13 - gara-gara batagor

762 58 2
                                    

'Jangan pernah memulai suatu hubungan yang baru, jika masalalu masih sepenuhnya menempati hati dan kepalamu.'

-MOVE

-HappyReading-

"Bang, batagornya tiga ya." Ujarku pada penjual batagor di kantin. Kali ini aku yang memesan makanan untuk kami bertiga. Saat ini gerobak batagor sedang tidak ramai, jadi aku memutuskan untuk memesan batagor saja. Aku hanya fokus memperhatikan gerak-gerik abang batagor itu saat menyiapkan pesananku, tanpa sadar telah ada seorang cowok yang kini berdiri di sampingku.

"Run, lo kemana tadi pagi?" Aku sedikit tersentak, lalu langsung saja menolehkan pandanganku ke sumber suara. Aku memutar bola mataku saat aku mendapati Darel yang sedang berdiri di sampingku.

"Telat." Jawabku ketus. Entah kenapa aku sangat tidak menyukai dia.

"Terus, kok gak masuk kelas sampe jam pelajaran pertama selesai?" Tanyanya lagi.

"Di hukum pak Budi buat bersihin aula." Aku menjawab malas dengan tampang datarku.

"Sendirian?" Astaga. Kenapa dia terus bertanya seperti ini sih? Sudah seperti reporter saja.

Aku meringis kesal,"Nggak Rel.. Ada anak lain juga." Ujarku jengah.

"Oh kirain sendirian. Baguslah kalo gitu." Tidak aku hiraukan lagi perkataannya.

"Run, ntar pulang bareng gue aja ya?"

"Nggak." Jawabku mantap.

"Ayolah Run, sekaliiii... aja, ya?"

"Ini neng batagornya," Ujar abang batagor seraya menyodorkan nampan berisi makanan yang sudah ku pesan.

"Iya bang, makasih. Ini uangnya." Jawabku yang segera meraih nampan itu dan memberikan sejumlah uang kepada abang batagor itu.

"Aruna, mau yaa?? Plisss?" Dia memohon seraya memasang wajah memelasnya. Tapi tetap aaja semua itu tidak membuat keputusanku goyah sedikitpun

"Aku gak mau. Titik." Jawabku ketus. Lalu aku pun hendak berbalik menuju ke meja dimana Cut dan Lexa berada saat itu. Namun hal yang tidak aku duga-duga malah terjadi. Aku menabrak seseorang dan membuat sebagian piring berisi batagor yang aku bawa di atas nampan terjatuh hingga pecah.

"OH MY GOD!!" Teriak seseorang yang aku tabrak dan membuatku membelalak sempurna seketika saat menyadari bahwa dia adalah Tiara. Tidak ada baju yang kotor karna terkena bumbu batagor, namun aku bisa melihat bahwa sepatuku dan sepatu Tiara kotor saat ini.

"Astaga! Maaf kak, aku gak sengaja banget," Ujarku dengan perasaan yang amat bersalah. Dan tanpa aku sadari, lagi-lagi aku menjadi sorotan. Orang-orang di sekitar tengah menatap ke arah kami.

"Lo beneran gak sengaja atau sengaja, hah?!" Bentak Tiara seraya mendorong kuat bahuku hingga aku terpundur dan hampir saja terjatuh jika saat itu Darel tidak menahanku.

"Aku bener-bener gak sengaja kak, maaf.." Aku meringis, berusaha meyakinkan Tiara kalau aku benar-benar tidak sengaja tadi.

"Alahh udah deh! Gue tau, lo dendam kan sama gue karna Kevin lebih milih gue dari pada elo?!" Pungkasnya sarkas seraya menunjukku.

"Nggak kak, nggak.. aku sama sekali gak ada pikiran kaya gitu. Aku beneran gak sengaja," aku masih berusaha keras untuk meyakinkannya.

Lalu setelah beberapa detik kemudian, aku bisa melihat sudut bibir Tiara terangkat. Ya Tuhan, jangan sampai dia berencana untuk macam-macam padaku.

MOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang