Vote dan komennya dong gais..🥺
Selamat membaca...
'Memaafkan emang gak mudah. Tapi, gak ada salahnya di mulai dari langkah kecil. Dengan berusaha menerima yang udah terjadi, misalnya.'
-MOVE
Aruna POV
Aku mengerang, meregangkan tubuhku yang terasa hangat dan nyaman lalu perlahan membuka mataku dan sesekali mengerjap. Ku pandangi sekitarku nampak sangat asing di penglihatan. Lalu pandanganku terhenti tatkala aku mendapati seorang cowok yang sedang berbaring di sebelahku dengan posisi membelakangiku. Sontak mataku membulat sempurna dan langsung mengambil posisi duduk.
Aku baru ingat kalau ini adalah kamar Samudra. Tapi tunggu dulu, kenapa dia tidur di sebelahku? Lalu tanpa aba-aba aku langsung melihat ke seluruh tubuhku, dan aku akhirnya bisa bernafas lega karna seluruh pakaianku masih lengkap melekat di tubuhku. Tapi tetap saja, ini bukanlah hal yang pantas. Kemudian aku berniat membangunkan Samudra.
"Sam, bangun." Ujarku seraya menggerak-gerakkan tubuhnya.
"Sam," tak lama dia pun bangun.
"Enghh, kenapa sih?" Ujarnya yang sedang menggeliatkan tubuhnya.
"Kamu kenapa tidur di samping aku, hah?" Tanyaku yang mulai sedikit kesal.
"Ya terus gue tidur di mana? Masa di lantai? Lagian gue gak ngapa-ngapain elo kok Run, tenang aja." Jelasnya lalu dia kembali berbalik dan tidur kembali.
Aku mendengus. Kemudian menatap ke sekeliling untuk mencari keberadaan jam dinding. Dan saat manikku berhasil menemukan jam, aku sangat terkejut saat melihat jarum jam yang kini sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"Astaga, udah jam delapan malem!" Sontak aku berteriak, kemudian berhasil membuat Sam terkejut dan mendudukkan tubuhnya.
"Duhh Runa! Gak usah teriak-teriak gitu juga kali,"
"Ya gimana aku gak teriak, sekarang udah jam delapan malem Sam. Mama sama bang Mahes pasti khawatir dan lagi nyari aku sekarang!"
"Gue udah telpon bokap lo tadi, gue bilang kalo lo bakal pulang telat karna mau ngerjain tugas kelompok di rumah gue." Ujarnya. Aku mengernyit heran.
"Kenapa kamu gak bangunin aku aja sih?"
"Udah kali, lo aja yang kebo, gak bangun-bangun."
Masa sih?
"Terus, kenapa kamu telpon papa aku? Papa aku lagi gak ada di rumah." Ujarku ketus. Dia malah terkekeh.
"Lo tuh masih tolol aja ya. Ya dia pasti telpon nyokap lo lah, orang gue bilang kok kalo gue gak ada nomor hape nyokap lo." Jawabnya. Aku mendengus.
"Udah ah, gue siap-siap dulu." Samudra hendak beranjak dari kasur.
"Loh, kemana?" Aku bertanya bingung.
"Lo gak mau pulang? Ya udah gue tidur lagi aja." Jawabnya yang hendak ingin berbaring kembali. Namun dengan sigap aku tahan.
"E eh eh, ya mau lah!" Dia malah terkekeh lagi.
"Eh tapi.. pasti ada Darel kan sekarang di sini?" Tanyaku terbata.
"Tenang aja, dia pasti lagi pergi kok. Jam segini mana mau tu bocah diem di rumah." Lalu aku mengangguk pelan, merasa lega. Karna aku sangat tidak mau jika sampai dia tau kalau aku sedang ada di sini. Apalagi saat ini aku sedang bersama Samudra, bisa panjang urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE
Teen FictionSaat mencintai terasa begitu menyakiti, kau hanya perlu memilih pergi. Namun, bagaimana jika dengan kejamnya semesta menyuruhmu untuk tetap melupakan, sedang yang ingin di lupakan malah di takdirkan untuk terus berhadapan dengan mu? Tega memang. Tap...