Berbicara dengannya

14 7 0
                                    

Pagi yang cerah. Pagi yang membuatku bersemangat. Hari ini kami freeclass sampai pulang. Bukan karena guru rapat. Tapi karena hari ini osis mengadakan perlombaan antar kelas untuk memperingati hari bahasa.

Aku berjalan kearah kelas. Penghuni kelas sudah ramai yang datang. Semuanya sudah mengambil bagian masing-masing. Aku meletakkan tasku dan berjalan kearah belakang.

Saat ini Aku sedang melihat Eza, Raka, dan Daniel menempelkan lemari di dinding. Lemari kayu buatan sendiri yang berukuran 1 m x 42 cm. Setelah terpaku kedinding. Aku membersihkan bagian yang kotor.

Aku berjalan kearah mereka yang sedang membentuk origami. Aku mengajak Vita untuk menghias lemari kayu tadi dengan origami yang telah siap. Hitung-hitung mempercepat kerja.

"Vit kupu-kupunya ditempel miring gini ya" Aku menjelaskan sekalian menunjukkan caranya langsung pada Vita. Dia hanya mengangguk tanda mengerti.

Semua yang kami lakukan didalam ruangan ini untuk lomba antarkelas. Tidak wajib sebenarnya tetapi kelas ku ingin mengikutinya. "Biar makin kompak" begitu kata ketua kelas kemarin.

Tidak hanya lomba mendekor kelas tetapi ada juga lomba lain. Seperti lomba puisi, dongeng, cerdas cermat, dan debat. Banyak murid yang antusias mengikutinya. Karena jarang sekali memang sekolah kami ini free sampai pulang.

Setelah selesai menghias lemari kayu, Aku dan Vita tersenyum puas melihatnya. Aku melirik sekitarku. Masih banyak yang menempel beberapa hiasan dijendela.

"Narr punya novel atau buku gak?" Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan ku.

"Eh Mila, tapi gue lagi ga bawak" Ujarku pada Mila. Seseorang yang berbicara barusan.

"Yaah sayang banget. Kita kekurangan novel buat diisi ke lemarinya" Aku kemudian berpikir keras mencari jalan keluar. Kemudian Aku teringat Angel. Dia penyuka novel juga. Sepertinya dia bawa.

"Kayanya teman gue ada deh. Biar gue pinjamin ya" Mila tersenyum dan mengangguk padaku. Segera Aku berjalan keluar mencari Vita untuk menemaniku kekelas Angel.

Sesampainya didepan kelas XI IIS 4 tak ada dari kami yang mau masuk untuk sekedar memanggil Angel. "Lo aja deh yang manggil Narr, kan gue gak terlalu dekat sama Angel" Aku berpikir lama sebelum Vita mendorong ku tepat kedepan pintu kelas.

"Astaga" ucapku terkejut saat melihat ada seseorang juga yang ingin keluar. Dia Adrian. Dia hanya menatapku bingung.

"Ee..ehh ha..haii" sapaku gelagapan. Dia hanya diam menatapku. "Astaga kok gue jadi lupa mau ngomong apa" rutukku dalam hati. "Narra cepat tanyaaa" suara teriakan Vita disebelahku membuatku teringat apa tujuanku.

"Emm itu. Ada Angel gak?" Setelah mendengar ucapanku. Dia melihat isi kelas. Kemudian beralih memandang kearahku.

"Lagi keluar"

"Kemana?" Dia hanya mengedikan bahu acuh pertanda dia tak tahu. Dia ingin berbalik namun suaraku menghentikan pergerakan nya. "Punya novel atau buku bacaan buat literasi gak?" Sambungku. Dia kembali menatapku dan berpikir sebelum menjawab pertanyaanku.

"Ada. Kenapa?"

"Boleh pinjam bentar gak? Buat kelas" Dia hanya mengangguk tanda iya kemudian berjalan kearah belakang. Aku menunggunya diluar.

"Ini" dia menyodorkan dua buku padaku. Aku pun menerima nya.

"Makasih" Dia hanya mengangguk menjawab ku kemudian berbalik kedalam lagi. Aku menghela nafas kasar. "Dia gak punya suara ya? Ngangguk geleng-geleng mulu" ucapku dalam hati.

Setelah mendapat apa yang diinginkan. Aku mengajak Vita kembali kekelas. Dan memberi pada Mila buku yang kami pinjam tadi.

"Mil bukunya punya kelas XI IIS 4, jangan sampai hilang"

"Oke syiap"

2 jam berlalu

Aku saat ini sedang duduk dikantin. Memperhatikan sepasang orang yang sedang ngebucin disebelahku. Aku hanya memutar bola mataku malas melihat mereka.

"Ngebucin terus astaga"

Aku mencebikkan bibirku. Berkali-kali mengela nafas dengan kasar. Aku memutuskan untuk melihat lomba debat saja. "Vit gue liat debat ya" ucapku pada Vita dan dia hanya mengacungkan jempol padaku. "Kalau udah ngebucin gak ingat teman dasar" rutukku dalam hati.

Sambil berjalan Aku melihat sekelilingku. Aku sesekali menyesap secup Matchalatte yang ada ditangan kananku. Setibanya dipinggir lingkaran lomba Aku berhenti. Aku memerhatikan jalannya debat.

Dekor antar kelas sudah dinilai tadi. Itu sebabnya Aku dan Vita memutuskan kekantin. Tapi tidak taunya disana sudah ada Fino. Jadilah Aku kembali menjadi nyamuk.

Merasa bosan berdiri melihat debat. Aku memutuskan kembali kekelas saja. Namun dari jauh mataku menangkap sesosok laki-laki yang membuatku teringat pada hal tadi pagi. Adrian, pemilik buku yang tadi pagi Aku pinjam.

"Eh buku tadi udah dibalikin?" Tanyaku saat berpas-pasan dan menghentikan langkahnya.

"Udah"

"Ohh bagusdeh, makasih sekali lagi" ucapku dan dia hanya mengangguk.

Tak habis pikir Aku melihatnya. Sepertinya perkataan Raka memang benar. Dia tidak banyak berbicara. Tapi tadi itu apa? Apa Aku sedang berusaha basa-basi dengannya?.

Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang