Alarice duduk dikursi meja makan, ia melihat makanan sudah ada dimeja, ia pun langsung makan tanpa memperdulikan Elvano yang ejak tadi melihatnya intens.
Tiba tiba ponsel Alarice bergetar, ia pun melihat notifikasi dari Mila, ia pun langsung membuka notifikasi tersebut.
Mila Gefari :
Gue kira lo jalan sma Ninno
Sekalinya lo jalan sama cowo bru loAlarice Stella :
Lah kan lo liat tadi dimobil pas gue dijemputMila Gefari :
Gue ngantuk pas itu
Jadi gue kira itu Ninno
Makanya gue iyainAlarice Stella :
Terus tau drmana?Mila Gefari :
Postingan ig lu anying
Goblog siaAlarice Stella :
Lah perasaan gue ga ada post dehMila Gefari :
Serah lu dah gua mau vc an ama jekiAlarice mendengus kesal melihat jawaban Mila, ia pun langsung beralih ke applikasi instagram, benar saja, ia habis memposting sesuatu yang jelas bukan Alarice tetapi Elvano, dan parahnya lagi yang diposting muka Elvano.
"Apa apaan anjir, lo post poto muka lo" ucap Alarice dengan mulut yang masih penuh makanan.
"Kunyah dulu napa sih?!" Ucap Elvano, Alarice pun langsung mengunyah makanannya lalu minum Jus yang ia pesan.
"Maksud lo apa post poto lo" ucap Alarice, Elvano langsung membenarkan posisi duduknya yang tadi besandar menjadi tegak menatap kedua mata Alarice dengan lekat.
"Gue cuma kasih tau ke semua orang kalo gue punya lo dan lo punya gue" ucap Elvano.
"Tapi kan ga gitu jg kali El, kita jg pacaran bkn tulus kan, gue tau lo pacaran sama gue bkn krna cinta tapi pembalasan supaya gue jatuh cinta sama lo dan terus lo bkalan ninggalin gue, dan ingat gue ga pernah cinta sama lo" ucap Alarice, ia sudah muak, ia langsung meninggalkan cafe tersebut, dan berlari tidak tahu mau kemana.
Saat ia sudah merasa jauh dari cafe, ia menangis, dunia selalu mempermainkannya, ia selalu menjadi boneka.
Tak lama kemudian hujan membasahi tubuh Alarice, Alarice hanya diam dipinggir jalan menikmati hujan, tak peduli dia akan sakit.
Tapi tiba tiba kepalanya menjadi pusing dan memori memori kecil terus berdatangan.
Seorang anak laki laki mengejar anak perempuan, terlihat mereka sangat bahagia, dan mereka tidak pernah berpikir bahwa suatu saat nanti mereka akan terpisah
Alarice memegangi kepalanya yang sakit, memori siapa itu yang terus berdatangan dikepalanya.
Tiba tiba Tubuh Alarice melemah, kakinya tak bisa menahan tubuhnya Alhasil ia terjatuh dan utung saja Elvano langsung sigap menahan tubuh Alarice, dan Alarice pun pingsan dipelukan Elvano.
Elvano gugup melihat mata Alarice tertutup, ia pun langsung menggendong tubuh Alarice dan membawanya masuk kemobil.
Ia sandarkan tubuh Alarice dikursi paking depan lalu Elvano memasangkan seatbelt.
Elvano langsung melajukan mobilnya menuju rumah Alarice.
Sesampainya dirumah Alarice, ia mengetok keras pintu rumah Alarice dan dibuka oleh Mila.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE
Teen FictionAlarice Stella Poetri Gifari Hidup gue tenang sebelum gue menjabat jadi osis, karena apa? Semenjak gue menjabat menjadi osis, gue mengenal yang namanya Bad Boy, gue ga suka Bad Boy, gue ga suka omongan gue dibantah, apalagi yang namanya ga ngeharga...