Happy Reading
◽◽◽
Waktu istirahat tengah berlangsung. Banyak murid yang tentunya datang ke kantin untuk mengisi perut mereka dengan makanan-makanan.
Meski banyak murid yang datang ke kantin, masih banyak juga bangku yang kosong. Hari ini memang ada beberapa kelas yang bebas pelajaran, tetapi harus ikut serta mendukung sekolah dalam hal lomba.
Dua siswi itu tengah duduk berhadapan di kantin bagian pojok. Sebelahnya terdapat tangga dan bawahnya merupakan lapangan. Mereka berdua tengah menyantap semangkuk bakso yang di pesan nya beberapa saat lalu.
Nafla makan dengan lahap, gadis itu juga menambah kurang lebih tiga sendok sambal agar selera nya bertambah. Nampak berbeda dengan Fia yang menikmati bakso dengan lesu.
"Gue sedih, Naf. Lo emangnya enggak ya?"
"Hm? Kenapa? Sedih?"
Pertanyaan balik dari Nafla membuat Fia jengkel dan menggeplak lengan sahabatnya itu. Ia juga menatap sengit sahabatnya itu.
"Ih jahat nya gue di geplak."
"Abis nya gue nanya eh lo malah balik nanya."
"Gue lagi menikmati makan bakso, bakpia."
Fia menghela napas nya sambil mengunyah. Pikiran nya kacau, ia memikirkan Dion yang entah sekarang ia sedang apa, Fia tak tau.
"Lo tenang aja, Fi. Kak Dion gak bakalan kenapa-kenapa."
"Gue tau itu. Tapi gue ngerasa gak enak sama dia. Masa gue gak ada di sana."
"Masih aja ya lo, ngerasa gak enak mulu sama Kak Dion."
"Mau gimana lagi, emang gitu, Nafla."
"Gue juga sedih sih sebenarnya, secara Kak Fito 'kan ganteng ya. Takutnya dia di kerubutin cewek lain, sedangkan gue di sini mikirin dia."
Fia terbelalak kaget, sahabatnya memang beberapa saat terakhir ini susah di tebak.
"Kita sepemikiran sih."
"Tapi, kalau lo, Fi. Lo itu harus percaya sama Kak Dion. Dia baik, gak mungkin ngeladenin cewek lain kayak yang kita pikirin."
"Kak Fito kebalikan nya?"
Nafla tak menjawab, ia menyeruput teh hangat nya.
"Tau deh, Fi. Kak Fito katanya tuh playboy."
◽◽◽
Di depan sana, pria yang sudah hampir berusia lima puluhan itu masih mengajar. Semua murid nya sedang mendengarkan, beberapa ada yang sambil mencatat apa yang guru itu katakan.
"Jadi, kalian paham atau tidak?"
"Paham, Pak."
Hampir seluruh siswa di kelas itu menjawab dengan hal yang sama. Pelajaran Sosiologi bagi mereka tak terlalu susah di pahami.
"Oke, kalau begitu Bapak akan beri tugas untuk kalian. Buka buku halaman enam puluh delapan, silahkan kalian kerjakan dengan baik."
"Sama soal nya atau tidak ya, Pak?"
Tanya siswi yang duduk di bangku paling depan.
"Soal di tulis dan yang utama, tulisan harus rapi."
Jawaban guru itu membuat Nafla mendengus pelan. Hanya Fia yang mendengar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
See You [TAMAT]
Teenfikce¦ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ¦ Lengkap! ♣♣♣♣♣ Ketika sama-sama suka, namun tidak ada yang mau menyatakan perasaannya lebih dulu. Lalu, saat sudah bersama, harus dipisahkan karena suatu hal. Bagaimana kisah mereka? ♣♣♣♣♣ 📌Rank📌 #1 melihatmu [15-6...