16 - mulai nyaman, mungkin?

700 59 0
                                    

'Karna hati tau, kemana rasa nyaman itu akan berlabuh.'

-MOVE




-HappyReading-



"Lo serius mau ke sini?" Aku memasang tatapan speechles saat Samudra membawaku ke salah satu tempat wisata kuliner.

"Ya serius lah, buktinya kita udah ada di sini sekarang." Tukasnya dengan alis yang di naik turunkan.

"Ya tapi kan kita baru aja selesai makan Sam, masa iya kita mau langsung kulineran?" Pungkasku jengah.

"Ya emangnya kenapa? Gak papa lah. Udah turun aja."

"Ya tap-"

Bukhh!

Samudra langsung keluar dari mobil dengan menutup pintu keras, membuat ucapanku terpotong seketika. Aku mendengus pasrah, lalu memilih turun untuk mengikutinya.

Kami mulai berjalan beriringan memasuki kawasan kuliner. Ada banyak sekali aneka ragam makanan, mulai dari makanan khas indonesia dari berbagai macam daerah, hingga berbagai macam makanan dari manca negara dan juga makanan-makanan camilan dan penutup, semua ada.

"Tempat wisata kuliner ini tuh paling lengkap makanannya. Gue dulu suka banget dateng ke sini."

"Jadi hobi lo itu makan ya?" Tanyaku heran.

"Sebenernya sih makan bukan hobi, melainkan kebutuhan. Tapi bisa di sebut hobi juga sih buat gue, karna gue suka banget makan makanan yang enak-enak. Kecuali nasi." Aku mengernyit. Aneh. Itulah yang aku lihat dari seorang Samudra saat ini.

"Kenapa gak suka?"

"Karna menurut gue, nasi itu bisa buat kita lebih cepet kenyang. Alhasil gue gak bisa lagi nyobain aneka makanan lainnya karna udah ngerasa kenyang duluan."

Aku terkekeh geli. Baru kali ini aku melihat orang seaneh dia. Dan jujur, aku benar-benar tidak pernah membayangkan kalau Samudra yang dulu aku lihat dingin, cuek, ketus, ternyata punya sisi lain yang seperti ini.

"Kok ketawa sih?"

"Nggak. Aku gak nyangka aja,"

"Maksudnya?"

"Ya aku kira kamu tuh orangnya dingin dan cuek gitu. Eh ternyata aku salah," sekarang dia yang malah terkekeh.

"Makanya Run, jangan nilai orang cuma dari luarnya aja,"

"Iya iya.."

"Nah di sana ada ketoprak. Kita ke sana aja," lalu aku pun mengangguk dan tanpa embel-embel Samudra langsung menggenggam tanganku, menarikku untuk mengikutinya.

Aku sempat sedikit terkejut, lalu ku tatap sebentar tangan kami yang kini tengah bertautan. Entah apa yang aku rasakan saat ini, sulit di jelaskan. Tapi yang pasti, aku tidak membenci ini. Ini tidak buruk. Aku sedikit menyukainya. Lalu tanpa aku sadari, seutas senyum kecil mengambang di sudut bibirku.

"Bang ketopraknya dua ya," ujar Samudra pada tukang ketoprak. Lalu kami duduk di kursi dan meja yang telah di sediakan di sana.

Tak menunggu lama, akhirnya pesanan datang.
"Nah ini ketopraknya," aku mendelik saat melihat ketoprak yang porsinya sangat banyak di hadapanku.

"Makasih bang," Samudra menjawab.

"Sam, ini serius? Banyak banget,"

"Udah makan aja, enak kok beneran."
Lalu tanpa basa-basi lagi Samudra langsung memakan makanannya. Aku hanya menggeleng melihatnya dan juga mulai menyantap makananku.

MOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang