11 - terlambat, bareng mantan.

847 60 1
                                    

' Tetaplah tumbuh, walau seluruh dunia menginginkan kamu runtuh.'

~MOVE~


•°•°•°•°•°•



Sore ini, tepatnya sekitar pukul 17.00 aku sampai di depan rumah. Aku dapat melihat bahwa saat ini papa sedang duduk di teras sembari membaca koran. Aku menghembuskan nafas pelan, mempersiapkan diri bahwa aku akan di introgasi setelah ini.

"Itu bokap lo?" Tanya Samudra saat ia menemukan papa sedang duduk di kursi santainya di depan teras rumah seraya merunduk membaca koran. Sepertinya dia belum menyadari kedatangan kami.

"Iya," jawabku pelan.

"Ohh, ya udah Yuk." Aku mengernyit mendengar ajakan Samudra.

"Kemana?"

"Ya turunlah, sekalian mau pamit gue."

"Nggak usah. Kamu bunyiin klakson aja nanti."

"Apaan sih, gak sopan kalo gitu. Udah ah."

"Samudra bentar, dengerin dul-"

BRAK!!

Astaga, kenapa dia keras kepala sekali sih. Aku yakin, pasti papa akan mengintrogasi Samudra sampai malam seperti yang papa lakukan saat pertama kali aku mengajak Kevin ke rumah dulu. Lalu tanpa menunggu lebih lama lagi aku pun turun juga menyusul Samudra.

"Sam," Ujarku pada Samudra seraya menghentikan gerakannya untuk membuka pagar rumahku.

"Biar aku aja yang buka." Lalu dia mengangguk. Kemudian aku mulai berjalan mendekati papa setelah berhasil membuka pagar, di ikuti Samudra di belakangku.

"Pa?" Sapaku yang kini tengah berdiri di hadapan papa bersama Samudra. Lalu papa mendongak seraya melepas kaca mata yang ia gunakan.

"Oh udah pulang, kenapa sore sekali?" Tanya papa. Lalu aku pun mulai mencium tangan papa yang kini telah berdiri dari duduknya.

"Iya pa, tadi aku sama Samudra mampir ke kedai kopi dulu. Kenalin pa, ini Samudra."

"Om," Samudra langsung menyalimi tangan papa. Dan saat Samudra mendongak, dahi papa seketika mengernyit memandangi wajah Samudra. Seperti sedang mengingat-ngingat sesuatu.

"Kamu.. Samudra anaknya Bayu kan?" Aku dapat melihat dahi Samudra yang mulai mengernyit saat menatap wajah papa.

"Loh, om Darma?"

"Wahh jadi bener kamu Samudra, anaknya bayu yang kecil dulu?" Ujar papa dengan senyum yang mulai terukir di wajahnya.

"Iya om! Aku yang dulu ikut reuni SMA papa,"

"Waduhh jakarta sempit ya ternyata. Sekarang kamu malah jadi temen anak om!" Tukas papa sembari memeluk Samudra. Aku hanya bisa menganga melihat kejadian di hadapanku ini. Ternyata dugaanku bahwa Samudra akan di introgasi hingga malam salah, melainkan di beri sambutan yang meriah oleh papa.

"Ya sudah, ayo-ayo kita masuk dulu," papa berbalik seraya merangkul Samudra untuk masuk ke dalam rumah,"Aruna, kamu bantu mama siapkan minuman dan makanan yang enak-enak ya," sontak aku memutar bola mataku. Kebiasaan papa jika ada tamu yang datang ke rumah, pasti menyuruh harus menyuguhkan minuman dan makanan yang banyak dan enak. Tak peduli jika tamu itu hanya satu orang saja.

"Waduh om gak usah repot-repot," Samudra menyela.

"Gak bisa gitu dong. Kamu ini anak teman dekat om waktu SMA dulu. Sampai sekarang juga masih sering ketemu loh om sama papa kamu." Samudra terkekeh mendengarnnya. Lalu mereka mulai duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan aku segera masuk ke dalam kamar, menaruh tasku dan mengganti bajuku. Kemudian aku memanggil mama di kamarnya untuk menyiapkan minuman dan makanan bersamaku.

MOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang