Alarice berjalan secepat mungkin melewati koridor, ia tidak menyangka kejadian tersebut terjardi.
"Sial kenapa harus jatuh sih,bikin malu aja" gumam Alarice sambil mengerucutkan mulut.
Tiba tiba dari belakang ada seseorang yang menepuk bahu Alarice, Alarice terkejut.
"Heiii, ngomong sendiri aja, emang ada temen gaib ya kamu?" Ucap Larseno, Mantan ketua Osis.
"Eeh ga kok kak, yakali punya temen gaib, nonton film horor aja ga berani hehe" ucap Alarice sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Alarice merasa gugup, entah mengapa setiap berada disamping Larseno jantung nya bedegup cepat, ia berharap Larseno tidak mendengar degupan jantungnya.
"Yaudeh cantik, tapi kayaknya makhluk gaib pengen deket deket sama kamu deh" ucap Larseno.
"Haaa masa sihh, iih jangan bikin takut kenapa, emang kakak bisa liat?" Ucap Alarice
"Ga sih hehe, aku tau aja karena diliat liat kamu cantik jadi setiap makhluk yang ada disekitar kamu bakal tertarik, terutama aku" ucap Larseno, saat ini Alarice tidak bisa mengendalikan degupan jantungnya, pipinya sudah seperti kepiting rebus, Larseno yang melihat itu ingin sekali mencubit pipi Alarice.
"Haaa apaansih kak garing banget" Alarice mencoba menyembunyikan pipinya yang sekarang merah sperti kepiting rebus. Tak sadar akhirnya mereka sudah berada di depan kelas Alarice.
"Yaudah, masuk sana ke kelas, belajar yang giat yah cantik" ucap Larseno sambil mengacak rambut Alarice, ia pun segera berlari agar tidak dapat cubitan dari Alarice.
"Iiiih kakak" teriak Alarice sambil berkacak pinggang atas ulah kakak kelasnya itu.
Alarice pun langsung masuk kekelas dan langsung duduk tepat disamping Rara.
"Lo darimana aja, untung aja ga ada guru, kalo ada guru habis lo kena marah" ucap Rara.
"Tadi gue ke basecamp Geng Brutal, trus diperjalanan ketemu kak Larseno" ucap Alarice senyum senyum.
"Lo seneng ke Geng Brutal atau ketemu Kak Larseno" ucap Rara sambil melihat manik mata Alarice.
Alarice yang tidak tahu menjawab apa, merubah posisi duduknya, yang tadi berhadapan dengan Rara menjadi menghadap papan tulis.
"Yaelah lu, tau gue lo itu..." ucap Rara.
"Apaan lo" ucap Alarice sambil menyipitkan matanya didepan Rara.
"Gitu aja marah" ucap Rara sambil menoyor kepala Alarice.
"Ganggu bgt jdi org"
"Btw lo ga liat apa si Elvano itu gagahnya ga ketulungan, masa lu mau nantang dia sih" ujar Rara.
"Emang kenapa sih, masalah buat lo, jangan jangan lo suka ya" sambil menunjuk hidung Rara.
"Apaan sih bangsat, ngga jelas bgt, lo kan tau gue pecinta cogan" ucap Rara sambil memegang hidungnya, ia ingin periksa apakah hidungnya baik baik saja saat ditunjuk Alarce
"Lebay idup lo" ucap Alarice sambil menoyor kepala sahabtnya itu.
"Wee poto trus lo Bulan" ucap Alarice sambil menompangkan dagunya di tangan.
"Sibuk bgt anjir, gue lagi mau pap in untuk bebeb gue" ucap Bulan sambil berpose didepan kamera.
"Awas lo pap aneh2" ucap Alarice
"Lo kira gue gratisan anjir"
"Mudahan ngga la" ucap Rara
Tiba tiba pak Wisnu selaku guru Matematika masuk kelas, ia terlambat hari ini tidak tahu kenapa mungkin merumpi dulu di pantry(tempat guru berkumpul).
"Anak anak hari ini kita UJIAN" ucap Pak Wisnu sambil menekan kata Ujian.
Banyak ocehan ocehan dari kelas Alarice yang membuat kelas menjadi ribut, Alarice hanya diam, bukan berarti dia suka hanya saja dia lebih memilih mengumpat didalam hati agar imagenya tidak terganggu.
Bel sudah berbunyi, anak kelas 11 IPA 1 mengumpulkan lembar jawaban dimeja, mereka pun langsung keluar dari kelas, sesak katanya.
"HELLO ADIK ADIK KU YANG PALING BURIQ" teriak Jeje didepan pintu dengan suara khasnya.
"Alay bgt temen lo padahal seumuran udh begaya, mentang2 skolanya cepet bisa jadi senior manggil kita adik lg" ucap Cilla tidak terima.
"Bazeng sakit telinga gue" ucap memey
"Alay lo bgst" ucap Jeje
"Udah udah ribut bgt" ucap Yana
"Ayok ke kantin laper gue" ucap Alarice sambil memegang perut ratanya.
"Lo mah perut karet" Ucap Sasa sambil menoyor kepala Alarice
Mereka pun berjalan melewati koridor, banyak yang melihat 9 primadona Sma Bulan, tak sedikit yang menjadi haters mereka, tapi mereka yah bodoamat.
"Itukn yang jadi wakil osis yang ngebentak Elvano"
"Iya itu sok bgt yah bru juga osis berani bgt ngebentak bebeb gue"
Beragam caci makian yang diterima Alarice sejak insiden tadi pagi, ia tidak peduli dengan perkataan orang intinya dia melakukan tugasnya dengan benar.
"Lo bisa kuat ngehadapin ini?" Tanya Sasa
"Iylah, gue yang mulai jadi gue yang bakal ngeakhiri semuanya ga peduli apa kata org" jawab Alarice sambil menampilkan senyuman manisnya.
"Goodluck" ucap Nana
Mereka semua sampai dikantin, keadaan kantin sangat bedesak membuat Alarice menjadi sesak, jeje pun segara menyuruh duduk di tempat yang kosong dan menitip makanan kepada Sasa.
Alarice melihat dipojok kanan ada meja yang kosong, ia pun menghapiri meja tersebut, dan duduk sembari menunggu pesanannya dan teman temannya.
"Makasi saaa, cantik deh kamu" puji Alarice sembari mengambil mangkok berisi bakso di nampan yang sasa bawa.
"Yeee puji kalo ada maunya"
"Hehe love u sa" ucap Alarice
Mereka pun makan makanan yang mereka beli dengan tenang tidak ada yang membuka suara mereka hanya fokus makan. Setelah mereka selesai makan mereka bergosip ria di meja makan kantin.
Guprakkk
Seseorang menggebrak meja kantin yang ditempati Alarice dan teman temannya, dan ya itu Elvano, wajar saja Elvano marah karena dimeja ini adalah tempat Geng brutal makan.
"Apaan sih lo, bisa santai ga sih" bentak Alarice
"Gimana mau santai, lo dan temen temen lo ini duduk di tempat Geng Brutal makan, dan gue cam kan ke lo ini milik Geng Brutal" bentak Elvano sembari menunjuk muka cantik Alarice.
"Ga usah nunjuk nunjuk muka kali, muka gue ga sudi ditunjuk sama jari telunjuk lo yang busuk, oiya bentar ini meja punya geng Brutal? Hahaha lu mimpi, asal lo tau ini punya sekolah bukan punya lo, sadar diri lo!" Bentak Alarice
"Kenapa lo ga terima?" Ucap Elvano.
Basah, yah seketika muka dan baju Elvano basah karena di siram Air putih milik Alarice. Elvano sangat murka, jika yang didepan ini adalah laki laki, sudah dipastikan akan dihajar babak belur, seketika kantin menjadi heboh.
"Ini buat lo yang suka mengklaim punya sekolah mnjadi punya lo" bentak alarice
"Oiya cabut ges, gue males berhadapan sama brandalan" ucap alarice.
Alarice pun berjalan keluar kantin, tiba tiba Alarice berbalik, Elvano masih diam.
"GUE ALARICE STELLA POETRI BAKAL NGEBUAT GENG BRUTAL BUBAR SECEPATNYA, CAMKAN ITU" teriak Alarice membuat satu kantin menjadi heboh.
Terdengar tepukan tangan dari seseorang dan itu adalah Elvano.
"besar juga nyali lo. oke klo gitu, BAGI YANG DENGAR INI ATAU NGELIHAT INI KALIAN JADI SAKSI, GUE ELVANO DELANO POETRA WIBACOKRO BAKAL NGEBUAT ALARICE STELLA POETRI BAKAL NYESAL SECEPATNYA KARNA MELANGKAH MENJADI OSIS DAN BAKAL MENYESAL KARENA MEMULAI PERMAINAN INI, KLIAN TAU SEMUA GUE GA BAKAL MAIN MAIN DALAM OMANGAN GUE, DAN GUE BAKAL PASTIIN ITU AKAN TERJADI SECEPATNYA!" ucap Elvano.
Alarice dan teman temannya segera keluar dari kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE
Teen FictionAlarice Stella Poetri Gifari Hidup gue tenang sebelum gue menjabat jadi osis, karena apa? Semenjak gue menjabat menjadi osis, gue mengenal yang namanya Bad Boy, gue ga suka Bad Boy, gue ga suka omongan gue dibantah, apalagi yang namanya ga ngeharga...