Ultah Sekolah

12 7 0
                                    

Tidak terasa sudah bulan Desember. Tiba saatnya hari yang tunggu-tunggu seluruh warga SMA CENDRAWASIH. Hari ulang tahun sekolah. Tepat pada hari ini.

Dari malam hari hingga pagi buta tadi seluruh panitia sibuk disekolah. Sibuk mempersiapkan segala yang diperlukan untuk memeriahkan ulang tahun sekolah.

Begitupun dengan Aku, sejak subuh tadi Aku sudah sibuk bersiap kesekolah untuk makeup penari. Terlalu banyak penari memang sehingga harus mengantri. Astaga ini benar-benar menyesakkan pikirku.

Aku melihat sekelilingku saat ini. Sangat ribut dan sangat sibuk. Ruang makeup saat ini diambil disalah satu kelas XII IIS. Karena terlalu lama menunggu, Aku berjalan keluar. Aku melihat belum ada satupun siswa yang datang kecuali yang memang mengambil peran diacara ini.

"Narra" Aku menoleh pada sumber suara. "Giliran lo Narr yang makeup" itu suara Dina. Salah satu tim ku dalam tari. Aku mengangguk membalasnya.

Aku berjalan menghampiri salah seorang yang memang bertugas untuk makeup penari persembahan. Ya, Aku beserta timku tampil diawal. Jadi lebih diprioritaskan.

"Kamu cantik banget" Ucap seseorang yang ku tahu namanya dipanggil dengan sebutan Kak Sasa.

"Makasih kak" Aku tersenyum kearahnya. Akupun duduk didepannya. Dan dimulailah sentuhan tangan kak Sasa di wajahku.

20 menit berlalu

"Udah siap. Duh makin cantik" Kak Sasa tersenyum puas melihat karyanya di wajahku. Aku melihat pantulan diriku di cermin. "Cantik banget makeupnya" ujarku dalam hati. "Kamu blasteran ya dek?" Sambungnya lagi.

"Iya kak"

"Pantes aja mata kamu biru, berasa pakai softlens. Padahal tadi kakak kira kamu pakai softlens loh"

"Ohh iya kak, papa Australi" Kak Sasa hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kamu tukar baju gih sana" Aku mengangguk dan bergegas kekamar ganti yang sudah dibentuk disudut ruangan ini.

Setelah selesai Aku duduk diruang tunggu. Menunggu yang lain siap. Untuk menghilangkan kebosananku Aku membuka kamera. Sedikit mengabadikan wajahku yang jarang-jarang makeup.

"Narra udah siap?" Suara Angel mengalihkan pandanganku dari hp.

"Udah, kenapa?"

"Kalau udah simpan tas yuk kekelas" Aku tampak berpikir sejenak sebelum mengiyakan ajakannya.

Setelahnya kami menuju kelas XI IIS. Tidak sepi seperti tadi lagi. Sudah banyak yang datang. Aku melihat banyak yang berlalu lalang. Dikarenakan menggunakan dresscode batik jadi semua pakaian saat ini warnanya beragam.

Aku telah sampai didepan kelasku. Aku mengatakan pada Angel untuk menunggu diluar. Aku mencari Vita untuk menitipkan tas selempangku. Aku tidak membawa ransel karena memang tidak ada yang perlu dibawa selain hp dan dompet.

Setelah menitipkan tasku pada Vita, Angel mengajakku kekelasnya dengan tujuan yang sama seperti Aku tadi. Sebenarnya dengan sedikit kesusahan Aku berjalan menggunakan kostum tari ini. Apalagi ditambah sunting yang besar dan berat dikepalaku saat ini. Rasanya seperti banyak beban dikepalaku.

"Narra ikut masuk aja yuk" Angel mengajakku masuk kedalam, awalnya Aku hanya menatapnya bingung sebelum suaranya kembali terdengar "Aku mau perbaikin suntingnya dikaca sebentar soalnya agak goyang gitu" Aku hanya mengangguk setuju kemudian mengikutinya dari belakang.

Tepat saat Aku melangkahkan kaki masuk. Seluruh tatapan mengarah pada kami. Rasanya canggung sekali berada disini. Aku hanya menunduk sambil mengikuti Angel ketempat duduk nya. Banyak terdengar suara bisik-bisik dari mereka.

"Gila cantik banget"

"Eh itu anak baru itu ya?"

"Mirip bidadari srius ga bohong"

"Dia pakai softlens ya?"

"Nama instagramnya apa ya?"

Aku hanya tersenyum kikuk mendengar beberapa orang yang sedang membicarakan ku. Aku mendongak melihat sekelilingku. Semuanya menatap padaku. "Astaga pada kenapasih" tanyaku dalam hati.

"Udah biarin aja mereka. Soalnya lo cantik banget sih" Angel terkekeh melihatku yang saat ini memang benar-benar merasa canggung. Apa terlalu kentara dari wajahku?

"Iya, btw makasih" Aku tersenyum padanya. Tak lama setelah Aku tersenyum kembali terdengar suara bisikan lagi.

"Astaga senyumnya manis banget"

"Udah punya pacar belum ya?"

"Sumpah ya gue iri banget liat dia"

"Pemandangan indah dipagi hari"

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku mendengarnya. "Ada-ada saja mereka" pikirku. Sambil menunggu Angel memperbaiki suntingnya, Aku melirik kearah luar. Tetapi, Aku merasa ada seseorang yang sedang menatapku. Sontak Aku mengalihkan pandanganku. Mata kami beradu. Tidak lama karena dia mengalihkan kembali pandangannya pada hp.

"Adrian ngapain ya lihat-lihat gue mulu"

Aku bertanya-tanya dalam hati. Apa ada yang lain dari Aku? Kenapa dia selalu menatap Aku diam-diam. Aku hanya tersenyum mengingat setiap kali Aku kembali menatapnya. Dia akan mengalihkan pandangannya kearah lain. "Aneh sekali" pikirku.

"Udah yok Narr" suara Angel membuyarkan lamunanku. Aku pun hanya menganggukkan kepalaku. Kemudian mulai beranjak dari tempatku.

"Ngel" sebuah suara menghentikan langkah kami. "Teman lo namanya siapa? Udah ada pacar belum?" Sambungnya lagi. Angel terkekeh mendengarnya. Aku tak mengenalnya tetapi Aku sering melihat dia bersama Adrian. Mungkin temannya pikirku.

"Ngapa suka lo? Namanya Narra terus udah jomblo beberapa tahun yang lalu" Reflek Aku mencubit tangan Angel. "Sembarangan kalau ngomong" bisikku padanya. Angel hanya tertawa kecil dan menunjukkan dua jarinya padaku.

"Bukan gue sih tapi ada teman gue" Perkataannya sontak membuat kami berdua menatapnya bingung. Seolah Dia tau maksud kami "tapi rahasia orangnya" lanjutnya lagi.

Tak mau ambil pusing. Aku mengajak Angel keluar keruang tunggu. Dan kami pun meninggalkan kelas XI IIS 4. Walaupun dalam hati Aku bertanya-tanya siapa maksud laki-laki tadi. Tapi Aku mencoba menghilangkannya dalam pikiranku.

Matchalatte (SUDAH TERBIT!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang