Brock A Heart (3)

20.4K 1.2K 60
                                    

.

***

Kita berpisah bukan karena takdir, tapi memang mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita, karena bersama pun sudah tidak mungkin. Lebih baik aku pergi sekarang dari nanti aku lebih sakit lagi.


***
**
*

Saat paginya tiba dia dibangunkan dengan suara sinis mertuanya yang menatapnya rendah, dengan tangan bersidekap angkuh seolah siap untuk mengusirnya saat itu juga.

"CK!, Ternyata kamu memang ingin cerai dari anak saya ya, main langsung tanda tangan tanpa perlawanan" lalu yang dia lakukan enam bulan ini apa kalau bukan perlawanan, selalu mengelak dan mencoba segala hal.

.tapi saat dia gagal dia dihina, dan saat dia memilih menyerah dia juga mendapat perlakuan yang sama.

"Mama_"

"Tidak usah banyak alasan, lagipula sekarang kamu bukan lagi istri anak saya, kamu sudah boleh pergi dari rumah ini. Tenang saja Anak saya sudah menyiapkan uang yang banyak untuk kamu"..

Sejujurnya, dia tidak membutuhkan semua itu.

"Sudah lah, saya malas lama-lama disini" Lina berlalu pergi menyisakan rasa sakit yang semakin menggunung saja...
.
Sejak awal dia dianggap serendah itu, dianggap miskin dan tidak punya apa-apa, padahal untuk membeli kebutuhannya sehari-hari saja dia tidak melulu mengandalkan suaminya, dia memang tidak bekerja seperti suaminya. Tapi pekerjaan nya sebagai penulis sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya bahkan lebih.

Tapi walaupun begitu, tetap saja dia dianggap tidak berharga sama sekali.
Segera keluar dari kamar, Angel bisa melihat mertuanya dan suaminya yang duduk di sofa. Dia sudah rapi, hanya tinggal pergi.

Rasanya sangat Aneh, karena dulu saat dia dibawa kemari dengan penuh kasih sayang, dan sekarang di lepaskan dengan penuh kebencian. Ternyata manusia memang seperti itu, membuang saat tidak dibutuhkan lagi, dan mengambil kembali saat dirasa butuh. Sekarang rasanya dia tidak lebih dari sebuah barang saja.
..

"Mas akan mengantar kamu" Angel menggeleng pelan. Bahkan suara datar suaminya_ Ah mantan suaminya itu terdengar begitu santai seolah dia tidak pernah ada dalam hati seorang Antonio.

"Tidak apa Mas, aku sudah memesan Taksi" karena saat dia kemari dia tidak membawa banyak barang, maka saat pergipun. Dia hanya akan membawa seperlunya saja.

Menyeret kopernya mendekat, Dia menyalami papa mertuanya yang terdiam tidak bisa berkomentar apa-apa, dia tahu sangat tahu papanya ini juga menginginkan keturunan. Dan saat dia tidak bisa memberikannya tentu saja dia tidak layak untuk dipertahankan, pemikiran lelaki paruh baya ini sesimpel itu.

Kemudian beralih menyalami Lina yang menatapnya tidak minat, sampai akhirnya sampai didepan Anton, Angel membuka tas kecilnya dan mengeluarkan Kartu ATM yang pernah lelaki itu berikan padanya.

Itu bukan hak nya lagi.

"In_"

"Aku kembalikan, terimakasih untuk semuanya Mas" dia memotong cepat, bagaimana pun dia ingin berpisah dengan cara yang baik , walaupun sebenarnya tidak ada kata baik-baik saja dalam perceraian mereka.

"Aku pergi. Assalamualaikum"

Angel berbalik cepat, taksi online sudah menunggunya didepan .

"Kamu akan pulang kampung" Angel diam. Itu bukan lagi urusan Anton. Tapi kemudian dia memilih mengangguk sebagai jawaban. Tidak ingin Anton semakin menerka-nerka.

Broke A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang