Happy reading gaiss..
'Ada saat dimana kau akan di kecewakan dan di jatuhkan berkali-kali. Namun, kau hanya perlu bangkit dan terus berjalan. Percayalah, semesta tau betul kapan kau harus mendapat bahagia itu.'
~MOVE~
⬇️⬇️⬇️
"Aruna!" Seru seseorang dari balik tubuhku. Pagi ini aku sudah berada di sekolah dan hendak menuju ke kelas. Aku pun berbalik dan mendapati Cut serta Lexa yang berjalan menghampiriku.
"Runa, lo kok kemarin gak bilang-bilang sih kalo mau pulang duluan? Tiba-tiba ngilang aja. Kita berdua khawatir banget tau gak. Mana di hubungin gak bisa-bisa lagi." Kata Cut yang kini sudah berada di hadapanku bersama Lexa.
Aku sengaja tidak menjawab panggilan mereka. Aku hanya tidak mau menceritakan tentang kejadian kemarin. Jika aku cerita, pasti mereka akan sangat khawatir dan merasa bersalah padaku karna terlalu lama meninggalkanku.
"Kemarin tiba-tiba kepala aku pusing banget. Jadi aku putusin buat pulang duluan. Hape aku lowbat, terus aku gak sempet charger. Maaf ya.." Aku menjawab senatural mungkin agar mereka percaya. Dan untungnya tujuanku berhasil.
"Kamu tuh ya. Lain kali jangan lupa bilang Run. Ya udah deh kalo gitu, yuk ke kelas. " Kata Cut. Aku mengangguk seraya melempar senyum tipis. Dan kami pun berjalan ke kelas untuk menaruh tas, lalu kemudian menuju ke lapangan utama untuk mengikuti kegiatan rutin setiap hari senin pagi. Upacara bendera. Aku yakin, siapa pun yang membaca ini pasti sangat malas barang hanya mendengar kata-katanya saja. Aku pun sama sebenarnya, tapi apa boleh buat. Aku adalah Aruna. Dan tidak ada sejarahnya seorang Aruna tidak patuh pada aturan sekolah. Jadi mau tidak mau aku hanya mengikuti peraturan saja.
***
Akhirnya bel pulang berbunyi. Aku memutuskan untuk pulang naik metro mini. Karna Cut sudah pulang duluan bersama gebetannya, atau pacarnya, atau apalah itu, aku tidak tau. Sedangkan Lexa ikut nge-band dan akan pulang terlambat hari ini. Jadi aku memutuskan untuk pulang sendiri saja.
Namun saat aku hampir mencapai gerbang sekolah, aku baru ingat kalau hari ini aku ingin mengembalikan hoodie yang Samudra pinjamkan padaku beberapa hari yang lalu. Sebenarnya sejak jam istirahat tadi aku sudah berusaha mencari cowok itu, tapi tidak kunjung ku temukan juga. Jadi ku putuskan untuk kembali ke dalam dan menunggunya di dekat parkiran sekolah.
"Samudra!" Aku menyeru saat melihatnya baru saja akan menaiki motor ninja hitam miliknya. Lalu saat dia berhasil menemukan keberadaanku, ia mengurungkan niatnya untuk naik ke motornya dan segera melepas helm yang sebelumnya telah ia kenakan.
"Kenapa?" Tanyanya padaku saat aku sudah berdiri tepat di hadapannya.
"Nih. Makasih." Kataku seraya menyodorkan paper bag yang berisikan hoodie miliknya.
Dia menatapnya sekilas, dahinya mengernyit heran,"apaan nih?"
"Hoodie yang kamu pinjemin ke aku waktu itu. Ini udah aku cuci, makasih."
"Ohh. Makasih doang nih?" Tanyanya sembari mengambil paper bag itu dari tanganku. Namun seketika kini dahiku yang mengernyit, heran mendengar ucapannya barusan. Apa terima kasih saja tidak cukup?
"Terus mau gimana lagi?"
"Ya.. apa gitu. Traktir makan kek." Tuturnya seraya mengangkat bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE
Teen FictionSaat mencintai terasa begitu menyakiti, kau hanya perlu memilih pergi. Namun, bagaimana jika dengan kejamnya semesta menyuruhmu untuk tetap melupakan, sedang yang ingin di lupakan malah di takdirkan untuk terus berhadapan dengan mu? Tega memang. Tap...