chapter 08 : Close

1.5K 234 45
                                    

..

"Hyunjin kembalikan ponselku!" seru Yuna seraya mengejar adik Yeji itu di sepanjang koridor sekolahnya. Memang penilaian Yeji tidak meleset tentang adiknya yang tengil.

"Ambil sendiri, hahaha."

Hyunjin membalas dengan mengangkat tangannya lebih tinggi, mungkin ia lupa bahwa Yuna adalah salah satu gadis memiliki postur tubuh tinggi juga. Dengan gesit Yuna mendapatkan ponsel miliknya dari Hyunjin.

Sudah biasa jika mereka demikian, itu karena Yuna adalah tetangga Hyunjin. Sedari kecil mereka sudah bersama dari mulai taman kanak-kanak hingga sekolah menengah seperti saat ini.

Orang tua Yuna meminta Hyunjin menjaga Yuna jika gadis itu bertindak kelewat batas. Namun nyatanya, malah Yuna yang selalu mengingatkan dan memarahi Hyunjin jika laki-laki itu akan bolos atau berbuat yang tidak-tidak, seperti menjahili guru.

Kini mereka duduk di bangku taman yang kebetulan senggang itu. Jika waktu istirahat masih panjang, biasanya akan mereka gunakan untuk bertukar cerita di sini seperti sekarang.

"Kau sudah mencobanya lagi?" tanya Yuna sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku rok.

"Masih kaku, kemarin aku hampir memecahkan vas bunga kesayangan Kak Yeji. Untung dia menginap di rumah sakit, huh." Jawab Hyunjin dengan mata malas dan juga merasa lega karena kakaknya yang galak itu sedang tidak ada di rumah.

Sudah beberapa hari terakhir Hyunjin mencoba kembali, namun kekuatan yang didapatkannya setengah tahun lalu tidak muncul juga. Padahal ia sudah mencoba dengan berbagai cara. Pikirnya, apakah muncul di waktu mendesak saja, ya? Sambil menatap langit tanpa awan itu.

Mengingat enam bulan lalu, dirinya berurusan dengan pria paruh baya yang ingin merampok tas milik Yuna saat mereka kembali dari toko buku. Masih jelas diingatan Hyunjin ketika dirinya mampu menghempaskan orang itu sampai terbentur tembok gang, dan kesempatan itu digunakannya dan Yuna untuk lari dari sana.

Seperti mendapat kejutan.

"Jika saja aku punya teman detektif, aku sudah pasti membantumu," tutur Yuna dengan mata malasnya juga. Menurutnya akan sangat mengasyikkan jika ia punya teman seorang detektif, karena itu mimpinya sedari dulu.

"Aku juga ingin punya teman seperti itu. Kalau kau bagaimana, apa ada kabar tentang kakakmu?" kini Hyunjin beralih menatap Yuna yang kini tengah menunduk itu.

Yuna menggeleng, fakta bahwa kakaknya yang hilang itu, sampai saat ini belum ditemukan. Bahkan sudah hampir dua ratus tahun, namun hasil pencariannya selalu nihil.

"Aku tidak tahu keadaan kakakku, aku harap dia baik-baik saja. Aku sangat merindukannya."

"Sudah ya jangan sedih, kakakmu itu pemberani dan kuat, pasti dia baik-baik saja." Hyunjin mencoba menenangkan Yuna sembari mengusap punggung gadis itu. Hyunjin sudah menganggap Yuna sebagai saudara kandungnya sendiri.

Yuna tersenyum, Hyunjin memang nakal dan banyak tingkah, namun ia juga merupakan sosok penyemangat Yuna disaat gadis itu tak punya siapa-siapa. Yuna sendiri yang notabenya sangat jauh lebih tua dari umur Hyunjin menganggapnya sebagai kakak juga.

Dan kini sosok perempuan berdiri di depan mereka, menatap Yuna dengan raut wajah khawatir, pasti temannya itu tengah merindukan kakaknya, pikirnya.

"Kakakmu lagi?" tanya Chaeryeong- perempuan tadi, sambil ikut duduk di bangku itu bersama Yuna dan Hyunjin.

Yuna lagi-lagi mengangguk dan kembali menundukkan kepalanya, "maaf Yuna, aku tidak bermaksud. Bagaimana jika kita beli es krim setelah pulang sekolah?" Tawar Chaeryeong dengan harap Yuna melupakan kesedihannya itu.

[i] YEONJI : Turns 7th [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang