12. Tak Terlihat

56 14 0
                                    

Happy Reading

◽◽◽

Beberapa hari terakhir ini, Fia sering mengeluh pada Nafla. Ada sebabnya ia mengeluh, beberapa hari terakhir ia tak melihat Dion. Padahal sebelumnya ia merasa sudah mending dari dulu-dulu.

Biasanya, tanpa dicari pun Dion akan muncul di hadapan Fia. Entah itu jauh maupun dekat, yang jelas Fia masih melihatnya. Tapi sampai sekarang ia tak melihat lelaki itu.

"Nafla, lo gak tau gitu di mana dia?"

Nafla yang baru saja duduk di sebelah Fia sambil meletakkan jus stroberi titipan sahabatnya itu menggelengkan kepala. Ia tau sebenarnya, tapi ia tak mau mengungkapkan.

"Apa dia sengaja ya, Naf? Udah bikin gue ngerasa deket sama dia, tapi tiba-tiba dia menjauh."

Fia menyeruput jus nya dengan lesu.

"Sembarangan kalau ngomong, mikirnya tolong jangan kejauhan juga."

"Tapi kalau bener gimana, Naf?"

"Gak bener, pikiran lo itu salah."

"Ya terus dia di mana, Naf? Gue gak tau gue kangen sama dia atau nggak. Tapi gak lihat dia beberapa hari ini, bikin gue gimana gitu."

"Yang gue tau ya, dia ada kok di sekolahan. Cuma ya gak tau deh kenapa dia gak muncul."

Dion memang sedang disibukkan dengan latihannya. Seperti biasa, ia menjadi anggota tim futsal yang maju mewakili sekolah untuk suaru ajang perlombaan olahraga.

Beberapa hari ini pun, Dion absen di kelas. Dia diijinkan tidak mengikuti pelajaran. Bagi Dion, hal yang tidak disukainya kalau mengikuti lomba ya seperti itu. Jadi, membolos kelas.

"Dia gak ada chat lo juga, Naf?"

"Enggak ada, dia lagi sibuk."

"Sibuk ngapain? Cari cewek baru ya?"

Nafla refleks, ia melotot mendengar ucapan Fia. Kepalanya menoleh pada gadis itu.

"Astaga, Fia! Kok lo ngomong kayak gitu sih?"

"Ya abisnya lo gak mau ngasih tau gue sih. Gue yakin lo tau, Naf."

Fia menyeruput jus nya kembali, tangannya menggenggam cup jus itu erat. Ia tak tau kenapa Nafla kini terdiam. Membuat suasana kelas senakin hening.

◽◽◽

"Guys! Mohon perhatiannya sebentar!"

"Apa sih, Rik? Ngomong aja kalau pengen diperhatiin sama Syifa."

Riki sang ketua kelas itu menghela napas. Beginilah punya teman yang suka menjodoh-jodohkan dengan teman sekelas pula. Sedangkan Syifa yang namanya disebut, ia hendak protes namu di tahan oleh Tita.

"Fahmi, kalau ngomong lo jangan sembarang!"

Balas Riki.

"Tapi bener juga ya, kalau jodoh 'kan kalian bisa jadi pasangan yang serasi. Satunya ketua kelas, satunya lagi bendahara kelas."

"Lebih serasi lagi karena mereka satu kelas. Ya gak temen-temen?"

Syifa mengerucutkan bibir sebal. Semua temannya di kelas menatapnya, termasuk Fia yang tadinya sedang menulis catatan materi di buku.

"Ada apa sih, Rik?"

Tanya Tita di tempatnya.

"Minggu lalu pelajaran olahraga 'kan di suruh bawa karet tuh. Ada yang mau bawa? Atau gue tunjuk aja nih?"

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang