Bakar-bakar

4 0 0
                                    

Sudah seminggu berlalu. Artinya, sudah seminggu juga setelah acara Sedapam. Walaupun Aku tidak mengikuti acara hingga selesai. Namun, tidak disangka acara berjalan sangat baik. Aku harus bersyukur untuk itu.

Aku menatap langit-langit kamar. Aku menghela nafas kasar. Sungguh membosankan hari ini. Hari ini weekend. Sudah sejak pagi setelah mandi Aku hanya rebahan dikasur kesayanganku ini. Ntah sudah berapa kali Aku duduk kemudian kembali tidur.

Aku hanya mengguling-gulingkan tubuhku. Berputar-putar mencari posisi yang Aku suka. Jika bosan dengan terlentang maka Aku akan menyamping atau jika tidak Aku akan tengkurap seperti layaknya anak bayi.

Sudah sejak tadi juga Aku memainkan hp. Tidak ada chat dari yang special selain chat grup Sedapam. Sangat ramai memang sekarang digrup itu. Aku sangat enggan membukanya. Karena Aku telah mengetahui hal itu sejak kemarin. Bahwa hari ini kami ada acara panitia.

Acara bakar-bakar ayam dan jagung. Ini dilakukan sebagai bentuk kebersamaan dan syukur setelah acara yang telah terjadi berjalan dengan lancar. Acaranya jam 14.00. Sekarang sudah jam 13.00. Namun, Aku masih tidak ingin bergerak untuk bersiap.

Walaupun bosan dikasur. Namun, Aku juga sangat malas bergerak. Aku kembali menghela nafas kasar. Dengan langkah berat Aku turun dari ranjang. Aku pun bersiap.

Ting

Mendengar sebuah bunyi dari hp. Aku segera bergegas untuk melihatnya. Pesan dari orang yang Aku tunggu-tunggu pun datang.

AdrianFahri
Udah siap-siap?

ReinarraCarissa
Udah
Baru aja
Kamu lagi istirahat ya?

AdrianFahri
Kapan pergi?
Iya ntar lagi main lagi

ReinarraCarissa
Ntar lagi
Ohh semangat yaa

AdrianFahri
Hati-hati nanti
Makasih sayang

ReinarraCarissa
Iyaa

Tampilan onlinenya sudah hilang. "Mungkin udah mulai" batinku. Adrian saat ini sedang futsal. Itu sebabnya Aku sedari tadi uring-uringan. Karena tidak ada yang menemani gabutku.

***

Aku sudah sampai ditempat acara. Sudah ramai yang datang. Aku pun segera untuk bantu-bantu. Sangat sibuk saat ini memang. Semuanya berbagi tugas. Laki-laki sibuk membakar. Perempuan sibuk didapur saat ini untuk memasak nasi, mencuci peralatan. Dan beberapa lainnya sedang menyiapkan tempat untuk makan.

Aku sedang membantu untuk menyiapkan tempat. Ada beberapa laki-laki membantuku. Mereka semua adik kelasku di Sedapam. Aku mulai melebarkan tikar. Setelah selesai, Aku sedikit membersihkan atasnya.

Karena telah selesai, Aku hanya menatap yang lain dari tempatku. Hanya menatap diam tanpa suara. Ntah apa yang kupikirkan sekarang. Terlalu malas sebenarnya Aku untuk berbicara.

"Kak senyum" Aku mengernyitkan keningku heran. Aku menatap sumber suara. Ada seseorang adik kelas laki-laki yang mengarahkan kamera kearahku. Seolah terasadar, Aku pun tersenyum kearah kamera yang dia pegang.

"Hasilnya bagus. Kakak mau liat?" Dia menghampiriku. Kemudian mulai memperlihatkan gambar yang dia ambil tadi. Aku hanya tersenyum melihatnya.

"Makasih Arka" Dia hanya tersenyum mengangguk kemudian duduk bersebelahan denganku sambil mengotak-atik kamera yang sedang dia pegang. Aku mengenalnya. Dia adik kelasku juga saat smp. Aku juga populer saat smp. Tak heran, banyak juga yang kukenal.

Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang