14. Sebuah urusan

158 28 1
                                    

Yuta yang dibuat bingung terus mencari keberadaan Ninno tapi nihil, Yuta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, susah yah kalo punya temen jin kayak Ninno.

Ia terus mencari melihat sekitarnya.

Dbukk

Yuta menengok kebawah, seseorang jatuh pas dibawah kakinya, Yuta pun langsung berjongkok memastikan orang yang jatuh tadi tidak apa apa.

Sasa yang merasa lututnya perih langsung menangis, malu sekali ia jatuh didepan orang orang, apalagi saat ini posisi dia jatuh didepan kaki seseorang.

Sasa langsung mengecek lututnya yang luka tiba tiba Sasa merasa ada seseorang yang berjongkok didepannya, Sasa pun mendongak dan melihat laki laki yang sedang menatapnya.

Lah lah ini siapa anjir, ganteng banget - batin Sasa

Lah bidadari jato di kaki gue - batin Yuta

"E-eh lo ga papa kan?" Tanya Yuta

"Ga papa kok, cuma dapet luka kecil aja dilutut" jawab Sasa yang dibalas anggukan dari Yuta.

Sasa pun berusaha berdiri, lututnya sangat perih, belum 100% posisi berdiri badan Sasa oleng, segera Yuta memegang kedua lengan Sasa, alih alih membantu Sasa berdiri.

Sasa hanya tersenyum malu, kenapa situasi begini ia harus bertemu cowok ganteng.

Saat posisi Sasa sudah 100% berdiri Yuta pun langsung melepas tangannya dari lengan Sasa.

"Makasih udah nolong ya" ucap Sasa dan mendapatkan senyuman dari Yuta.

"Iya, lain kali hati hati yah" jawab Yuta sambil mengacak rambut Sasa, Sasa hanya diam mematung seketika pipinya seperti kepiting rebus.

"Okee, yaudah gue pulang dulu ya" ucap Sasa yang mendapatkan anggukan dari Yuta, manis. Itulah yang dipikiran Yuta.

Sasa berjalan pincang menuju mobilnya, Yuta yang melihat itu langsung menghampiri Sasa dan kembali memegangi kedua lengan Sasa, Sasa hanya terseyum menandakan ucapan terima kasih.

Saat sudah didepan mobil Sasa, Sasa masih menatap Yuta, Yuta yang merasa ditatap pun salting.

"Makasi" ucap Sasa sambil menunjukan aegyonya, memang Sasa dikenal dengan Ratu aegyo, Yuta yang melihat itu ingin sekali mencubit pipi Sasa tapi ia tahan, ia tidak kenal siapa wanita yang ada didepannya.

"Sama sama" jawab Yuta, ia pun langsung melihat luka Sasa yang ada dilutut, ia pun langsung mengambil handplast disaku celananya dan menyodorkan ke Sasa.

Sasa yang melihat itu hanya menggeleng.

"Udah ambil aja" ucap Yuta yang masih menyodorkan Handplast didepan sasa.

Sasa pun mengambil Handplast yang bergambarkan singa sedang tertidur, Sasa mengambil Handplast itu dan tertawa gemas.

Yuta yang melihat Sasa tertawa pun menyerngit heran.

"Kenapa ketawa? Jelek yah handplastnya" ucap Yuta dan mendapatkan gelengan kepala dari Sasa.

"Bagus kok, malah lucu tau handplast nya, sukaaa" jawab Sasa dan mendapati Yuta terseyum lebar.

"Yaudah masuk mobil sana, jangan lupa dipasang ya handplast nya" ucap Yuta dan mendapati anggukan dari sana.

Sasa pun masuk kedalam mobil dan membuka jendela, ia pun melambaikan tangannya ke arah Yuta, yang dilambaikan pun hanya terseyum manis.

Mobil Sasa pun makin jauh dan hilang dari pandangan Yuta, ia pun kembali mencari Ninno dan mendapatkan Ninno sedang mengobrol dengan seorang wanita didepan gerbang SMA Bulan, Yuta yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.

ALARICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang