part 31

8.5K 284 3
                                    

Lucas sedang duduk di ruang tengah bersama dengan yang lain. Mereka menunggu penjelasan Lucas.

"Waktu itu aku sudah bilang ke Violet masalah Abel minta maaf." Ucap Lucas menatap Violet dan Fecya.

"Mana bisa saya percaya, wanita seperti itu pasti licik." Ucap Violet.

"Abel dan Quin itu saudara kembar, tapi mereka tidak tinggal bersama. Orang tua mereka cerai. Aku kenal Quin dari masuk SMA, kemudian aku bertemu Abel dan berpacaran. Dan ternyata Quin tidak terima abel menjalin hubungan denganku jadi dia mengirim Abel ke luar negri dengab tipuan meninggalnya Abel. Selama itu Abel akhirnya dijodohkan dengan teman mamanya demi kelangsungan hidupnya. Dan sekarang dia kembali ke Indonesia dan Quin mengancam menghancurkan rumah tangganya jika tidak membantu rencana Quin." Jelas Lucas.

"Sejahat itu kak?" Fecya menggeleng tidak percaya.

Lucas mengangguk, "setelah kejadian dikampus itu, besoknya dia langsung datang ke kantor dan minta maaf. Menjelaskan juga bahwa itu bukan kemauannya."

"Quin...kenapa bisa setega itu?" Tanya Ayu.

"Lucas juga gak tau ma, padahal Quin sudah seperti saudara sendiri." Jawab Lucas.

"Sudah yang penting Quin sudah mendapatkan hukumannya." Ucap papa Fecya dibalas anggukan oleh semua yang disana.

"Fecya mau taruh makanannya ini dulu ya habis itu mau balikin tempat sekalian mau kasih potongan cake nya buat kak Abel." Ucap Fecya dibalas anggukkan.

Fecya berjalan menuju rumah disebelahnya. Mengetuk pintu hingga seorang perempuan keluar dengan seorang bayi digendongannya.

"Loh Cia? Masuk dulu." Ucap Abel membukakan pintu.

"Ah iya makasih kak. Aku sebenernya cuma mau balikin tempat makannya sama ini mau kasih cake." Ucap Fecya.

"Wah gausah repot-repot padahal. Kan aku yang tetangga baru jadi harusnya kamu ga perlu bales kasih aku sesuatu." Abel tersenyum.

Pandangan Fecya beralih melihat bayi di gendongan Abel.

"Siapa namanya kak?" Tanya Fecya.

"Achiel namanya tante." Ucap Abel.

"Gemes banget pipinya bulet." Fecya mengelus-elus pipi Achiel membuat bayi itu tertawa.

"Berapa bulan ini kak?" Tanya Fecya.

"12 setengah bulan." Balas Abel.

"Lucu banget yaampun. Kok gak mirip kakak ya." Fecya tertawa memperhatikan wajah Achiel yang memberenggut.

"Iya semua bilang mirip papanya. Padahal aku yang hamil susah-susah." Ucap Abel kesal.

"Iya kan? Kesel banget anakku juga gitu ga ada miripnya sama aku kak." Fecya juga ikut kesal.

Abel tertawa, "Kamu kapan lahiran?" Tanya Abel.

"4 hari yang lalu. Padahal harusnya masih 1 minggu lagi." Ucap Fecya masih bermain dengan Achiel.

"Aku dulu wakti hamil Achiel malah 1 bulan sebelumnya udah lahiran." Ucap Abel.

"Hah beneran?" Fecya kaget.

"Iya tapi untungnya Achiel sehat sehat aja." Abel tersenyum.

"Achiel selalu minum asi kak?" Tanya Abel.

"Iyaa, untungnya asi ku jalan terus. Kamu gimana asinya? Lancar?" Tanya Abel.

Fecya mengangguk sebagai jawaban.

"Cia aku minta maaf ya tentang kejadian dikampus itu." Ucap Abel merasa bersalah.

"Gapapa kak, Kak Lucas udah jelasin kok. Awalnya aku ga percaya banget kalau kakak udah nikah hahahah." Jelas Fecya.

"Iya aku dijodohin sama mama. Ya untungnya suamiku orang yang baik dan pengertian. Jadi rumah tangga kami bisa berjalan dengan baik meskipun karna dijodohkan." Jelas Abel.

"Aku juga mau minta maaf atas nama Quin." Abel kembali bersuara.

"Iya kak, udah gausah dibahas kan sudab berlalu juga." Ucap Fecya tersenyum.

Abel mengangguk, "Kamu mau minun apa?" Tanya Abel.

"Eh gausah deh kak, aku balik aja. Lagian dirumah lagi banyak orang. Kak abel gabung aja gimana? Daripada bosen dirumah. Suami kakak kerja ya?" Tanya Fecya.

"Iya biasanya pulang sore sih. Gausah deh aku sungkan." Ucap Abel tersenyum.

"Gapapa kak santai aja ayo." Ajak Fecya.

"Kapan-kapan aja deh Cia." Tolak Abel.

"Beneran?" Tanya Fecya.

"Iyaa, besok deh aku main ke rumahmu. Sekalian sharing-sharing masalah anak." Abel mengedipkan matanya pada Fecya.

"Yaudah deh. Aku balik dulu ya kak." Pamit Fecya.

"Iya thankyou ya Cia." Balas Abel mengantar Fecya sampai depan.

Hari sudah malam saat keluarga Fecya dan Lucas pamit pulang. Fecya membereskan rumah kemudian berjalan menuju kamar.

Ternyata Bianca sudah bangun dan digendong Lucas.

"Baru bangun Biancanya kak?" Tanya Fecya.

"Iya, untung gak nangis." Ucap Lucas.

"Anak mama udah laper belom? Mimik susu dulu yuk?" Fecya mengambil alih Bianca kemudian ia bersandar dikasur.

"Tadi kamu kok lama di Abel?" Tanya Lucas.

"Ya ngobrol-ngobrol. Anaknya kak Abel udah 1 tahun loh, cowok namanya Achiel. Gembul banget." Ucap Fecya.

"Oh ya?" Tanya Lucas dibalas anggukkan Fecya.

"Gembul ganteng gitu kak, nanti kita jodohin sama bianca hahaha." Fecya tertawa.

"Gak boleh, kamu ini Caca masih kecil udah ngomongin jodoh-jodoh an." Ucap Lucas.

"Siapa Caca?" Fecya heran.

"Kan Bianca, Caca." Ucap Lucas.

"Lucu jugak Caca." Fecya mengangguk angguk.

Fecya meletakkan Bianca yang sudah selesai meminum asi. Perempuan itu mengajak bicara anaknya.

"Caca cantik, kalau besar cari pacar yang ganteng ya. Jangan mau sama yang jelek." Ucap Fecya pada Bianca.

"Caca nanti mama jodohin aja ya ca ya." Ucap Fecya lagi, Bianca hanya mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Jangan mencemari otak princesku Cia." Ucap Lucas yang sudah menutup telinga Bianca.

"Posesif banget jadi bapak." Ucap Fecya.

"Harus kan, apalagi sekarang ada 2 malaikat dihidup kakak." Lucas mengecup kening Bianca lalu mengecup bibir Fecya.

"Alah bisa aja, udah aku mandi dulu deh ya." Ucap Fecya.

"Bareng aja." Lucas menyeringai kemudian mengedipkan matanya.

"Puasa kak inget kata dokter. Mesumnya itu dikuranginnnn." Gerutu Fecya lalu meninggalkan Lucas yang tertawa.

Catch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang