18. Cemburu Lagi

53 10 0
                                    

Happy Reading

◽◽◽

Flashback Onn

Kedua remaja itu baru saja keluar restoran, bahkan mereka berdua nampak bergandengan tangan dengan kaku. Ya, masih kaku. Meski keduanya merasakan hal yang tak biasa.

Dion ingin mengajak Fia menemaninya membeli sepat dulu. Ia ingin tau pendapat seorang perempuan tentang pilihannya. Selama ini ia selalu pergi sendiri kalau membeli sesuatu. Seleranya pun itu-itu saja.

Namun, sebelum lelaki itu mengajak Fia, nampaknya Fia ingin segera pulang. Hal itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengajak perempuan itu.

Saat berjalan melewati restoran yang berbeda dengan tempat makan nya tadi, ada sepasang mata yang melihat keduanya dengan tatapan bertanya.

Masih bingung, apa benar lelaki yang baru saja ia lihat itu adalah orang yang ia kenal? Tapi, mengapa bersama seorang perempuan?

Pemilik sepasang mata itu ialah seorang wanita dengan setelan kerjanya yang tengah menyantap makan siang nya dengan rekan kerja nya.

"Ada apa, Bu? Kenapa anda terus menatap keluar sana?"

"Oh, maaf. Sepertinya saya hanya salah melihat orang."

"Memangnya Ibu kira orang yang Ibu lihat itu siapa?"

"Anak saya, tapi saya tidak yakin juga."

Keduanya kembali menyantap makan nya. Tak mempedulikan hal tadi, mereka hanya meneruskan makan. Lalu, mengobrol kembali tentang bisnis yang akan mereka kerjakan.

Flashback Off

◽◽◽

Saat memasuki komplek rumah Fia, ponsel milik Dion bergetar di dalam saku celananya. Fia juga mendengar getaran itu, untungnya di depan sana rumahnya sudah nampak terlihat.

Ia sudah menyuruh Dion untuk menepi dulu, memberi tau siapa tau telepon yang masuk itu penting. Tapi, lelaki itu tak mau.

Kini, Fia turun dari motor Dion bersamaan dengan Dion yang merogoh sakunya. Lelaki itu langsung mengangkat telepon yang kembali masuk di ponselnya.

"Halo?"

Ucap Dion yang menatap Fia.

"Halo, sayang! Kamu di mana?"

"Lagi di rumah temen. Lebih tepatnya nganterin sih."

Jawab Dion di akhiri kekehan nya.

Fia yang melihat Dion terkekeh justru menggigit bibir bawahnya. Mendengar kata 'sayang' dari telepon itu pun perasaannya tak enak.

"Pulang, sayang. Ada kejutan buat kamu di rumah."

Ia menatap Fia. Perasaan nya semakin tak enak saat Dion menatapnya barusan. Sepertinya lelaki itu ada urusan mendadak karena seseorang di sana menyuruhnya pulang.

"Iya, Dion pulang ya. Awas kalau kejutan nya gak bikin aku kaget ya."

"Pasti bikin kamu kaget."

"Iya, ya udah matiin telepon nya. Dion mau langsung jalan pulang."

"Hati-hati di jalan, sayang."

Fia berusaha tersenyum saat Dion kembali menyakukan ponselnya setelah menerima panggilan telepon tadi. Ia masih memegang helm milik Dion yang dipakainya tadi.

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang