Happy Reading
◽◽◽
Dion hanyalah Dion, lelaki remaja delapan belas tahun yang sedang berusaha menggapai apa yang ia inginkan. Dan apa yang orangtua nya inginkan.
Menjadi anak satu-satu nya bukan yang Dion inginkan. Terasa sangat berat baginya menghadapi kenyataan itu, bahwa dia anak tunggal.
Sampai sekarang ia masih terpikir, apa yang seharusnya ia lakukan. Ia tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang harus ia lakukan itu.
"Putus, nggak, gue gak mau. Tapi, kalau Papah beneran nekat gimana?"
Ia bermonolog. Tengah malam seperti ini membuat otak nya semakin lancar berpikir. Tenang.
"Percuma gue nunggu dua tahun lebih buat akhirnya di sama-sama sama Fia. Tapi, baru sebulan jadian aja udah harus berakhir."
Dion menyugar rambutnya, lalu bangkit dari tempatnya duduk. Tidur pun sebenarnya bukan menyelesaikan semua nya. Ia juga belum mendapat keputusan.
Tapi, kini Dion mulai merebahkan dirinya di kasur. Ia hanya berharap semoga besok pagi ia bisa mendapat keputusan. Dan tentunya yang lebih baik.
◽◽◽
Pukul empat pagi, Dion sudah terbangun dari tidurnya. Lebih cepat satu jam dari biasanya ia bangun tidur. Harapan nya ternyata terwujud. Tapi tetap saja, ia masih belum yakin.
Dion selesai bersiap-siap setelah setengah jam kemudian. Ia akan pergi dari rumah sepagi ini. Sangat bukan Dion, tapi ia lakukan itu.
Menuruni satu persatu anak tangga, hingga ia sampai di lantai dasar rumah. Masih nampak sepi, hanya lampu dapur yang menyala. Langkah Dion langsung tertuju di sana.
"Bi, udah ada yang jadi belum masakan nya?"
Tanya Dion membuat wanita yang tengah memasak itu terperanjat kaget.
Dion terkekeh melihat asisten rumah tangga nya terkaget. Ia tak ada niat mengagetkan, tapi melihat respon kaget Bik Yani, ia sedikit terhibur.
"Ya ampun, Aden Dion. Ngagetin Bibi aja."
"Maaf, Bik. Gak ada niat ngagetin kok tadi."
"Aden kenapa udah rapi? Mau ke sekolah jam segini?"
Dion mengangguk membuat Bik Yakin menepuk jidat nya pelan.
"Jam segini mana udah buka sekolahnya, Den. Masih tutup."
"Iya, Dion tau, Bik. Mau ke rumah temen dulu, jemput."
"Oalah begitu toh."
"Tadi Dion nanya loh, Bik. Masa gak di jawab."
Ucap Dion sambil menuangkan air putih ke gelas untuk ia minum.
"Oh, yang masakan Bibi udah mateng apa belum ya?"
Dion mengangguk.
"Baru nasi yang mateng. Gimana kalau Bibi buatin nasi goreng aja?"
"Boleh, Bik. Tapi kalau udah mateng, taruh di tempat makan aja, Bi."
Bik Yani melempar jempol pada Dion. Kini langsung bergerak membuat bumbu nasi goreng. Bagi Bik Yani, membuat nasi goreng tak butuh waktu lama. Katanya mudah banget.
Sepuluh menit kemudian, nasi goreng sudah tersaji di dalam wadah makan. Bik Yani membawa wadah itu pada Dion yang duduk di sofa ruang keluarga sambil membaca koran.
"Aden, ini udah mateng nasi goreng nya."
Dion menoleh, lalu ia menyimpan kembali koran yang ia baca.

KAMU SEDANG MEMBACA
See You [TAMAT]
Novela Juvenil¦ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ¦ Lengkap! ♣♣♣♣♣ Ketika sama-sama suka, namun tidak ada yang mau menyatakan perasaannya lebih dulu. Lalu, saat sudah bersama, harus dipisahkan karena suatu hal. Bagaimana kisah mereka? ♣♣♣♣♣ 📌Rank📌 #1 melihatmu [15-6...