chapter 39 : Brighter

631 107 86
                                    

..

Yeonjun sangat yakin dengan keputusannya kali ini, jika ia bisa memberikan satu jiwanya pada Yeji untuk kembali, kenapa tidak?

Yeonjun menghirup napas dalam sekali lagi, menatap Yeji lamat-lamat, berharap mata indah itu kembaki terbuka. Perlahan lelaki itu membaringkan Yeji kembali. Yeonjun mulai berlutut di depan Yeji dan menutup mata sembari menggenggam tangan gadisnya.

Im 'filius ad originem

Seperti terjebak dalam ingatan beberapa hari lalu. Seketika Yeonjun mengingat percakapan terkahir mereka saat di Vermilion. Yeonjun seakan diputarkan reka ulang adegan antara dirinya dan Yeji.

"Apa alasanmu demikian?" tanya Yeonjun sembari menelusuri wajah Yeji dengan telunjuknya.

Yeji bersemu, ia sedikit malu mengatakan ini. Namun, bagaimanapun ini juga penting bukan? "emm, kau tahu, jika kita sudah punya anak nanti, aku ingin kau memberikannya pada anak kita." Gadis itu malu-malu untuk menyebut kata 'anak'. Ini terlalu awal sebenarnya.

Habeo duas animas

Yeonjun terkekeh lembut, "kau sudah memikirkan mereka ternyata. Yeji, kau tahu bukan bahwa Origin memiliki dua nyawa sekaligus. Jika dia sudah lahir nanti, aku akan langsung memberikan itu padanya," tuturnya lembut dengan menatap Yeji lekat.

Gadis itu menghangat. "Apa itu artinya kau bersedia menuruti keinginanku?" tanya Yeji memastikan.

"Tidak ada pilihan lain selain 'iya' kan?" Yeonjun mulai mendekap Yeji dengan hangat. Ia yakin rasa khawatir Yeji lebih besar dari sebelumnnya.

"Kau berjanji?"

"Janji lagi? bukankah tadi sudah berjanji?"

Yeji mencebikkan bibirnya. "Ini berbeda. Ayo berjanjilah untuk hal yang satu ini," pinta Yeji dengan sungguh-sungguh.

"Demi anak kita nanti...."

"Baiklah aku berjanji. Untuk Si kecil."

Volo enim ut unus illorum novus dominus

"Itu baru Yeonjunku."

dominus animae

Namun pada detik-detik terakhir mantra itu selesai, Yeonjun terpaksa menghentikannya karena seseorang telah melepaskan genggamannya pada tangan Yeji yang membuat kontak mantra itu terputus.

Yeonjun mendongak, menatap Jisoo tanpa kata. Kenapa Ibu Yeji itu melakukannya secara tiba-tiba dengan kemunculannya yang mendadak? Apa yang akan Jisoo lakukan, sama sekali tidak bisa Yeonjun terka. Kekutannya seakan lumpuh begitu saja ketika Jisoo hadir di antara mereka.

"I-Ibu...."

Jisoo hanya tersenyum membalas sapaan singkat dari Yeonjun. Ia justru beralih menggapai tangan putrinya dan meletakkannya di dada, setelah berhasil bersimpuh di sebelah Yeonjun.

Semua yang ada di sana menatap Jisoo heran, mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Jisoo. Ah, sepertinya hanya satu orang yang menyadari ini. Ia dengan cepat menyentuh kedua pundak Jisoo dengan tatapan tidak percaya.

"Hei, apa yang kau lakukan? ini berbahaya, dan itu adalah mantra terlarang, kau tahu...," ucap Seokjin menatap istrinya lekat. Tidak– ia akan menolak ini mentah-mentah.

Ia bahkan tak pernah tahu bahwa Jisoo bisa melakukannya dengan mantra ini. Ya, pemindahhan jiwa.

"Aku Ibunya, biarkan aku berkorban untuk putriku kali ini," putus Jisoo lembut dengan senyum hangatnya. Bahkan saat itu juga Yeonjun turut mencegahnya. Ia jauh berpikir ke depan jika benar bahwa Jisoo akan memberikan nyawanya untuk Yeji. Bagaimana dengan Yeji nanti?

[i] YEONJI : Turns 7th [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang