Terkadang semesta sangat sulit untuk di tebak. Jika hari ini kau merasa sangat bahagia, boleh jadi besok kau akan terluka parah.
—MOVE
- Happy Reading -
Sejak tadi aku sangat bingung. Sudah hampir 30 menit aku mengobrak-abrik isi lemari, memilih pakaian apa yang akan aku kenakan sore ini untuk pergi bersama Samudra. Tapi tidak bisa aku pungkiri, senyum di sudut bibirku selalu nampak sejak tadi. Entah kenapa aku senang sekali karna sore ini aku akan pergi bersama Samudra.
Aku merasa seperti hidup kembali setelah beberapa bulan terjebak dalam hati dan pikiran yang di penuhi oleh Kevin. Apa.. aku sudah melupakan Kevin ya? Tapi apa iya secepat itu? Atau jangan-jangan.. aku mulai menyukai Samudra? Ah! Tidak-tidak, tidak mungkin. Sudah lah, yang penting aku sangat senang saat ini.
Lalu tidak mau berkutat dengan isi lemari lebih lama lagi, akhirnya aku memilih sebuah jeans denim dan kaos putih saja untuk aku kenakan. Tidak lupa dengan sebuah tas selempang untuk menaruh beberapa barang yang akan aku bawa. Aku menghela napas lesu, kenapa juga aku harus membongkar semua bajuku hanya untuk pergi bersama Samudra. Huh!
Setelah setelan yang aku pilih tadi sudah rapi melekat di tubuhku, aku mulai mengenakan sedikit sentuhan bedak dan sedikit liptint berwarna coral.
Tok.. tok.. tok.."Run?"
Aku beranjak dari meja rias saat indera pendengaranku menangkap suara mama dari balik pintu kamar.
"Iya ma?" Ujarku yang kini telah membuka pintu dan berdiri di hadapan mama.
"Itu ada Samudra di bawah. Eumm.." ujar mama seraya memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah,"kamu mau jalan ya?" Tanya mama dengan wajah menggodanya.
Mataku membulat,"hah? Ng.. nggak kok ma, cuma mau itu, ee.. apa itu namanya," astaga, kenapa aku malah gugup menjawab mama. Kini mama terlihat sedang berusaha menahan tawanya.
"Udah-udah, cepetan ke bawah. Samudra udah nungguin."
"Iya ma,"
Kemudian aku pun berlalu menuruni anak tangga di ikuti oleh mama.
"Sam, kalian mau kemana emangnya?" Tanya mama yang saat ini sudah berada di ruang tamu. Bersama aku dan juga Samudra.
"Mau makan aja kok tante," jawab Samudra.
"Ohh, ya udah kalo gitu pulangnya jangan kemaleman ya?"
"Iya tan. Kalo gitu kita berangkat dulu ya tan," pungkas Samudra yang kini tengah menyalami mama, begitu pula aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE
Teen FictionSaat mencintai terasa begitu menyakiti, kau hanya perlu memilih pergi. Namun, bagaimana jika dengan kejamnya semesta menyuruhmu untuk tetap melupakan, sedang yang ingin di lupakan malah di takdirkan untuk terus berhadapan dengan mu? Tega memang. Tap...