13. Jadi Supporter

53 15 1
                                        


Happy Reading

◽◽◽

Hari ini adalah hari Kamis. Juga hari yang ditunggu-tunggu oleh anak futsal SMA Nusa Bangsa. Termasuk Dion, dan keempat temannya.

Pagi ini mereka sudah berkumpul di lapangan dengan segala persiapan yang mereka bawa dari rumah. Ada yang sedang pemanasan, ada pula yang hanya duduk santai sambil menikmati udara segar.

Dion duduk di sebelah Dimas yang tengah memainkan ponselnya. Ngomong-ngomong soal ponsel, sejak beberapa hari lalu ia tak memainkan ponselnya. Membaca pesan yang masuk pun jarang.

Itu karena waktunya ia habiskan untuk latihan futsal. Selalu pulang agak malam, untungnya orangtua nya itu pulang lebih larut sewaktu ia pulang malam itu.

Sebentar lagi mereka akan melaksanakan lomba di GOR terdekat. Tak hanya anggota futsal yang berangkat ke sana, tapi sekolah juga akan mengirimkan supporter untuk mendukung mereka.

"Dim, bakal ada supporter ya?"

Tanya Dion pada Dimas yang berada di sebelahnya itu.

"Iya, mau tau kelas apa?"

Dimas meliriknya dan menaikkan kedua alisnya bersamaan naik turun.

"Emang kelas apa?"

"Hehe, gue gak tau, yon."

"Ck, dasar. Awas lo ya!"

"Lo barusan nanya siapa yang jadi supporter sekolah buat lomba kita? Gue tau, yon."

Ucap Naufal dibelakang Dion ikut menimbrung.

"Awas kalo bohong lo, siapa?"

"Kelas sepuluh yang hari ini olahraga."

"HAH!?"

Seketika Dion kaget begitu saja. Jadi, hari ini ia lomba futsal di supporter-i oleh kelas sepuluh ips dua, yang merupakan kelas Fia.

"Kenapa lo, yon?"

"Kelas sepuluh yang hari ini olahraga 'kan kelasnya Fia. Gue malu, Dim."

"Syukurin lo."

Fito menimpali.

"Lo malu-maluin tau nggak. Kayak anak baru pubertas aja."

"Lo malah harus semangat, kan ada pujaan hati lo, yon."

"Hm, ya deh."

Tak beberapa lama, seluruh anak kelas sepuluh ips dua yang tadinya sudah berkumpul di lapangan belakang. Bahkan, sudah melakukan pemanasan itu di giring oleh sang ketua kelas menuju lapangan depan.

Mereka pun duduk tak jauh dari anak futsal yang akan mengikuti lomba itu. Sengaja, Nafla menarik tangan Fia agar duduknya tak jauh dari Dion. Nafla hanya sadar dan tau, kalau sahabatnya itu beberapa hari lalu mencari keberadaan Dion itu. Tapi, respon Fia tak seperti yang Nafla harapkan.

Fia langsung menghentakkan tangannya yang ditarik Nafla itu, sehingga membuat Nafla heran. Ia pergi dan mencari posisi duduk yang jauh dari lelaki yang ingin dihindari nya itu.

◽◽◽

Rombongan supporter berangkat ke GOR bersama-sama. Mereka semua berjalan kaki karena memang dekat.

Fia berjalan bersebelahan dengan Nafla, sedangkan temannya yang lain sudah berada di depan. Dia hanya diam, bukan kesal pada Nafla karena sikapnya tadi. Tapi, ia kesal melihat wajah Dion. Padahal sebelumnya ia sangat merindukan lelaki itu.

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang