Kenangan yang menyakitkan, membuatnya menangis seharian sampai wajahnya memucat dengan tubuh lesu seolah tanpa kehidupan.
Mengurung diri dikamar sejak dia kembali dari restoran siang tadi, membiarkan Maya membereskan semua pakaian nya untuk kembali dibawa ke Bali, bahkan saat Dika menjelaskan sejauh mana perkembangan proyeknya dia hanya mengangguk tanpa minat.
Sekarang dia benar-benar terlihat bagaikan lari dari masalah
"Angel, kamu sudah siap _" Maya menghela nafas lelah, tadi dia kesusahan menenangkan Angel yang menangis, apa sekarang dia juga harus menyadarkan Angel dari lamunan panjangnya.
"Kalau kamu tidak ingin pergi, aku bisa Membatalkan tiketnya"
"Jangan" Angel berucap lemah, mengusab pelan wajahnya dia berusaha bangkit dari duduknya dan menuju kamar mandi untuk membilas wajah nya, setelah selesai dia mengambil topinya dan berjalan kearah Maya yang menatapnya jengkel.
"Ini keputusan mutlak, jangan membatalkannya Angel" Angel mengangguk pelan, suara Maya berdesir rendah mengancamnya dengan nyata
"Aku tidak memiliki tempat lagi disini ya" Kembali dia berucap sedih, nyatanya ucapannya membuatnya semakin terperuk sekarang.
Maya memilih diam, dia akan mengurus kerja sama antara kakaknya dan anton nanti untuk segera dibatalkan, enak saja Anton mendapat keuntungan dari kerja sama itu sedangkan Angel terlukai disini.
"Sudah saatnya, ayo pergi" Dika yang baru saja muncul berucap cepat sebelum Maya ataupun Angel kembali membuka suara.
"Proyek pembangunan itu, kamu tidak perlu khawatir, aku akan menyelesaikan nya. tidak ada yang perlu kamu khawatir kan" Dika mengambil cepat koper Angel sambil melihat-lihat mungkin ada lagi yang harus dia bawa, barang milik Maya sudah dia masukkan ke bagasi mobil tinggal milik Angel saja.
"Terimakasih Dika" Dika menganggu saja, kemudian beralih memasuki mobilnya setelah memasukkan barang-barang Angel ke mobil tunangannya, kedua wanita itu akan kembali ke Bali setelah lama disini.
Dan setelah dia tahu, cerita kelam yang Angel alami.
Siapa sangka, wanita cantik sahabat tunangannya itu menyimpan luka yang begitu dalam.
"Selamat tinggal Semuanya"
Angel berucap sendu, bahkan saat mereka tiba di bandara dan menaiki pesawat ke Bali. Angel masih setia melihat keluar jendela dengan pandangan kosong. Maya ingin mengusik tapi melihat butir-butir air mata itu kembali menetes dia memilih diam. Atau ucapannya hanya akan membuat Angel semakin mengingat lukanya. Dia lebih memilih mengusab bahu Angel pelan, memberitahukan kepada wanita disamping nya dia selalu ada untuk Angel.
"Sampai jumpa lagi" Dika menatap ke langit dengan senyum manis terkesan sedih, seharusnya dia berucap selamat tinggal karena belum tentu Angel akan kembali kemari tapi tunggangannya. Tentu akan kembali.
Tepi entah mengapa dia malah berucap seperti itu, seolah masih yakin wanita itu akan datang dengan senyuman yang lebih bewarna.Dia menunggu hal itu, menunggu melihat sinar bahagia di mata Angel, karena dengan begitu Mayanya juga akan Bahagia.
"Ah, selamat datang Bali" Maya berucap semangat, dengan semangat menarik Angel menuju mobil yang menjemput mereka.
"Tersenyum lah!" Angel mencoba tersenyum pelan, dia sedikit pusing sekarang, mungkin ini efek karena tubuhnya yang menolak makanan sejak kembali dari reunian itu.
Dan setelah kejadian itu.
"Kamu gak apa" Maya menatap khawatir Angel yang sedikit sempoyongan memasuki kediamannya, Angel menggeleng pelan. Barang bawaannya sudah dibawa ke kamar oleh sopir Maya, seperti nya kali ini Maya setuju menggunakan semua fasilitas yang orang tuanya berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broke A Heart
RomanceHati yang hancur karena sebuah ego dan Cinta "CK! Menyedihkan, bagaimana mungkin sampai sekarang kau belum bisa membahagiakan putraku" Apa semua itu salahnya, dia benar-benar sudah berusaha menjadi apapun yang suaminya inginkan Bahkan mengorbankan...