part 28

8.7K 277 4
                                    

Fecya, Lucas, Violet dan Kenan sedang duduk diruang tengah rumah Lucas.

"Jadi?" Violet menatap Fecya dan Lucas.

"Kenapa bisa sampai kayak gitu?" Tanya Violet lagi.

Lucas menghela napas, "sayang kamu istirahat dikamar aja ya." Lucas mengelus sayang Fecya.

Dituntunnya Fecya ke kamar, perempuan itu sudah berkali-kali menolak tapi Lucas memaksa.

Setelah itu Lucas kembali menuju ruang tengah.

"Jadi....Quinsha itu sahabat saya." Ucap Lucas dibalas anggukkan Violet.

"Dia saudara kembar mantan saya, Abel. Yang waktu itu mendatangi kampus dan mencelakai Fecya." Ucap Lucas.

"Pantes aja sifatnya sebelas duabelas." Ucap Violet sinis.

"Quinsha bilang saya tidak bahagia menikah dengan Fecya dan dia mau membantu saya lepas dari Cia makanya dia mencoba mencelakai Fecya." Ucap Lucas.

"Abel sebenarnya sudah memperingati saya mengenai Quinsha. Abel datang ke kantor saya dan meminta maaf atas kejadian dikampus, ia dipaksa Quinsha untuk mengikuti rencananya. Andai saya percaya yang dikatakan Abel, Fecya pasti baik-baik saja." Jelas Lucas menunduk dan mengacak rambutnya Frustasi.

"Bukan salah bapak, sahabat bapak yang salah." Ucap Violet tegas.

"Terus dia gimana sekarang?" Tanya Violet.

"Udah dibawa polisi tadi." Kali ini Kenan yang bersuara.

"Saya besok akan mengurus di kepolisian tentang masalah ini. Saya harap kamu ikut Kenan, dan Violet besok bisa tolong temani Fecya di rumah?" Tanya Lucas.

"Bisa kok pak. Tenang aja." Ucap Violet.

Lucas dan Kenan sedang berada di kantor polisi. Polisi tersebut menuntun mereka untuk duduk.

Mereka akhirnya membahas mengenai masalah yang terjadi. Polisi tersebut menganggukkan kepalanya setelah mendapat informasi yang dibutuhkannya.

Lucas dan Kenan diijinkan untuk menjenguk Fecya yang sudah berada dibalij jeruji besi.

Quinsha menoleh saat seorang polisi memanggilnya untuk bertemu seseorang. Quinsha menajamkan matanya kala melihat Lucas dan Kenan sedang menunggunya.

"Quin." Ucap Lucas tegas.

"Kamu mau keluarin aku dari sini kan Lucas?" Ucap Quinsha tersenyum pada Lucas.

Lucas menggeleng tegas, "Setelah yang kamu lakuin sama Fecya? Jangan harap."

"KAMU TIDAK MEMILIKI PERASAAN LUCAS! AKU SAHABATMU!! LEPASKAN AKU!!" Teriak Quinsha.

"Kau butuh kaca Quin? Lihatlah dirimu! Apa kamu memiliki perasaan? Kau berusaha membunuh seseorang yang sedang hamil! Dan itu istri sahabatmu! Apa otakmu tidak bisa bekerja dengan sehat?" Lucas menatap tajam Quinsha.

Quinsha tertawa seperti orang gila,"ini semua kulakukan demi kamu. Aku mencintaimu Lucas. Kau juga kan?" Quinsha menatap Lucas penuh harap.

"Kau gila!" Ucap Lucas lalu bediri diikuti Kenan yang menatap tajam Quinsha.

"Tidak! Jangan tinggalkan aku! Lepaskan aku!! Kubunuh kau Lucas!! Tidakkkkk!!" Quinsha berteriak seperti orang gila.

Lucas melajukan mobilnya kembali menuju rumah, bisa gila jika ia terlalu lama di tempat tadi.

Lucas menyipitkan matanya saat melihat ada sebuah mobil terpakir didepan rumahnya.

Terlihatlah orang tua dan mertuanya sedang berada didalam rumah mengunjungi Fecya.

Lucas mengabari mereka tadi pagi mengenai masalah ini.

"Lucas." Ucap Sang papa.

"Apa sudah selesai?" Kini papa mertuanya yang bertanya.

Lucas mengangguk, lalu ikut duduk diruang tengah. Kenan juga ikut duduk disebelah Violet.

"Mama khawatir banget, kamu beneran gapapa kan sayang?" Tanya Kinan.

"Cia gapapa ma." Ucap Fecya menenangkan sang mama.

"Sekarang kalau Lucas berangkat kerja, mama temenin kamu disini aja ya." Ucap Ayu.

"Gausah ma, beneran Fecya gak bakal kenapa-napa." Ucap Fecya.

"Yang dibilang mama bener sayang." Ucap Lucas pada istrinya itu.

"Iyadeh." Ucap Fecya.

"Mama masih gak nyangka Quin bisa seperti itu." Ucap Ayu menggelengkan kepalanya.

"Sudah sudah, yang penting kan masalahnya sudah selesai." Ucap Dimas, papa Lucas.

Semua mengangguk.

"Udah ayo kita makan dulu. Mama udah pesenin." Ucap Kinan.

Fecya sedang berada dikamarnya bersama Lucas, mereka sedang menonton sebuah Film action.

"Kak, kakak mau anaknya perempuan atau laki-laki?" Tanya Fecya tiba-tiba.

"Hm? Kakak terserah, yang penting sehat." Ucap Lucas.

"Ih pilih dong kak." Fecya merasa tidak puas dengan jawaban suaminya.

"Apa ya, kakak suka dua-duanya Cia. Ya tapi kalau disuruh pilih, cewek aja deh." Jelas Lucas Fecya mengangguk-angguk.

"Kak kalau aku jadi gendut jelek gimana?" Tanya Fecya.

Lucas mengerutkan keningnya, "aku tetep sayang kok."

"Tapi kan aku jadi gak menarik, badannya bulet." Ucap Fecya lagi.

"Kok tiba-tiba nanya gitu?" Tanya Lucas bingung.

"Yah sapa tau kamu berpaling dari aku, kan mantanmu udah balik." Ucap Fecya cemberut.

"Yaampun, ya gak bakal lah yang. Kamu ada-ada aja." Lucas terkekeh.

"Aku serius kak. Kalau kamu tertarik lagi sama mantanmu itu gimana?" Ucap Fecya kesal karena dianggap bercanda.

"Aku tetep sayangnya sama kamu Cia, mama dari anak-anakku." Lucas mengecup sayang pucuk kepala Fecya.

"Heheheh, makin sayang deh sama kakak." Ucap Fecya membuat Lucas tertawa karna perubahan mood perempuan itu.

"Kamu semenjak hamil makin lucu." Ucap Lucas memeluk erat Fecya.

"Kak jangan erat-erat meluknya, babynya kegencet ini." Fecya memukul lengan Lucas.

"Oh iya, maafin papa ya." Lucas mengelus-elus perut Fecya.

Lucas mengajak obrol anaknya yang masih didalam perut Fecya itu.

"Sehat-sehat ya, mamanya juga." Lucas tersenyum pada Fecya.

"Aku sayang kamu." Lucas mengecup bibir Fecya.

"Aku lebih." Balas Fecya saat merasakan Lucas memperdalam ciumannya.

Catch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang