chapter 31 : Ssstt! Be Silent

959 153 61
                                    

..

"Kamar Nona ada di sisi kanan, dan kamar Tuan ada di sisi kiri. Kalian bisa menentukannya sendiri. Kalau begitu saya kembali ke dapur dulu," tutur Pelayan itu sembari undur diri dengan ramah.

Dan setelahnya hanya ada diam. Mereka saling lempar tatap. "Ekhem... kalian para gadis sebaiknya satu kamar saja. Dan kita– para lelaki dibagi menjadi dua, aku dengan Hyunjin. Sedangkan Taehyun dengan Kai," titah Soobin mengintruksi.

"Ya sudah, ayo kita masuk." Ajak Lia pada Yuna dan Chaeryeong. Mereka nampak setuju-setuju saja dengan ide Soobin. Toh mereka pikir kamar ini terlalu besar jika hanya dihuni oleh satu orang.

"Kak, apakah hari ini kita akan latihan lagi?" tanya Hyunjin dengan harapan bahwa ia bisa tidur siang hari ini.

Taehyun yang ingin masuk ke kamar pun menoleh pada lelaki bermata sipit itu sesaat. "Besok pagi saja, aku tahu kau ingin istirahat," dan ya, Hyunjin tersenyum senang mendengarnya.

"Yessss!"

Ia menyusul Soobin masuk ke dalam kamar dan memulai tidur siangnya. Sementara Taehyun dan Kai hanya berbincang mengenai beberapa pedang yang sempat ia kemas tadi.

Juga untuk para gadis yang kini tengah membereskan barang bawaan mereka yang tidak seberapa itu. Hanya ada beberapa potong baju ganti, dan sisanya adalah senjata laras pendek masing-masing satu dalam tas mereka. Bukan apa-apa, Soobin bilang benda itu hanya untuk berjaga saja sewaktu keadaan mendesak.

"Aku belum pernah menggunakan pistol asli seperti ini," Chaeryeong yang awam pun mengundang kekehan lepas dari Lia.

Menurutnya, Chaeryeong itu lucu. Mana ada pelajar normal sepertinya yang menggunakan pistol asli? "untuk apa juga kau menggunakan benda ini? terlalu berbahaya untukmu," ucapnya kemudian.

"Chaeri itu hanya tahu belajar, Kak. Maka dari itu dia tidak pernah tahu benda ini, hahaha..." tawa pelan Yuna yang ikut menyahuti dengan candaannya.

Bibir Chaeryeong mengerucut, "enak saja, aku tahu. Aku sering melihatnya di film action," bantahnya tidak terima. Namun dalam hal penggunaan, Chaeryeong hanya bisa mengangkat tangan saja. Karena jujur ia belum tahu bagaimana cara yang sebenarnya.

"Tapi... bukankah sekarang kita memang dalam bahaya?" lanjutnya.

Tentu saja Chaeryeong rindu dengan rumahnya walaupun rumah itu sepi. Hanya ada Licht di sana. Ya, kucing belang tiga kesayangan Chaeryeong. Ah, pasti Si mungil itu kesepian karna tak ada siapapun di rumah.

"Tidak apa Chaeri, ada aku dan yang lain. Kami akan melindungi satu sama lain," Yuna membalas seraya memegang bahu temannya itu untuk mengikis ketakutan.

"Benar, kami pun akan melindungimu. Jangan takut, kau pasti akan bertemu lagi dengan Licht," tutur Lia menenangkan.

Chaeryeong terkejut, bagaimana bisa Lia tahu apa yang sedang dipikirkannya? batinnya bertanya-tanya.

"Bagaimana kau tahu aku sedang merindukan Si mungil?"

Lia tersenyum lebar, "semua Vampir bisa membaca pikiran kecuali matenya jika kau lupa." Ah, Chaeryeong hampir lupa yang satu itu.

..

"Apa sudah kenyang?" Yeonjun yang sedari tadi hanya memperhatikan Yeji akhirnya mengeluarkan pertanyaan.

"Sudah, ini terlalu penuh," jika saja perutnya itu masih muat, Yeji pasti akan menambah porsi makannya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa masakan di sini sangat lezat. Melebihi masakannya sendiri.

"Mau istirahat?"

"Iya, emm... aku tidur dimana?"

Bagaimana Yeji tidak tahu bahwa ia akan tidur dengan siapa? tentu saja dengan pria Choi. Lelaki itu tidak akan membiarkan Yeji sendirian.

[i] YEONJI : Turns 7th [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang