..
Tak butuh waktu lama bagi gadis Hwang mengingat betul jalan menuju rumah mewah milik putra tunggal Choi. Kini justru Yeonjun membawa Yeji ke rumahnya karena dirinya sudah tidak punya jadwal bekerja lagi sejak siang tadi.
Apa yang Yeji rasakan masih sama seperti sebelumnya, ia merasakan taburan white magic seperti saat pertama bekunjung ke rumah ini. Namun rasa kagumnya akan rumah Yeonjun masih terus berlanjut, besar, rapi, dan sangat bersih. Yeji sangat menyukainya.
"Yeonjun, kau tidak punya saudara?" tanya Yeji sambil mendudukan diri di sofa santai ruang tamu.
"Aku anak tunggal," jawab Yeonjun seraya menuju arah dapur, berniat memberikan Yeji minum tentu saja. Yeji tamu, bukan?
"Ah begitu, emm... terima kasih," tutur Yeji sambil menerima gelas berisi orange jus dari Yeonjun.
Yeji meneguk cairan berwarna oranye itu perlahan. Menghilangkan rasa dahaga yang memang sedari tadi hadir dari tenggorokannya.
"Kalau kau, kau punya saudara?" kini Yeonjun melempar pertanyaan ke Yeji dengan tatapannya yang teduh itu. Selamat jika fokus Yeji tidak teralihkan oleh mata teduh Yeonjun.
"Ya, Hwang Hyunjin namanya, dia adikku. Sangat menyebalkan," jawab Yeji sambil mendengus di akhir, fakta bahwa adiknya itu memang menyebalkan adalah benar adanya, menurut Yeji sendiri.
Sedangkan Yeonjun hanya terkekeh dengan sikap Yeji yang diliputi rasa kesal, mungkin dengan tingkah adiknya.
Kanapa hanya tersenyum saja sangat memabukkan, sih? batin Yeji ikut tersenyum karena melihat wajah Yeonjun yang tampan itu. Lihat betapa indahnya pahatan bernyawa itu, T-zone yang sangat kuat.
"Kau bisa masak sesuatu?" sesekali Yeonjun meminum orange jus miliknya sembari memperhatikan Yeji.
"Kau meremehkanku? aku bisa memasak apa saja," sedikit tidak terima, karena sehari-hari pun, Yeji sering membuat masakan bersama dengan Ibunya dan Ryujin.
"Benarkah? baiklah Nona Yeji, buatkan aku makanan kalau begitu."
Yeonjun menantang gadis itu dengan ujung bibir yang sedikit terangkat. Ternyata lelaki itu juga memiliki hobi yang sama dengan Yeji, seringnya ia dilatih mandiri oleh Ibunya sebelum berakhir di Kota ini, menjadikan Yeonjun handal akan hal masak-memasak.
"Baiklah, kau tunggu saja di meja makan." Putus Yeji sembari bangkit dari duduknya, bersiap menuju dapur untuk memenuhi keinginan sederhana Yeonjun.
Lagi-lagi Yeji luluh, ia sedikit berpikir, Yeonjun mengajaknya ke rumah hanya untuk membuatkan makanan begitu? ku rasa jadi Dokter sangat sibuk, tapi Yeonjun tidak begitu.
"Aku akan mandi sebentar," pamit Yeonjun yang kemudian berjalan naik ke lantai atas dan menghilang di balik pintu, sedangkan Yeji mulai membuka kulkas untuk memilih bahan yang akan digunakannya.
Woah, sangat lengkap, batin Yeji mengamati tiap sisi di dalamnya. Namun ada satu hal yang menarik perhatiannya sekilas, ia melihat beberapa kantung berisikan cairan merah yang terletak di posisi menjorok ke dalam.
Seperti darah. Yeji yang ingin tahu pun mengambil salah satunya. Tapi setelah melihat dengan seksama, di sana terdapat logo rumah sakit dimana Yeonjun bekerja.
Menghela napas lega, Yeji sempat berpikir bahwa Yeonjun itu adalah makhluk aneh yang bukan manusia. Ia jadi teringat kejadian tempo lalu di gang gelap itu, rasanya Yeji ingin muntah saja membayangkannya.
Namun tepukan di pundaknya menyadarkan Yeji dari lamunan yang sepertinya cukup lama itu.
"Hei, kau baik-baik saja?" tanya Yeojun mensejajarkan tingginya dengan Yeji, melihat penuh telusuk gadis yang membuatnya jatuh hati ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] YEONJI : Turns 7th [✔]
Vampire[on revision] Misteri akan kehidupan di kota yang ia tinggali selama ini satu-persatu terkuak. Yeji, gadis yang bahkan tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya harus diseret masuk ke dalam hidup Yeonjun yang penuh enigma. 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒔 𝒕𝒉𝒆 𝒍𝒊𝒕�...