Up lagi!!
Selamat membaca guys...💕💕
Jan lupa vote dan komennya.. hehe 😽
⬇️⬇️⬇️
Hal apa lagi yang lebih membahagiakan dari cinta yang terbalaskan?
—MOVE
Aruna POV
Dengan napas terengah-engah, akhirnya aku mendaratkan diri di rooftop setelah berlarian kesana kemari untuk berusaha menemukan keberadaan Samudra. Tapi yang aku dapatkan hanya rasa lelah, tidak membuahkan hasil sama sekali. Benar, aku tidak menemukan dia di area sekolah manapun. Sepertinya dia tidak masuk sekolah hari ini.
Bagaimana ini, padahal aku harus segera menemui dia. Aku pasti sudah membuat dia merasa sangat kecewa. Setelah berminggu-minggu dia berusaha mengejarku untuk hanya sekedar memberi penjelasan, dan akhirnya dia malah di sambut dengan pemandangan yang sangat tidak enak saat Kevin, si orang gila itu dengan lancang mencium tanganku. Aku sangat merasa bersalah sekarang.
Tidak lama setelah aku sampai di sana, tiba-tiba suara bel masuk berbunyi. Dan tidak ada lagi yang bisa aku lakukan kecuali bangkit dan berjalan menuju ke kelas.
Aku berjalan seraya mengedarkan pandangan ke sana kemari, mungkin saja aku akan menemukan Samudra. Namun hingga aku sampai di ambang pintu kelas pun, sama sekali aku tidak menemukan batang hidungnya.
Aku sempat bertemu teman satu kelasnya Samudra yang kebetulan saat itu lewat di depan kelasku, dan ternyata memang benar, Samudra tidak masuk sekolah hari ini.
Aku menghela napas lelah dan kemudian memilih untuk masuk ke kelas dan duduk di bangku ku tepat di samping Cut.
"Run, lo dari mana sih? Kenapa gak ikut ke kantin?" Tanya Cut.
"Aku nyari Samudra, tapi kayanya dia gak masuk deh. Soalnya aku gak nemuin dia di mana-mana." Aku menjawab dengan tangan kiriku yang menumpu dagu.
Bukannya menjawab, Cut malah terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kenapa sih? Kok kaya mikirin sesuatu gitu?" Tanyaku penuh selidik.
"Hah? Ng.. nggak kok."
Aku memicing melihat dia yang menjawab terbata seperti itu,"masa sih?"
"Iihh apaan sih, orang gak papa juga," ketusnya,"eh Run, nih." Cut terlihat menyodorkan sesuatu kepadaku.
Aku mengernyit saat melihat sebuah kartu yang ia sodorkan,"apaan nih?" Tanyaku sembari melihatnya.
"Sweet seventeen?!" Pungkasku membelalak, sedangkan Cut hanya mengangguk.
"Selesai ujian minggu depan, gue mau ngadain sweet seventeen. Pokoknya sebelum acara, lo sama Lexa harus dateng ke rumah gue ya. Kita dandan bareng!" Tukasnya mantap.
"Iya-iya, terserah kamu aja." Aku menjawab pasrah.
***
Setelah memelalui waktu yang panjang di sekolah hari ini, akhirnya saat-saat yang aku tunggu sejak pagi tadi akhirnya tiba. Iya, bel pulang sekolah. Aku bergegas memasukkan buku-buku dan alat-alat tulisku ke dalam tas, kemudian segera beranjak.
"Run, lo pulang sama siapa?" Lexa bertanya padaku saat dia sudah berada di sebelah mejaku.
"Hari ini aku di jemput sama bang Mahes,"
"Ohh, ya udah kalo gitu gue duluan ya, mau ikutan nge-band soalnya, hehe." Katanya seraya nyengir hingga rentetan gigi putihnya terlihat.
Aku mengernyitkan dahi,"loh kok kamu ikutan nge-band sih? Senin kan udah mau ujian Xa.." pungkasku jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE
Teen FictionSaat mencintai terasa begitu menyakiti, kau hanya perlu memilih pergi. Namun, bagaimana jika dengan kejamnya semesta menyuruhmu untuk tetap melupakan, sedang yang ingin di lupakan malah di takdirkan untuk terus berhadapan dengan mu? Tega memang. Tap...