chapter 41 : Destiny

698 103 39
                                    

..

bugh..., bugh....

uhuk uhuk....

"Dasar tidak berguna! aku sudah merelakan Heejin untukmu, tapi kau membiarkannya pergi dari dunia? sialan!!"

Jaemin masih terus memukul tubuh lemah Jeongin di salah satu gang di kota HyoHera. Bahkan pesta kecil yang ia buat sendiri beberapa saat lalu sepertinya tak dapat meredam rasa sedihnya atas kepergian Heejin ketika perang berlangsung.

Jeongin pun demikian. Ia dan Jaemin sama-sama menyukai Heejin, kala itu. Dan semuanya berubah ketika gadis itu memutuskan ingin bergabung ke dalam Outcast. Tentu saja Jeongin yang tak ingin Heejin pergi pun mengikuti jejak gadis itu hingga akhirnya rela menjadi Cursed Wolf.

Sedangkan Jaemin, ia hanya bisa menerima keputusan Heejin dan meminta Jeongin untuk menjaga Heejin dari apapun itu. Namun sirna sudah harapannya, Heejin telah pergi bersama dengan saudaranya sendiri.

"Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan!? kau harus mengalahkan lawan dan menjaga Heejin? itu gila," elak Jeongin yang sesekali menghindar. Bak tidak punya alasan mendasar untuk benar-benar membuat Heejin aman, jatuhnya seperti Jeongin yang bunuh diri di tangan Jaemin.

Tubuh Jeongin makin melemah selepas ia berduel dengan Beomgyu. Beruntung ia bisa melarikan diri saat mantan sahabatnya itu mendapat serangan dari Imp. Namun, datangnya Jaemin kian membuatnya kehilangan banyak tenaga.

"Alasan buruk! mati saja kau, sialan!!"

"Kau menyalahkanku seakan aku pembunuhnya. Kenapa tidak kau saja yang menolong Heejin saat itu? bodoh."

Jaemin terdiam sesaat sebelum meluapkan amarahnya pada Jeongin. Ia menarik satu anak panah dan langsung menancapkannya pada jantung Jeongin tanpa bantuan busur panah.

Mata Jeongin terbelalak sempurna. Ini balasan setimpal, setidaknya, setelah ini ia akan bertemu dengan Heejin bukan? ia tersenyum menatap remeh Jaemin setelah tersungkur.

"Kita mencintainya. Kita tidak tahu dia memilih siapa, tapi sepertinya aku akan menemuinya terlebih dulu."

Jeongin diam. Napasnya tak terasa lagi, ia pergi untuk menemui Heejin di dunia parallel. Menyisakan Jaemin yang terdiam sembari berlutut. Seharusnya ia senang jika rivalnya kalah. Namun ini? ia bahkan merasa hampa. Karena ia akan lebih merasa sendiri, sebab alasan untuknya hidup sudah pergi.

Namun, hampa tidak hanya dirasakan oleh Jaemin saja. Ada juga sosok Antlers muda yang tengah termenung di ruang latihan. Perang telah usai, lalu alasan apa yang membuatnya tergerak untuk datang kemari? tentu saja mencari tempat sunyi untuk menenangkan pikiran.

"Bahkan aku baru mengenalnya saat perang, tapi kenapa aku langsung menyukainya?"

"Parahnya lagi, dia– sudah pergi."

"Huh..., Jeon Somi, kenapa kau pergi secepat ini? ku pikir aku bisa menceritakan dirimu pada Ibu, tapi kalian justru pergi selamanya," ucapnya dengan lirih.

Raut sedihnya bahkan langsung berganti menjadi sedikit tegang ketika suara seseorang mengalihkan atensinya. Membuatnya membuka mata lebar, melihat siapa yang mendatanginya kemari.

"Kenapa dengan adikku, Hyunjin?"

Hyunjin– lelaki itu bingung. Apa ia harus mengaku pada Jungkook? ah, tanpa melihat ke belakang saja Hyunjin sudah tahu jika suara rusky itu milik Jungkook. Ia dilanda banyak dilema kali ini.

"Ah. Bukan apa-apa, Kak."

Jungkook menatapnya datar. Bagaimanapun Hyunjin ini sudah seperti adiknya, "come on, chill out. Kenapa kau menyebut nama Somi?" Apa mungkin Hyunjin lupa jika serigala juga punya pendengaran yang sangat baik?

[i] YEONJI : Turns 7th [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang