Rara daritadi melihat raut muka Alarice yang berbeda saat diawal, ia kelihatan sangat senang, mungkin sakit kepalanya sudah hilang.
"Gimana masih sakit ga?" Tanya Rara
Alarice hanya menggeleng dan melanjutkan kegiatan makannya, Rara yang melihat itu tersenyum lega.
"Habis ini lo di uks aja ya" ucap Rara
"Gaa mau, gue mau ke kelas aja" tolak Alarice, dia sangat anti dengan namanya uks, dia takut di uks, apalagi uks dikenal angkernya.
"Tapi nanti sakit lo kambuh dikelas, terus ketauan sama mereka gimana" ucap Rara, ia tak habis fikir Alarice se bebal ini jika masalah kesehatan.
"Udah percaya deh, ga bakalan kambuh kok" jawab alarice, Rara yang mendengar jawaban Alarice hanya memutar bola matanya.
Kringggg. Bel berbunyi menandakan waktunya kembali kekelas dan belajar, Rara segera menyimpun bekas mereka makan dan menyuruh Alarice menunggu didepan perpustakaan.
Setelah Rara menyimpun bekas makanan mereka, mereka langsung bergegas ke kelas, sesampainya dikelas mereka mendapatkan tatapan tajam dari Cilla dan Bulan, yang ditatap tajam hanya cengengesan tak jelas.
"Kemana aja sih tadi" tanya Cilla memposisikan badannya menghadap kebelakang.
Alarice yang merasa ditanya hanya tersenyum, lagi lagi Rara harus menjawab semuanya.
"Ada urusan tadi sama Bu Ririn" jawab Rara, Cilla dan Bulan mendengar itu hanya be-oh ria.
Pak Rusli selaku Guru IPA masuk kekelas mereka, seketika suasana kelas yang bising menjadi sunyi.
Pelajaran pun dimulai, hampir aatu kelas memperhatikan pelajaran Ipa terkecuali Bulan dan Cilla yang sedari sibuk dengan urusan masing masing, Bulan dan cilla cukup tidak suka dengan pelajaran Ipa, Alarice yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.
🍉🍉🍉
Jeje sedari hanya melamun dikelas padahal pembelajaram sedang berlangsung, Nana yang melihat tingkah Jeje langsung menyenggol tangan Jeje.
spontan Jeje mengucapkan kata "mati" membuat seisi kelas melihat arahnya, untung saja guru yang mengajar tidak mendengar.
"Apaansi ogeb" ucap Jeje
"Lo sih dari tadi melamun terus, kesambet baru tau lu" jawab Nana
"Gue lagi mikir" ucap Jeje pandangan masi kedepan.
"Bisa mikir lo?" Tanya Nana dan berhasil mendapatkan cubitan dari Jeje, Nana meringis kesakitan.
"Gue serius bgst, gue lagi mikir kayaknya Rara sama Alarice lagi sembunyiin sesuatu dari kita" ucap Jeje
Nana yang mendengar itu hanya diam, ada benar juga, selama ini ia melihat tingkah Alarice dan Rara yang berbeda, seperti menyembunyikan sesuatu.
"Gimana iyakan" tanya Jeje
"Iya apa?" Jawab Nana, Jeje yang mendengar jawab dari Nana menggaruk kepalanya frustasi, susah diajak diskusi si bobrok satu ini.
Nana yang melihat tingkah Jeje hanya tersenyum menampilkan gigi kelincinya.
🍓🍓🍓
Terlalu lama Ninno di rooftop membuat Ninno bosan sendiri, ia oun langsung membuang putung rokonya dan langsung menginjaknya, ia terseyum kecil mengingat senyum Alarice dan jawaban Alarice yang menyetujui ajakannya.
Ninno pun mempunyai niat untuk pulang, ia lelah, ia tidah peduli juga jika harus kena marah gurunya, toh ga mungkin juga dikeluarin karena Ninno adalah anak dari kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE
Fiksi RemajaAlarice Stella Poetri Gifari Hidup gue tenang sebelum gue menjabat jadi osis, karena apa? Semenjak gue menjabat menjadi osis, gue mengenal yang namanya Bad Boy, gue ga suka Bad Boy, gue ga suka omongan gue dibantah, apalagi yang namanya ga ngeharga...