..
Tidak ada dansa, tidak ada sapa, dan tidak ada tatap muka.
Yoongi memandang kedua anak muda yang tengah menikmati musik dalam kesendirian itu dengan tatapan penuh kesedihan. Jika bisa, ia akan dengan siap merubah semuanya, semua takdir yang tidak berpihak pada mereka. Dari dalam lubuk hatinya pun, ia ingin sekali anaknya bahagia.
Sandara, maafkan aku. Aku membuat Beomgyu kita sedih.
"Kak, sepertinya kita harus kembali lebih awal," tutur Jimin setelah mendapat telepon dari Seo Joon. Lelaki itu membuat atensi Yoongi teralihkan sepenuhnya, kini saatnya ia kembali menjadi sosok jahat bagi anaknya. Sungguh, hukum adat memang kejam.
"Memangnya kenapa?" tanya Yoongi.
"Penasihat Seo Joon meneleponku. Dia bilang ada rapat sebentar lagi."
Yoongi mengangguk mengerti. Kemudian ia menatap Beomgyu sekali lagi sebelum akhirnya menghampiri anak sematawangnya. "Beom, Ayah akan kembali lebih dulu. Jaga Ryujin," ucapnya sembari menepuk bahu Beomgyu.
Beomgyu mengerutkan alisnya tanda bertanya, "ada apa?"
"Ada rapat dengan Penasihat. Ayah harap kalian salalu baik-baik saja."
"Hati-hati, Ayah," ucap Beomgyu sembari mengangguk sebelum Yoongi dan Jimin berpamitan pada Taehyung dan Seokjin. Ya, mereka adalah teman lama, tak heran jika keempatnya dekat layaknya saudara. Tidak memerlukan banyak waktu hingga kedua penghuni Alta itu melesat di antara angin.
Sedangkan di sini, Beomgyu– lelaki berbalut jas abu-abu itu tersenyum simpul. Ia tidak keberatan sama sekali untuk menjaga Ryujin karena itu memang sumpah dan tugasnya, walaupun harus menjaga jarak dengan gadis yang ia cintai, setidaknya itu pilihan terbaik saat ini. Sebab jika ia menentangnya secara terang-terangan, pastilah Ryujin yang paling utama mendapat getahnya.
Jujur saja, Beomgyu sangat menantikan bagaimana waktu memberikan jawaban atas semua harapan dan doanya. Beomgyu hanya bisa menatap sekeliling dengan samar, karena pandangannya hanya jatuh pada Ryujin yang sedang menikmati lagu di bangku taman. Lihat, sekarang gadis Shin tidak lagi sendirian, ada Minju yang mengajaknya berbincang. Setidaknya itu tidak akan membuat Ryujin terlihat menyedihkan.
Beomgyu tersenyum hangat melihatnya. Menatap Ryujin dari jauh saja sudah membuatnya senang. "Ini lebih baik," tuturnya pelan sembari memasukkan tangan ke dalam saku celana. Ia lebih lega sekarang.
Di sini pun Beomgyu tidak sendiri. Ada Heeseung yang juga tidak ikut berdansa di saat yang lain bersama pasangan masing-masing. Tidak ada rasa iri dalam diri Beomgyu, sebab semua sudah memiliki jalan dan waktu sesuai takdir yang didapat. Dan Beomgyu yakin, pasti suatu saat dirinya bisa menggapai Ryujin, lagi.
"Kau tidak berdansa?"
"Kau mengajakku?" jawab Beomgyu setengah heran sembari menunjuk dirinya sendiri.
Heeseung memblokir pikirannya dengan cepat. "Sial, bukan itu maksudku. Kenapa kau tidak dansa? bukankah keturunan Lestat itu dekat denganmu?"
Beomgyu menyanggah, "tidak, kami hanya teman. Kenapa juga kau tidak dansa?"
"Memangnya kau melihat aku membawa gadis?" tegas Heeseung seraya menatap Beomgyu setengah sengit. Sungguh, jatuh cinta tidak pernah datang dalam hidup Heeseung sekali pun, wajar saja ia tidak begitu berminat menyentuhnya sama sekali.
"Persis Taehyun. Dia juga dulu seperti itu, tapi lihat di sana," tutur Beomgyu sembari menunjuk tempat dimana Taehyun sedang berdansa bersama Chaeryeong walau dipenuhi oleh debat.
"Sepertinya pemburu Hydra itu sedang jatuh cinta. Mungkin kau juga sebentar lagi, hahaha."
Heeseung menatap Taehyun sedikit tidak percaya. Ia kira perkataan sarkas serta nada bicara Taehyun yang sering menyayat hati itu mampu membuat semua orang tunduk, namun, sepertinya ia salah. Gadis yang kini bersama dengan Taehyun itu berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] YEONJI : Turns 7th [✔]
Vampiri[on revision] Misteri akan kehidupan di kota yang ia tinggali selama ini satu-persatu terkuak. Yeji, gadis yang bahkan tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya harus diseret masuk ke dalam hidup Yeonjun yang penuh enigma. 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒔 𝒕𝒉𝒆 𝒍𝒊𝒕�...