Maaf kalo ada typo dan feelnya kurang dapet..
Oh iya, jangan lupa vote dan komen dong.. sebenernya agak sedih sih yang baca lumayan banyak tapi yang komen dikit banget :'( tapi ya udah lah, gak papa.
Happy reading^^
'Tak peduli seburuk apa pun dia di mata dunia, semua itu tak akan berlaku apa-apa jika di hadapkan pada kita yang sangat mencintainya.'
~Aruna~
🔛➰➰➰➰➰🔛
"Runa! Hari ini ambil makanan apa aja yang lo mau, gue yang traktir!" Seru Lexa, salah satu sahabat terbaikku yang berperawakan tomboy namun sangat pengertian terhadapku. Dengan rambut yang selalu dicepol ke atas dan bawah mata yang hitam karna eye liner, membuat siapa pun dapat mengingatnya dengan mudah, itu adalah ciri khasnya.
"Are you kidding me?! Mimpi apa gue semalem?!" Sahabatku yang satunya lagi menyela, Cut Lala namanya. Berbeda sekali dengan Lexa, dia lebih bersifat cerewet dan sangat peduli akan penampilan. Rambut panjang yang lurus dan berkilaunya menjadikan salah satu ciri khas dirinya. Apalagi dengan parasnya yang cantik, membuatnya banyak disukai orang-orang seantero SMA Ganesha ini.
Tapi aku tidak peduli dengan apa pun yang ada pada diri mereka. Aku menyayangi mereka, dan mereka menyayangi aku. Kami bertiga adalah sahabat, dan akan selamanya begitu. Itu yang terpenting.
"Jangan GR ya, gue cuma traktir Runa aja. Ya.. sebagai rasa syukur karna sekarang Runa udah putus sama Kevin." Tutur Lexa seraya menaik turunkan alisnya.
"Are you kidding me! Lo udah putus sama Kevin? Seriously?! Duhh aku bahagia bangettt!" Kata Cut yang seperti tak percaya dan langsung memeluk tubuhku erat, hingga aku merasa sedikit sesak dibuatnya.
"Aduh Cut, lepasin deh. Aku susah napas nih," Ujarku berusaha melepaskan pelukan Cut yang sangat keras itu. Dan akhirnya Cut mau melepas pelukannya.
"Runa, pokoknya lo harus cepet-cepet lupain playboy stres itu. Jangan pernah balik sama dia lagi." Lexa menyela dengan raut seriusnya. Seantero sekolah juga tau kalau Kevin playboy, tapi jika kalian tanya kenapa aku bisa pacaraan selama itu dengan Kevin, jawabannya sudah bisa ditebak. Karna aku mencintainya. Tak peduli seburuk apa pun dia di mata dunia, semua itu tak akan berlaku apa-apa jika di hadapkan pada kita yang sangat mencintainya.
"Aku baru semalem putus, dan kalian tau aku sayang banget sama dia. Gak mungkin kalo aku bisa secepet itu ngelupain dia." Kataku jengah. Coba beri tahu aku, apakah ada orang di dunia ini yang berhasil melupakan orang yang sangat di cintainya hanya dalam waktu singkat? Tidak ada bukan.
"Iya iya deh. Ya udah sekarang mending kita pesen makan aja. Gue yang traktir semuanya deh." Kini Lexa telah berubah lebih santai dari sebelumnya, aku bersyukur wajah seriusnya menghilang. Dia terlihat lebih seram jika sedang memasang wajah menegangkan seperti tadi. Sebenarnya dia cantik, dan jika stylenya di ubah menjadi lebih feminim, aku yakin dia akan terlihat sangat cantik.
"Akhirnyaaa! Gitu donggg hehe," Cut menyela dengan wajah bahagianya yang tak terkira. Aku pun begitu sebenarnya. Dari kelas 10 hingga memasuki kelas 11 saat ini, baru dua kali Lexa mau mentraktir kami makan. Pertama saat dia memenangkan lomba ceramah dalam acara pesantren kilat di bulan ramadhan saat kami masih kelas 10, dan kedua ya sekarang ini. Saat-saat yang memang sudah mereka tunggu sejak beberapa bulan terakhir, dan kali ini mereka akhirnya bisa bernapas lega bahwa sekarang aku benar-benar sudah mengakhiri hubungan dengan Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE
Teen FictionSaat mencintai terasa begitu menyakiti, kau hanya perlu memilih pergi. Namun, bagaimana jika dengan kejamnya semesta menyuruhmu untuk tetap melupakan, sedang yang ingin di lupakan malah di takdirkan untuk terus berhadapan dengan mu? Tega memang. Tap...