..
Cahayanya mulai meredup dan menghilang. Kini bukan tanah lagi yang dipijak Soobin dan Beomgyu, melainkan rerumputan yang tumbuh di tempat yang sangat luas. Seperti bekas musim salju, udaranya lumayan dingin, terlihat dari pohon tak berdaun tepat di samping mereka berdiri. Pun dengan matahari yang bersinar di antara udara kering itu.
"Beom, apa kau pernah ke sini?" tanya Soobin seraya melihat keadaan sekeliling, yang nyatanya tak ada orang selain mereka di sana.
"Belum," jawab Beomgyu mulai berjalan mengikuti jalan setapak yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Dan Soobin, dirinya jadi teringat ketika masih kecil dulu. Ia pernah ke tempat ini bersama dengan Sang Ayah. Omelas bukanlah tempat menyeramkan, beberapa orang pergi ke tempat ini hanya untuk mencari ketenangan, jika mungkin.
Dan jawaban kenapa Soobin datang kemari bersama Ayahnya dulu adalah karena mereka mencari Opium. Ia tidak tahu bahwa Ayahnya adalah seorang peracik obat terlarang kala itu. Jauh sebelum dirinya berubah menjadi mahkluk bertaring.
"Eoh.., dulu aku ke sini belum ada kereta," ucap Soobin tiba-tiba saat dirinya melihat lintasan kereta di depan sana.
"Kau pernah ke sini sebelumnya?"
Kali pertama Beomgyu mengetahui hal ini, tentu juga saat ini. Ia kira Soobin juga seperti dirinya yang belum pernah datang ke tempat-tempat tersembunyi seperti Omelas, namun ternyata tidak.
"Ya, sewaktu kecil. Dulu banyak sekali pohon Pinus di sini, sekarang tak terlihat barang sedikit pun. Tapi udaranya masih sama dingin, sih." Jawabnya sambil melangkah lebih jauh, barangkali Soobin menemukan stasiun mini.
Tidak menjawab, Beomgyu berpikir sejenak. Pasti Soobin datang ke sini sebelum jadi Vampir, tebaknya. Dan setelah mereka menyusuri rel kereta api itu hingga ujung, Beomgyu melihat tempat pemberhentian. Mungkin itu adalah stasiun, tapi tempat itu kecil dan hanya ada satu lampu merah yang berkedip bersama dengan palang tak terpakai bertuliskan Walk Away From Omelas.
"Sepertinya itu stasiun, ayo ke sana." Ajak Beomgyu sedikit berlari menuju tempat yang ia maksud.
Sedangkan Soobin hanya mengikutinya saja. Karena memang dulu tidak ada kereta di sini, mungkin sekitar hampir 200 tahun lalu.
Sampai di sana mereka tidak mendapati apapun kecuali bangku panjang berbahan besi dengan dudukan kayu minimalis, dan jangan lupakan telepon berkoin yang mungkin saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi karena muncul ponsel tentunya.
"Apa kita harus menunggu kereta datang?" tanya Beomgyu mengamati kanan dan kirinya. Tidak adanya loket di sana membuatnya beropini demikian.
Namun bukan Soobin yang menjawab, melainkan sosok bersuara lembut yang tidak mereka ketahui itu, karena asal suaranya dari belakang tempat mereka duduk.
"Ya, kalian harus menunggu."
Tunggu, Soobin mengenali pemilik suara ini. Suara yang sudah lama ia rindukan semenjak mereka terakhir bertemu dulu. Soobin menoleh terlebih dulu dan disusul dengan Beomgyu, benar memang dugaan Soobin bahwa itu adalah dia. Choi Julia, teman masa sekolahnya.
"Kau..," ucap Soobin sembari berdiri dari duduknya. Ingatannya tentu sangat baik jika hanya untuk melihat perempuan itu sekali kedip.
"Kau masih mengingatku?" tanya Lia sambil tersenyum menatap teman lamanya itu.
Bukannya menjawab, Soobin menggerakkan kakinya perlahan menuju tempat Lia berdiri. Sejurus kemudian dirinya memeluk perempuan itu, seperti sebuah kerinduan akan bertemu orang yang sudah lama tidak berjumpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] YEONJI : Turns 7th [✔]
Vampiro[on revision] Misteri akan kehidupan di kota yang ia tinggali selama ini satu-persatu terkuak. Yeji, gadis yang bahkan tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya harus diseret masuk ke dalam hidup Yeonjun yang penuh enigma. 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒔 𝒕𝒉𝒆 𝒍𝒊𝒕�...