Aku melangkahkan kakiku memasuki pekarangan sekolah. Aku melihat sekelilingku. Sudah banyak murid yang ada disekolah. Ada yang bercerita. Ada yang berkumpul. Ada yang menyendiri. Dan ada yang baru datang sama sepertiku.
Tepat jam 07.00 aku tadi tiba disekolah. Ini bukan kali pertama aku datang disini. Mungkin ini sudah beberapa kalinya aku menginjakkan kaki ketempat ini. Beberapa kali datang saat beberapa tahun lalu untuk Olimpiade saat smp. Dan beberapa kali datang untuk mengurus administrasi yang diperlukan untuk siswa pindahan.
Tidak heran, tempat ini sudah tak asing lagi bagiku. Bahkan, Aku sudah mengingat bagian-bagian dari tempat ini. Dulu saat Aku masih duduk di sekolah menegah pertama aku sangat berkeinginan untuk masuk di sekolah ini. Dan ya, hari ini keinginanku akhirnya terkabul.
Setibanya Aku di lorong, banyak siswa-siswi yang melihat kearahku. Ah, rasanya Aku seperti telah berbuat sesuatu. Seluruh tatapan melihat kearahku. Seakan-akan bertanya siapa diriku?.
Aku menghiraukan seluruh tatapan yang ada dan tetap berjalan. Aku menuju ruang kesiswaan. Dan untungnya tidak berada jauh dari pekarangan sekolah.
Tok Tok Tok
"Permisi" Kataku sambil mengetuk-ngetuk pintu ruangan yang ada didepanku saat ini. Tak berapa lama terdengar suara yang mempersilahkan aku masuk.
"Ah kamu sudah datang" Ucap seorang laki-laki tua yang berseragam guru saat melihatku masuk. Raymon nama yang tertulis diseragamnya. Wajahnya terlihat seperti guru killer. Mungkin saja, aku benar.
"Iya pak, jadi kelas saya dimana ya pak?" Tanyaku karena aku yang belum mengetahui dimana kelasku.
"Kelas kamu di XI IIS 1" Setelah itu, dia berjalan keluar sambil memberi isyarat padaku bahwa untuk mengikuti dia. Dan memanggil salah seorang laki-laki yang baru saja lewat dan mengatakan untuk mengantarkan Aku ke kelasku. Sepetinya dia Abang kelas.
"Kelas XI IIS 1 ya dek?" Benar dugaanku ternyata dia memang Abang kelas.
"Iya" Jawabku singkat karena memang aku tidak mengenalnya sama sekali. Aku terus mengikutinya melewati lorong hingga akhirnya kami berhenti didepan kelas yang bertuliskan XI IIS 1 .
"Terimakasih" Ucapku padanya dan dia hanya mengangguk dan kemudian pergi.
Aku memasuki kelas. Semua tatapan menatap kearahku. Rasanya canggung, bingung. Dan Asing, satu kata yang aku pikirkan saat melihat kearah mereka. Aku masih berdiri didepan pintu hingga salah satu dari mereka bertanya padaku.
"Anak baru ya?" Aku hanya menganggukkan kepalaku kearahnya dan dia memperkenalkan diri padaku. Alina Putri itu namanya. Aku berpikir keras, sepertinya dia tak asing bagiku. Ah ya, dia teman di BBM ku dulu. Tidak kenal, tidak dekat. Namun, aku hanya sebatas tau dia dan mengetahui namanya.
"Duduk disini aja Ra" Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan ku dari arah belakang. Ternyata itu Ridho Putra, teman masa smp ku dulu.
"Eh iya" Kemudian aku melangkahkan kakiku menuju tempat yang Ridho tunjuk. Aku duduk didepan, tempat yang masih kosong. Aku menghela nafas. Akhirnya ada juga seseorang yang aku kenal dikelas ini.
Beberapa menit kemudian bel berbunyi. Pertanda bahwa sudah saatnya masuk. Aku masih tetap diam ditempatku hingga seseorang perempuan datang dan duduk disebelahku. Sepertinya dia memang duduk dikursi yang ada disebelahku.
"Pagi" seorang guru datang memasuki kelas.
"Pagi juga buk"
"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru ya? Mana orangnya?" Saat guru selesai bertanya, disaat itu juga kelas menjadi ribut. Banyak suara yang terdengar hingga bersatu dan tidak jelas.
"Saya buk" aku mengangkat tanganku dan berjalan kedepan kelas untuk memperkenalkan diri pada teman-teman baruku. Iya, teman-teman baru.
"Selamat pagi" sapaku dengan senyumanku. Aku pun melanjutkan perkenalan diriku. "Perkenalkan nama saya Reinarra Carissa Dyandta, aku pindahan dari Jakarta. Salam kenal semuanya"
"Ada yang ingin ditanyakan?" Tanya guru yang disebelahku.
"Nama panggilan kamu apa? Kalau nama aku Andre Nicholas. Panggil aja Andre"
"Diihh sok yes banget sih ndre, lagian dia kan ga nanyain lo" kata salah satu dari mereka.
"Sirik banget sih, ya suka-suka gue lah mau nanya apa" Jawab Seorang laki-laki yang tadi bertanya dengan nada tidak suka. Kemudian hening, Aku pun menjawab pertanyaan dari laki-laki yang bernama Andre tadi.
"Panggil Narra aja"
"Orang apa? Kok cantik banget? Blasteran ya?"
"Aku blasteran Indonesia-Australia"
"Ohh pantes matanya biru"
Yap, Aku memang blasteran Indonesia dan Australia. Mama orang Indonesia dan Papa aku Australia. Wajahku memang mengikuti wajah mama namun mataku sangat jelas mengikuti papa. Tak heran, banyak yang bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)
Teen FictionGUYS CERITA INI SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL BERBEDA JIKA BERMINAT BISA DICEK di : GUEPEDIA https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MjA0Nzg= TOKOPEDIA https://tokopedia.com/guepedia/all-that-remains-are-memories BUKALAPAK https://www.bukalapak.com...