eh lo temenin lah!" Ucap Kenan lalu menarik paksa Fecya naik ke atas.

Keadaan atas masih sama, ramai oleh musik. Kenan dan Fecya berjalan menuju belakang panggung, lalu berbicara pada beberapa pelayan dan pengatur musik. Kenan mengangguk kemudian Fecya berjalan mencari Violet.

Suasana tiba-tiba hening saat musik DJ berhenti dan lampu yang remang-remang. Fecya berjalan ke sebelah Violet lalu menepuk pundak gadis itu.

Tiba-tiba terdengar seseorang menyanyi dengan lembut. Lampu menyorot pada panggung tempat DJ tadi memainkan musik. Muncullah seorang laki-laki berjas duduk sambil memainkan gitar dan bernyanyi.

Fecya merasakan Violet memeluknya, "Itu beneran Kenan?" Fecya mengangguk pelan.

Kenan dipanggung menyanyikan lagu I Still Love you- The Overtunes

Fecya menepuk pundak Violet untuk maju, setelah Violet berjalan maju bisa dilihat kenan tersenyum disela-sela bernyanyinya. Fecya berjalan meninggalkan lantai 2 turun menuju lantai 1. Gadis itu menuju toilet, menatap wajahnya dicermin, merasakan cairan bening keluar dari matanya membuat Fecya segera menghapusnya. Gadis itu mencuci tangannya sebentar lalu keluar dari Toilet.

Matanya melebar melihat sosok tegap bersandar ditembok sambil melipat dada lalu menatap kearahnya.

"Malam, Fecya." Ucap orang tersebut dengan suara rendah.

"Pak Lucas? Kok disini? Ahhh sama pacarnya?" Tanya Fecya heran

"Saya yang punya Club ini Fecya. Seharusnya saya yang bertanya, ngapain kamu disini?" Lucas tersenyum sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Ah saya..ada ulang tahun teman." Ucap Fecya gugup.

"Apa ulang tahun temanmu menyedihkan?" Tanya Lucas membuat Fecya menatap dengan tatapan bingung.

"Tidak? Lalu kenapa matamu sembab?" Lucas kembali bertanya.

Fecya kembali kedalam toilet untuk bercermin, dan memang iya sembab. Padahal iya tidak menangis, hanya meneteskan air mata beberapa kali tetapi bisa langsung sembab. Gadis itu keluar dengan canggung.

"Jadi?" Tanya Lucas.

Fecya menatap sinis Lucas, "bukan urusan bapak!"

"Ah...saya tau, sedang patah hati? Laki-laki yang tadi bersamamu di toilet bukan?" Ucap Lucas tersenyum meremehkan.

Muka Fecya memerah seketika, gadis itu berjalan meninggalkan Lucas yang terkekeh. Lucas menarik Fecya keluar dari club menuju mobil Lucas membuat Fecya kaget dan menarik paksa tangannya.

"Apa-apaan sih pak?!" Ucap Fecya kesal dengan perlakuan Lucas. Sudah sedang patah hati, bertemu lagi dengan Lucas yang menurut Fecya menyebalkan.

Lucas tidak menjawab, lalu mendorong paksa Fecya agar masuk kedalam mobilnya. Setelah duduk di bangku sebelah pengemudi, Lucas dengan sigap menahan Fecya yang hendak keluar, lalu memasangkan seatbelt membuat Fecya menahan napas karna gugup.

Lucas memutari mobil lalu masuk ke kursi pengemudi. Laki-laki itu kemudian menjalankan mobilnya tanpa menghiraukan tatapan tajam Fecya.

Catch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang