Samudra POVSejak tadi aku tidak bisa berhenti memikirkan Aruna. Dia sedang apa, apa dia sangat membenci aku? Bagaimana caranya agar aku bisa menjelaskan perasaanku yang sebenarnya terhadap dia jika dia saja selalu menghindari aku. Bahkan sudah beberapa kali aku mendatangi rumahnya, tapi dia selalu mencari alasan untuk pergi dari rumahnya karna ingin menghindari aku.
Tiba-tiba aku jadi teringat Kirana, dan seketika manikku langsung beralih menatap fotonya yang masih terpajang di nakas. Aku hanya menatapnya saja tanpa memikirkan apapun. Tapi tiba-tiba aku terpikir sesuatu, apa jangan-jangan.. Aruna tidak mau mendengarkan penjelasan aku karna dia menyangka bahwa aku memang masih mencintai Kirana, mengingat saat itu dia sempat melihat foto Kirana yang masih terpajang di nakas kamarku ini. Argh! Kenapa tidak terpikirkan olehku? Tentu saja dia pasti akan langsung mempercayai kata-kata Darel kan?
Apa.. memang sudah saatnya aku harus menyingkirkan semua yang bersangkutan dengan Kirana? Tidak, aku tidak akan membuangnya. Tapi entah kenapa aku berpikir bahwa lebih baik barang-barang yang menyangkut Kirana sebaiknya aku taruh di satu tempat menjadi satu dan menyimpannya saja. Mana bisa aku membuangnya, karna Kirana adalah sahabat terbaik yang pernah aku kenal.
Aku tau, Aruna pasti juga menyukai aku. Dan aku bisa merasakannya. Kalau tidak, mana mungkin dia akan mengabaikan aku. Aku yakin itu. Dia pasti sangat merasa kecewa padaku. Argh! Aku harus mencari cara supaya dia mau mendengarkan penjelasanku. Tapi pertama-tama yang harus aku lakukan, lebih baik sekarang aku menyimpan barang-barang serta foto-foto yang menyangkut Kirana dulu.
Lalu aku bangkit dan segera meraih sebuah kotak berukuran sedang yang berada di bawah ranjangku. Kemudian aku mulai mengumpulkan barang-barang itu. Mulai dari foto Kirana yang ada di atas nakas, sebuah album khusus yang berisikan fotoku dan Kirana saja, serta semua barang kenang-kenangan kami. Mulai dari topi pemberiannya, gelang, bahkan mobil-mobilan tamia. Semuanya aku taruh menjadi satu ke dalam kotak tadi.
Setelah semuanya selesai, segera aku beranjak keluar kamar dengan membawa kotak itu. Aku berniat untuk menaruhnya di ruang khusus penyimpananku, bersama dengan barang-barang berhargaku yang lain disana. Dimana aku menaruh barang-barang berhargaku di sana karna aku tidak suka jika di dalam kamar terdapat terlalu banyak barang. Jadi aku memutuskan untuk menempati satu ruangan khusus yang aku jadikan untuk tempat menyimpan barang-barang berhargaku.
Saat aku berjalan dan hendak melewati ruang tengah, aku dapat melihat Darel tengah duduk santai seraya menonton televisi. Tak lupa dengan meja yang sudah di penuhi dengan bekas minuman kaleng dan kulit kacang. Lalu tidak aku hiraukan dia dan memilih untuk berlalu saja dari sana.
"Widih, apaan tuh? Pasti barang berharga lo ya?" Ujarnya saat aku sudah mulai berjalan di hadapannya. Namun aku hanya diam dan masih terus berjalan.
Tetapi sangat tidak di sangka-sangka, entah apa yang merasuki Darel. Tiba-tiba saja dia menabrakku dan seketika kotak yang aku bawa terjatuh karna memang aku tidak terlalu kuat menahannya.
"Waduh! Sorry, gak sengaja. Hehe," tidak butuh menunggu waktu lama, emosiku sudah mulai meluap. Karna aku sangat tau, dia pasti sengaja menabrakku untuk mengetahui apa isi dari kotak yang aku bawa.
"Oh, wow! Jadi lo sekarang memutuskan untuk nyingkirin barang-barang Kirana dari kamar lo?" Tukasnya setelah berhasil melihat barang-barang yang aku bawa berceceran di lantai. Kemudian aku berbalik menatapnya.
"Gue minta tolong banget sama lo. Buat kali ini, gue mohon jangan cari masalah sama gue." Ujarku seraya menatapnya datar.
Ia mulai melipat kedua tangannya di dada dan berdecak sebal,"ck! Siapa yang mau cari masalah sih. Tapi gue sekarang jadi heran, kenapa lo nyingkirin ini semua?" Aku masih diam menatapnya, namun tidak dengan jemariku yang saat ini telah mengepal sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE
Teen FictionSaat mencintai terasa begitu menyakiti, kau hanya perlu memilih pergi. Namun, bagaimana jika dengan kejamnya semesta menyuruhmu untuk tetap melupakan, sedang yang ingin di lupakan malah di takdirkan untuk terus berhadapan dengan mu? Tega memang. Tap...