2. Tau

133 29 62
                                    

Happy Reading

◽◽◽

Bel baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu. Setelah bertempur dengan materi-materi yang disampaikan pengajar di depan kelas, akhirnya kini waktu istirahat tiba. Saatnya para murid kelas sepuluh IPS dua itu mengisi perut yang kekosongan.

"Kantin yuk, Fi!"

"Bentar, gue beresin buku dulu. Lo ajak yang lain aja dulu, Naf."

Nafla menganggukkan kepala.

"Tita, Shifa, Nabil, Rina, yuk ke kantin! Fia abis ketemu doi, katanya mau nraktir kalian tuh."

"Heh! Enak aja, Naf. Sembarangan kalau ngomong, gak ya temen-temen. Nafla bercanda."

"Padahal kalau beneran gue bakal bersyukur banget loh, Fi."

"Besok deh tunggu gue ulang tahun ya, ta."

Fia tersenyum kala tangan Tita mendarat di bahunya, mengusap perlahan. Mereka hanya bercanda, bahkan mereka kini tertawa kecil. Dalam pertemanan mereka berenam, jarang sekali ada yang saling bermusuhan. Apalagi soal lelaki.

Setibanya di kantin sekolah, mereka berenam langsung menempati tempat yang ada di pojok kantin. Kalau biasanya tempat dipojok selalu ditempati pertama, tapi di SMA Nusa Bangsa ini berbeda. Justru tempat ditengah-tengah kantin lah yang menjadi tempat pertama ditempati.

"Kalian mau makan apa nih?"

"Lo nanya gitu seakan lo mau ngebayarin kita-kita, Naf. Ya gak guys!"

Seru Syifa sambil memperhatikan satu persatu temannya. Nafla memelototkan matanya kaget. Tadi saja dirinya menyuruh Fia mentraktir temannya, tapi kini ia yang disuruh. Seperti dejavu.

"Dih, nggak ya. Bukan hari Nafla jadi gak ada traktiran. Oke!"

"Pesenin aja mie ayam sama es jeruk. Semuanya pada mau 'kan?"

"Iya-iya, oke."

Jawab Nafla kemudian dia berbalik badan dan pergi memesan makanan.

Selagi menunggu Nafla memesan makanan, Fia
mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku. Ia kira, ponselnya yang berbunyi, tapi ternyata bukan. Suara yang ia dengar itu suara obrolan para lelaki yang menurutnya berasal dari belakang kantin.

"Kalian pada denger nggak?"

Shifa menatap Fia, dahinya mengernyit heran.

"Emang lo denger suara apa? Lo gak ngedenger yang aneh-aneh, 'kan?"

"Bukan, gue kok kaya ngedenger i-- "

Belum saja kalimatnya itu selesai, Fia harus menutup mulutnya kala Nafla datang dengan banyak makanan.

"Yuk makan! Selamat makan!"

Menyantap makanan masing-masing tanpa ada suara, dalam arti mengobrol. Fia masih terpikir perihal suara yang ia dengar. Sampai sekarang pun masih terdengar dan semakin jelas.

"Gue bingung deh sama lo, yon"

"Tumben lo bingung, to."

"Lo pada bingung sama gue? Lah emangnya diri gue kenapa?"

Seandainya aja obrolan ini di lihat langsung oleh Fia. Mungkin gadis itu akan merasa senang. Obrolan keempat lelaki yang dijumpai Fia juga Nafla di dekat toilet. Seharusnya Fia tau suara mereka.

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang