Alarice memasuki kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur kingsizenya, ia menatap langit langit kamarnya.
Siapa sih anak kecil itu- batin Alarice
Ia kembali memikirkan siapa anak kecil di ingatannya itu saat dia sakit kepala, ia sangat capek tapi mau di apa sudah takdir.
Ia melihat foto dirinya saat masih kecil, terlihat ia dirangkul seseorang tetapi ia tidak tahu siapa yang merangkulnya, meskipun ia tidak tahu siapa yang merangkul Alarice tetap merindukan rangkukan itu, seolah olah rangkulan itu telah lama hilang.
Ia tidak tahu mengapa Mamahnya memberi foto itu, dan menyuruh menaruhnya diatas meja, tetapi mamahnya memberitahu untuk tidak memberitahu papahnya, Alarice hanya menuruti permintaan mamahnya, siapa tau ini sesuatu yang penting.
Alarice pun memejamkan matanya alih alih bisa tidur, berhasil, Alarice kini terlelap.
Alexa yang tidak mendengar suara Alarice pun memutuskan kekamar anaknya tersebut, saat ia buka pintu kamar milik Alarice, Alexa hanya menggelengkan kepala.
"Kebiasaan, sama kayak papahnya, ga ganti baju dulu langsung main tidur aja" gumam Alexa sambil menyelimuti Alarice yang tampak kedinginan.
Alexa pun memutuskan untuk keluar kamar Alarice agar Alaricw tidak terganggu.
🍓🍓🍓
Ninno sedari melihat lihat baju yang cocok untuk jalan bersama Alarice, aneh, biasanya Ninno todak seperti ini apalagi ke perempuan.
Ia bingung harus memakai baju apa, ia harus terlihat keren didepan Alarice, tapi nyatanya pake baju apapun Ninno akan selalu terlihat keren.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kenapa dia harus seperti ini, sial.
🦁🦁🦁
Elvano memasuki rumahnya dengan senyuman mengembang, moodnya sekarang membaik tak seperti tadi.
Anna yang melihat Elvano memasuki rumah dengan senyuman mengembang hanya menyerngit heran.
"Nono" panggil Anna, Elvano yang melihat namanya dipanggil pun menoleh.
"Kamu kenapa ga bawa menantu bunda?" Tanya Anna
"Siapa bun, nono aja belum lulus"jawab Elvano sambil melahap apel yang dipotong Anna.
"Itu si Alarice" ucap Anna, Elvano yang mendengar nama Alarice disebut langsung tersedak.
"Nih minum dulu" Ucap Anna menyodorkan air putih, Elvano langsung meneguk habis Air putih yang ada digelas.
"Najis, ngapain jg dia jadi mantu Bunda" ucap Elvano dan berhasil mendapatkan cubitan dari Anna.
"Kamu ngapain ngehina dia hah?, dia itu anak Bunda" ucap Anna, Elvano yang medengar itu melongo tidak percaya.
"Ooo jadi anak bunda bukan Nono jadi anak bunda sekarang itu Alarice, oke bun, Fine" ucap Elvano langsung pergi meninggalkan Anna diruang makan.
"Nono, ga gitu juga, maksud bun-" belum sempat Anna selesai bicara, Elvano menutup pintu kamarnya dengan keras, membuat ucapan Anna terpotong.
Ia menggeleng kepala, heran, kenapa anak dan bapak sama saja, suka ngambek.
Elvano langsung membaringkan tubuhnya dikasur empuknya itu, sekarang moodnya menjadi sangat buruk.
Tega teganya Bundanya sendiri tak menganggap dia, Elvano tak habis pikir, apalagi Alarice disebut menantu dan Anak bundanya.
Gue benci lo- batin Elvano
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE
Teen FictionAlarice Stella Poetri Gifari Hidup gue tenang sebelum gue menjabat jadi osis, karena apa? Semenjak gue menjabat menjadi osis, gue mengenal yang namanya Bad Boy, gue ga suka Bad Boy, gue ga suka omongan gue dibantah, apalagi yang namanya ga ngeharga...