29. Semoga Ya!

45 12 1
                                        

Happy Reading

◽◽◽

Fia masih kesal, namun ia kini tengah berdiri di depan warung yang ada di kantin. Dion menatapnya dari jauh, lelaki itu tersenyum. Tingkah Fia memang selalu membuat gemas dirinya. Sampai ia sendiri takut kalau harus benar-benar pisah dengan Fia.

Tak lama kemudian, Fia kembali ke tempat duduk nya. Ia menempatkan sepiring nasi goreng yang baru saja ia beli. Sebagai ganti nasi goreng yang Dion bawa, sekaligus yang ia makan dan hampir habis.

"Makan ya, Kak. Kalau Kakak sakit, aku bakalan ngerasa bersalah banget."

"Berapa kali kamu bilang begitu, Fia? Stop nyalahin diri kamu sendiri, aku gak kenapa-kenapa."

"Takutnya, kenapa-kenapa. Gak ada yang tau soal itu. Lagian, dari wajah Kakak aja masih kelihatan capek."

"Iya-iya, aku makan deh."

"Ya udah makan!"

Kini giliran Fia yang memperhatikan Dion makan. Ia kenyang sekarang. Sambil meminum teh nya, Fia membuka ponsel miliknya.

"Kakak kenal Kak Raka nggak? Temen futsal? Pasti kenal lah."

"Hm, kenal. Kenapa nanyain dia?"

"Kalau Kak Raka punya pacar anak SMA sebelah, Kakak tau juga?"

Dion hanya mengangguk. Ia tau karena sering melihat Raka yang bersama seorang perempuan saat latihan. Bahkan ia akui juga sering melihat perhatian nya Raka yang diberikan pada kekasihnya.

"Jangan bahas mereka, Fia. Aku tau arah pembicaraan kamu mau ke mana."

Dion juga tau, meski hubungan teman nya itu terlihat baik, tapi nyatanya ada suatu perbedaan di antara mereka yang membuat keduanya harus berpisah.

"Kakak ada masalah ya?"

"Enggak ada, sayang."

Sejak Dion datang ke rumah nya pagi tadi, Fia sudah merasa ada yang berbeda dari Dion. Awalnya Fia pikir, mungkin Dion sedang lelah. Tapi, semakin lama ia semakin yakin kalau kekasihnya itu menyembunyikan sesuatu.

"Beneran? Gak bohong 'kan?"

"Enggak."

"Ya udah. Aku ke kelas duluan ya, Kak. Ada ulangan jam pertama ini."

Lima belas menit lagi bel berbunyi. Fia sampai tak sadar waktu sudah berlalu. Ia kembali menggendong tas sekolahhnya.

"Sebentar, bareng aja."

Dion menyelesaikan kunyahan nya, lalu menyeruput minum nya.

"Pelan, Kak. Lagian makanan Kakak belum habis itu."

"Gapapa, udah kenyang juga."

Mereka berdua bersegera memasuki kelas, Dion juga mengantarkan Fia sampai ke kelas nya dulu. Lalu, ia baru pergi ke kelas nya sendiri. Koridor nampak ramai dengan para murid yang entah hanya duduk santai ataupun literasi pagi.

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang