27 - menyesal

791 56 0
                                    

Kesalahan terbesar manusia adalah seringkali tidak memahami, bahwa penyesalan akan selalu datang di akhir.

MOVE




-HAPPYREADING-





Aruna POV

"Aku.. mau kita kaya dulu lagi Run. Aku mau kita memulai lembaran baru lagi. Aku mohon maafin aku. Aku janji gak akan ngulangin kesalahan yang sama. Plis Run, balik sama aku, ya?" Ujarnya penuh harap seraya mencium tanganku.

Tentu saja aku menganga tak percaya mendengar penuturannya barusan. Setelah dengan tega dia ninggalin aku dulu, dan sekarang dengan mudahnya dia minta aku nerima dia lagi? Mana mungkin aku mau. Terlebih saat ini perasaanku terhadap dia sudah hilang.

Sembari menarik pelan tanganku dari genggamannya yang masih setia ia cium, aku mulai membuka suara,"eumm.. maaf sebelumnya Vin, bukannya aku sok jual mahal, tapi kayanya aku gak bisa balik sama kamu lagi," ujarku seraya memalingkan wajah.

"Kenapa Run? Aku serius, aku gak bakal kaya dulu lagi. Aku sayang banget sama kamu Run," ucapnya meyakinkan aku.

"Tapi aku gak bisa Vin," jawabku seraya menatapnya kembali.

"Ya tapi kenapa Run?" Tanyanya penuh penekanan.

Aku memejamkan mata sejenak,"aku.. udah gak ada perasaan apa-apa lagi sama kamu, maaf Vin." Aku bisa melihat raut kekecewaan dari wajahnya. Seketika dia bungkam menatapku.

Setelah beberapa saat hening menyelimuti, akhirnya Kevin kembali membuka suara.

Ia meringis,"aku beneran sayang sama kamu Run. Apa gak ada kesempatan sekali lagi buat aku memperbaiki semuanya? Aku yakin, sebenernya kamu masih cinta kan sama aku? Dan aku juga begitu Run, aku masih cinta sama kamu,"

Aku menghela napas lelah,"Vin, aku bener-bener udah gak ada perasaan apa-apa lagi sama kamu. Gimana bisa aku ngasih kesempatan, kalo rasa cinta aku buat kamu aja udah gak ada lagi?" Ungkapku jengah.

"Tapi Run aku bener-bener pengen kita balik lagi, aku sayang banget sama kamu. Aku beneran gak akan ngulangin kesalahan yang sama lagi, aku-"

"Vin." Tuturku memutus perkataan Kevin, "kamu sendiri dulu yang bilang kalo cinta itu gak bisa di paksain. Dan sekarang, kamu malah maksa aku buat nerima kamu lagi? Sedangkan aku udah gak ada perasaan apa-apa lagi sama kamu," Seketika Kevin bungkam.

"Sekali lagi maaf, aku gak bisa Vin." Lalu aku mulai mengambil tasku dan memakainya, kemudian hendak berdiri. Dan saat aku hendak beranjak, suara Kevin kembali terdengar.

"Apa karna Samudra?" Seketika aku mengurungkan niat untuk beranjak, dan kembali menatapnya.

"Ini semua karna dia kan? Kamu cinta kan sama dia?" Hening. Tak ada jawaban yang bisa keluar dari mulutku.

"Kenapa diem Run? Bener kan apa yang aku bilang?"

"Kalo iya emang kenapa?" Tukasku mantap. Kini, giliran dia yang bungkam.

Tak ada alasan apa-apa lagi untukku tetap berada di sana. Dan langsung saja aku berdiri dan segera berlalu dari sana.

Aku keluar dari cafe itu, dan segera mencari taksi. Beruntung tidak lama menunggu, akhirnya aku bisa mendapatkan taksi. Dan secepat mungkin aku menaiki taksi tersebut, untuk menuju pulang ke rumah.

***

Saat ini di kantin sekolah, aku sengaja memilih tempat duduk di tengah, yang mana agar para siswa yang baru  memasuki kantin akan langsung bisa melihatku. Aku sengaja melakukan itu, agar Samudra dapat dengan mudah menemukan keberadaanku.

MOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang