Fecya menatap suaminya yang sedang menyantao makanan yang dibuatnya. Suaminya mendongak, beberapa saat mereka saling memandang sebelum Fecya memutuskan pandangan mereka.
"Aku...minta maaf." Uca Lucas masih menatap Fecya.
"Aku gak ada niatan mencium abel sama sekali sayang. Dia yang menciumku dan kamu datang sebelum aku sempat menjauh darinya. Sungguh aku gak mungkin selingkuh dari kamu." Ucap Lucas meyakinkan istrinya, kali ini Fecya menatap Lucas.
Tersirat kepedihan dimata istrinya membuat Lucas ikut merasakan sakit hati istrinya.
Lucas berdiri berlutut dibawah istrinya yang masih diam, dipegangnya lembut tangan Fecya.
"Sayang percaya sama aku. Aku udah gak ada perasaan apapun sama dia." Ucap Lucas mengecup tangan Fecya.
"Tapi....kamu terlihat gugup saat tau abel masih hidup. Aku gatau apa yang kamu pikirkan saat itu. Tapi ekspresimu seperti masih memiliki rasa saat menatap wajahnya." Jelas Fecya, air matanya sudah menggenang dikelopak matanya.
"Itu aku hanya kaget sayang. Hanya kamu sekarang yang aku cinta, gak ada satu kalipun niatan aku bakal berselingkuh dari kamu. Kamu sekarang hidupku Cia, hanya kamu." Jelas Lucas lalu dengan cepat memeluk istrinya.
"Maafin aku, aku mohon. Kejadian seperti ini gak akan terulang aku janji." Lucas berkata dengan sungguh-sungguh, bisa dirasakannya punggung istrinya bergetar.
"Apa aku bisa percaya lagi sama kakak?" Tanya Fecya yang sudah menangis dipelukan sang suami.
Lucas mengangguk cepat, "Sangat bisa sayang, maafkan aku."
Lucas melepas pelukannya untuk menatap istrinya, dihapusnya air mata Fecya menggunakan jarinya.
"Kamu maafin aku?" Tanya Lucas.
Fecya mengangguk, "Aku...akan berusaha percaya lagi."
Lucas mencium lembut bibir istrinya yang ia rindukan. Bibir yang manis membuat dirinya kecanduan.
"Aku sayang kamu." Ucap Lucas setelah melepas ciumannya.
"Hanya kamu." Ucap Lucas lagi menatap istrinya.
Fecya mengangguk lalu memeluk suaminya.
"Aku.." ucap Fecya mengantung.
"Kenapa sayang?" Tanya Lucas lembut.
Fecya mengeluarkan sebuah testpack dari sakunya. Ditunjukannya itu pada suaminya.
"Kamu hamil? Ini garis dua maksudnya hamil kan?" Tanya Lucas antusias.
Fecya tersenyum malu lalu mengangguk.
"Beneran sayang?" Lucas menatap Istrinya dengan senang, Fecya mengangguk.
"Makasih, makasih." Lucas memeluk dan mengecupi seluruh wajah istrinya.
•
•
•
•
Sudah 3 bulan berlalu semenjak kejadian waktu itu dan abel sudah tidak menunjukkan batang hidungnya. Fecya dan Lucas melakukan rutinitas seperti biasa tetapi semenjak kehamilan Fecya, Lucas menjadi lebih ketat. Bahkan Lucas menyuruh mamanya untuk mencarikan asisten rumah tangga.
Seperti sekarang, Fecya harus selalu membawa bekal sehat yang dibuatkan asisten rumah tangganya.
"Gimana rasanya hamil?" Tanya Violet pada Fecya yang sedang memakan makanannya.
"Ya gitu deh, gak ada bedanya sih. Cuma cepet capek aja." Ucap Fecya.
"Jenis kelaminnya apa?" Violet penasaran.
"Yeee baru juga tiga bulan" Ucap Fecya kesal akan pertanyaan bodoh sahabatnya.
"Eh iyaya hehehehe." Ucap Violet.
"Yo hello gais." Kenan datang merangkul Violet.
"Ngomongin apa nih?" Tanya Kenan.
"Kepo aja sih." Balas Violet menjulurkan lidahnya.
"Pelit kamu babe." Ucap Kenan dibalas kekehan Fecya.
"Lo masih ada kelas lagi habis ini?" Tanya Fecya.
Kenan menggeleng sebagai jawaban. Fecya mengangguk-angguk masih sambil memakan makanannya.
"Jadi anak sehat banget lo, bawak bekal dati rumah." Ledek Kenan.
"Sirik aje si bambank." Balas Fecya manatap tajam kenan.
"Sensi amat kek ibuk hamil." Ucap Kenan.
"Yakan emang ham-- Awwww." Ucaoan Violet terputus saat Fecya menginjak kaki Violet dibawah meja.
Violet yang sadar spontan menutup mulutnya.
"Maksudnya gimana tuh?" Kenan menatap Fecya dan Violet.
"Lo hamil?" Tanya Kenan kaget lalu meminta penjelasan pada Fecya.
"Babe tenang, Fecya udah nikah." Ucap Violet.
"LO UDAH--" Teriakan Kenan terputus karena tangan Fecya membekap mulut kenan.
"Pelanin kek suara lo." Ucap Fecya.
"Sorry. Tapi gue butuh penjelasan." Ucap Kenan menatap tajam Fecya.
Fecya menghela napas, "Iya gue nikah. Gue bakal cerita, jangan potong cerita gue sebelum selesai."
Kenan mengangguk.
"Jadi gue itu dijodohin, nah pernikahan gue itu dilaksanainnya gak terlalu besar soalnya gue gamau anak kampus tau. Tapi demi terhindarnya isu-isu yang ga bener, suami gue maksa untuk ngundang para dosen. Nah setelah itu ya gue nikah deh, bukannya gue gak percaya kalian. Tapi itu mendadak banget buat gue dan...gue malu." Jelas Fecya.
"Gila..." Kenan mendesah tidak habis pikir dengan Fecya.
"Gue minta maaf. Tapi itu tiba-tiba banget." Ucap Fecya.
"Sama siapa lo nikah?" Tanya kenan.
"Sama...Pak Lucas." Ucap Fecya pelan.
"A-apa?" Kenan tidak percaya dengan perkataan Fecya.
"Iya sama Pak Lucas babe." Violet memperjelas.
"Kok bisa?" Kenan menatap Fecya heran.
"Bokap nyokap pak Lucas rekannya orang tua gue." Jelaa Fecya.
Kenan mengangguk-angguk. Tiba-tiba ponsel Fecya berdering menunjukkan nama Lucas.
"Halo?" Sapa Fecya.
"Cia, gajadi cek ke dokter kandungan?" Tanya Lucas.
"Oh iya. Kakak dimana?" Ucap Fecya.
"Di parkiran." Balas Lucas.
"Yaudah aku kesana." Ucap Fecya.
Fecya pamit pada teman-temannya lalu berjalan menuju parkiran.
Fecya langsung masuk ke kursi penumpang depan, Lucas tersenyum melihat istrinya masuk.
Lucas mengecup singkat kening Fecya lalu menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
"Ah aku gasabar ketemu babynya kak." Ucap Fecya saat mereka sedang menyusuri lorong rumah sakit.
"Aku juga." Ucap Lucas merangkul pinggang istrinya.
Setelah dipanggil masuk menuju ruangan, Fecya disuruh berbaring di ranjang pasien. Sang dokter mulai memberi gel diatas perut Fecya, kemudian memulai usg nya.
Terlihat ada sebuah bayi kecil didalam perut Fecya, Lucas mencium kening Fecya sayang sambil berulang kali mengucap kata terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me!
RomanceJangan lupa follow🌈 Fecya Fedora Darmawan, terbiasa dengan hidup yang mewah dan di manja oleh orang sekitarnya. Lucas Abraham, laki-laki dengan wajah tampan dan tubuh kekar memiliki sifat ramah namun tegas. Fecya harus menghadapi sikap dosenya yang...