Happy Reading
◽◽◽
Sore ini menjadi sore yang buruk bagi Fia. Sakit nya semakin menjadi, tapi ia masih di rumah. Wajahnya semakin pucat, lemas tentu saja.
Beberapa waktu lalu, dokter datang untuk memeriksa nya. Fia jelas merasa tidak suka. Ujung-ujungnya pasti ia akan di beri obat oleh dokter itu. Dan memang iya.
"Ini udah sore loh, Fia. Obat kamu belum kamu minum loh."
"Nggak mau, Bu."
"Nanti gak sembuh-sembuh kalau gak minum obat. Di usahain ya."
Sejujurnya Fia sedang merasa tak enak pada Ibu nya. Sejak tadi berbolak-balik ke kamarnya untum membujuk Fia memimum obatnya. Ia bukan tipikal orang yang susah makan saat sakit, tapi ia susah minum obat saat sakit.
"Mau ya diminum?"
Fia mengangguk. Ia akan berusaha meski baginya sulit.
Namun, belum sampai obat itu Fia minum, ia berhenti. Telinga nya mendengar bel rumah yang berbunyi. Dalam hatinya berkata, untung ada bel bunyi jadi gak jadi ketelen nih obat. Tapi siapa ya yang dateng?
"Sebentar ya, Ibu ke bawah dulu."
Lagi-lagi, Fia menganguk. Dia bersenang dalam hati nya. Padahal, belum berakhir juga. Ia tetap harus meminum obat itu, walau bukan sekarang, bisa nanti. Dan pasti ia akan di paksa.
"Yah, gue mau buka handphone tapi ada di Kak Reza. Mana lupa minta balikin lagi."
Gumam Fia saat sadar.
Sebelumnya ia mencari ponselnya itu ke sekeliling kasur dan di atas nakas. Akhirnya ia memilih membaca novel yang kebetulan letaknya tak jauh dari tubuhnya.
Beberapa menit berlalu, Ibu nya tak juga kembali ke kamar nya. Fia merasa bosan, ia sendirian. Matanya pun lama-lama lelah membaca novel yang tulisan nya kecil. Ia memilih menyimpan novel itu kembali.
Fia bangkit dari kasur hendak menuju kamar mandi. Ia kira mata nya yang lelah membaca itu akan segar kembali saat ia membasuh muka. Tapi, nyatanya tak seperti itu. Wajahnya seluruhnya masih pucat lesu.
"Saya gapapa, Bu, ikut masuk?"
"Gapapa, nak."
Tepat saat Fia membuka pintu kamar mandi, Ibu nya masuk ke dalam kamar nya. Tidak sendirian, namun bersama seorang lelaki yang belum Fia sadari itu siapa. Mengingat ia masih berbalik badan dan belum membasuh wajahnya.
"Udah di minum obatnya?"
Tanya Ibu nya.
"Belum, Bu."
"Loh, kok belum juga."
"Sus- "
Kalimat nya terhenti tepat setelah ia membalikkan badan. Ia melihat sosok Dion yang berdiri di samping Ibu nya. Melihat Dion tengah tersenyum, membuat Fia balik tersenyum.
"Temen kamu dateng, katanya mau jenguk kamu."
"Temen?"
Beo nya.
Ah, mungkin Dion masih tak enak mengatakan kalau mereka ada hubungan. Apalagi ke orangtua, pastinya gugup.
"Nak Dion, silahkan duduk. Fia, ayo di coba minum lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
See You [TAMAT]
Novela Juvenil¦ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ¦ Lengkap! ♣♣♣♣♣ Ketika sama-sama suka, namun tidak ada yang mau menyatakan perasaannya lebih dulu. Lalu, saat sudah bersama, harus dipisahkan karena suatu hal. Bagaimana kisah mereka? ♣♣♣♣♣ 📌Rank📌 #1 melihatmu [15-6...