Elvano memberhentikan motornya didepan sekolah, ia tidak bisa msuk, pagar sudah ditutup, terbesit dipikirannya untuk menyelinap masuk dengan cara memanjat gerbang belakang sekolah.
Ia pun berjalan dengan hati hati saat sampai di gerbang belakang sekolah, dengan telaten dia memanjat, dan hap.
Dia sudah ada di dalam sekolah, rencananya berhasil, ia pun tersenyum puas, dari sisi lain ada seorang wanita yang melihat aksi Elvano, ia menggeram kesal.
Alarice pun melangkah menuju tempat Elvano yang sedang membersihkan celananya.
"Eh berandal" ucap alarice menyilangkan tangannya di dada.
"Apaansih monyet" jawab Elvano kaget, ia kira aksinya akan berhasil tapi karena wanita Galak ini semua aksi Elvano menjadi gagal.
"Yang monyet itu seharusnya lo, manjat manjat ga jelas" ucap Alarice manatap sinis Elvano.
"Emang gue pikirin" jawab Elvano
"Bodo amat, gue mau ke kelas" ucap Alarice dengan langkah gontai, belum 5 langkah tangannya sudah ditarik Elvano.
Elvano menarik tangan Alarice sangat kuat, membuat si empu kesakitan.
"Sakit bego" ucap alarice berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman tangan Elvano.
"Lo kira gue bego?" Tanya Elvano menghempaskan lengan Alarice begitu saja, membuat Alarice harus menahan sakit, tanpa disadari Air mata Alarice jatuh membasahi pipi.
Elvano yang melihat itu sedikit terkejut, tetapi ia mencoba untuk biasa saja, makin lama Elvano melangkah maju kearah Alarice dan membuat Alarice melangkah mundur.
Sial, dibelakang Alarice ada tembok, membuat alarice tidak bisa mundur, tangan Elvano pun segera menyentuh tembok yang disandari Alarice, seolah olah mengunci Alarice agat tidak kemana mana.
"Lo kira gue ga tau rencana busuk lo itu?" Tanya Elvano masih menatap manik mata Alarice.
"A-apaan sih" jawab gagap Alarice, ia terlalu gugup menjawab pertanyaan Elvano.
"Lo mau ngelapor gue kan" ucap Elvano menaikkan satu alisnya.
"Geer bgt idup lo" jawab Alarice, ia tidak mampu menatap mata elang milik Elvano, bisa bisa mati berdiri dia.
"Ngaku atau gue cium" ucap Elvano menyunggingkan senyuman licik membuat Alarice merinding.
"Gila lo, yaudah gue ngaku, klo emang gue mau lapor emang kenapa?" Jawab Alarice dan mendapat tatapan lebih tajam dari Elvano.
"Gue ga ada masalah sama lo, kenapa lo terus terusan ngusik kehidupan gue?" Sarkas Elvano.
"Karena lo yang mulai" jawab Alarice
"Ga salah?"
"Kalo lo ga ngehancurin upacara pelantikan, ga jadi gini"
"Karena gue emang benci osis" jawab elvano
"Dan gue juga lebih benci anak berandal kayak lo"
Elvano hanya bergeming, dan mengubah posisi tangannya seperti semula, tidak mengunci Alarice lagi.
Alarice yang melihat itu langsung pergi dan meninggalkan Elvano yang sedari hanya diam.
"Kali ini lo lolos, gue ga bakal lapor lo, tapi kalo lo ketahuan itu bukan ulah gue" ucap Alarice tanpa menengok ketempat Elvano berdiri.
Cihh - batin Elvano
Alarice pun berlari meninggalkan Elvano dan menuju perpustakaan, sesampainya diperpustakaan ia memilih tempat paling pojok dan sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE
Teen FictionAlarice Stella Poetri Gifari Hidup gue tenang sebelum gue menjabat jadi osis, karena apa? Semenjak gue menjabat menjadi osis, gue mengenal yang namanya Bad Boy, gue ga suka Bad Boy, gue ga suka omongan gue dibantah, apalagi yang namanya ga ngeharga...