Happy Reading
◽◽◽Nafla dan Dion kembali damai, tak jadi berdebat karena Dion mengira Nafla ada nasakah dengan dirinya.
Masih di dalam toko sepatu, mereka berdua, lebih tepatnya Dion masih memilih. Laki-laki yang sudah berusia tujuh belas tahun itu bingung. Di kedua tangannya ada dua sepatu yang berbeda, ia bingung harus memilih yang mana.
"Yang kanan aja, dia gak terlalu suka warna yang mencolok kayak ungu gitu."
Usul Nafla di sebelah Dion. Dia terlihat sudah bosan, kedua tangannya di lipat di depan dada. Padahal kalau bosan ia bisa duduk di kursi yang disediakan tak jauh darinya.
"Masa sih cewek gak suka warna ungu gini?"
"Ish, dibilangin juga. Dia itu kayak gue, suka nya warna yang netral."
"Oh, jadi lo bilang yang kanan aja itu karena lo yang suka nih?"
Dion terkekeh. Dia sudah biasa mengajak Nafla ribut ataupun berdebat. Tapi selama ini hanya lewat chat, bertemu langsung seperti ini jarang.
"Nggak lah! Sumpah, Kak. Percaya sama gue, dia bakal suka sama yang lo pegang di tangan kanan."
Tangan kiri Dion meletakkan sepatu itu kembali ke tempatnya. Dion hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memandangi sepatu di tangan kanan nya.
Memang bagus. Pikir Dion.
Sepatu itu memiliki warna sederhana yang menonjolkan warna putih tulang, krem, dan karamel. Sementara bagian atas nya terlihat campuran kulit, suede dan kanvas, lengkap dengan sentuhan emboss.
Elemen desain lebih lanjut termasuk tali putih bersih, sol luar berwarna cokelat.
Sebenarnya Dion pun sudah jatuh hati pada sepatu yang kini tengah di coba Nafla itu. Ia sudah yakin ingin membeli sepatu itu untuk hadiah Fia.
"Gimana? Di kaki lo muat nggak?"
Nafla mendongak menatap Dion.
"Muat, ukuran kaki Fia di atas gue satu. Kaki dia 'kan panjang, gak kayak gue."
"Maka nya jangan tidur mulu."
Dion menerima sepatu yang baru di coba Nafla. Membiarkan Nafla berdecak kesal di tempat nya, kini Dion berjalan menghampiri pramuniaga toko.
"Mbak, saya mau yang ini. Cuma, ukuran nya stau di atas yang ini ada nggak?"
Tanya Dion sambil menyodorkan sepatu itu.
"Ada, Kak. Sebentar saya ambil dulu."
"Oke, Mbak."
Selagi Dion menunggu, ia membuka ponselnya untuk melihat sekarang pukul berapa. Ia bisa pulang larut, tapi pasti pulang nanti Nafla menebeng. Mana mungkin ia mengantar Nafla malam-malam banget.
Beberapa menit berlalu, pramuniaga tadi kembali dengan sepatu yang di minta Dion.
"Saya ambil yang itu aja, Mbak."
"Baik, Kak."
"Oh iya, bisa tolong di bungkus kertas kado juga nggak?"
Tanya Dion yang di angguki pramuniaga di depan nya.
"Kebetulan sepatu ini baru di rilis, Kak. Kebanyakan masih di jual di toko online. Kakak nya beruntung bisa dapatin sepatu ini."
Dion membelakakkan matanya saat pramuniaga yang berdiri di belakang kasir itu menunjuk Nafla di sana. Perempuan itu sedang asyik memainkan ponsel nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
See You [TAMAT]
Novela Juvenil¦ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ¦ Lengkap! ♣♣♣♣♣ Ketika sama-sama suka, namun tidak ada yang mau menyatakan perasaannya lebih dulu. Lalu, saat sudah bersama, harus dipisahkan karena suatu hal. Bagaimana kisah mereka? ♣♣♣♣♣ 📌Rank📌 #1 melihatmu [15-6...